Di kalangan
masyarakat, dunia perikanan pada umumnya saat ini berkembang sinyalemen
bahwa generasi muda kurang berminat untuk terjun ke dunia perikanan. Hal itu
dapat disebabkan karena dunia perikanan identik dengan dunia kotor, berbaur dengan
lumpur dan bau amis, kumuh,
miskin dan komunitas yang terpinggirkan serta dianggap tidak memberikan
prospek di masa depan.
Pada
kenyataannya sektor perikanan berpengaruh besar dalam menunjang ketahanan pangan
stabilitas nasional serta penghasil devisa negara. Tidak bisa
dipungkiri lagi bahwa isu masyarakat global ke depan adalah berkaitan dengan
masalah pangan, air dan energi. Ketiga hal tersebut merupakan kebutuhan dasar
manusia dimana pasokan dan ketersediaanya menjadi faktor kunci bagi
keberlanjutan kehidupan manusia.
Usia dini adalah usia yang sangat menyenangkan
bagi para semua anak-anak. Keceriaan, tawa, canda dan gurauan mereka selalu tersurat di bibir mungil mereka. Senyuman mereka mencerminkan kesejahteraan suatu negara. Anak-anak ini
tidak serta merta bebas begitu saja bermain. Mereka disekolahkan oleh orang
tuanya untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat bagi bekal kehidupan si anak nantinya. Para orang tuanya
tentu ingin memberikan pendidikan yang lebih bagi anak-anaknya selain dari
pendidikan dari orang tua sendiri. Hal tersebut sejalan dengan apa yang disampaikan oleh
organisasi PBB yang menangani masalah pendidikan yaitu UNESCO (United Nations Educational,
Scientific and Cultural Organization) menyatakan
bahwa apa yang penting untuk dikuasai anak didik
saat ini yang disebut dengan 21st century skill and literacy. Isi
dari 21st century skill and literacy tersebut antara
lain, Basic Skill (Kemampuan Dasar), communication
skill (Kemampuan Berkomunikasi), critical & creative
thinking skill (Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif), information digital literacy (Penggunaan Informasi Digital), inquiry
reasoning skill (Keterampilan Menganalisa), interpersonal skill (Kemampuan Interpersonal), multicultural/ multilingual literacy (Kemampuan Multikultural), problem
solving (Pemecahan Masalah), dan technological skill (Keterampilan
Menggunakan Teknologi).
Indonesia
sebagai negara maritim dikaruniai laut, sumber daya alam dan keanekaragaman hayati yang melimpah. Disamping itu
juga tanah Indonesia sangat
subur, seperti apa yang dinyanyikan oleh Koes Plus “orang bilang tanah kita tanah surga,
tongkat kayu dan batu jadi tanaman…”. Diakatan juga oleh Koes
Plus “bukan lautan hanya kolam susu, kail dan jala cukup menghidupimu, tiada
topan tiada badai kau temui, ikan dan udang datang menghampirimu”. Sumber daya alam Indonesia
bermacam-macam mulai dari yang tidak bisa diperbaharui seperti minyak bumi dan batu bara sampai sumber daya alam yang dapat diperbaharui
seperti tumbuhan dan hewan. Keanekaragaman hayati Indonesia sangat besar, luas
Indonesia yang hanya 1,3% dunia memiliki 17 % kenaekragaman hayati dunia.
Beragam kekayaan tersebut harus dijaga agar tidak rusak dan tetap lestari. Begitu juga luas
laut Indonesia yang mencapai 2/3 dari total luas negara Indonesia yaitu
mencapai 5,8 juta Km2. Kita memiliki sebnyak 13.466 pulau dengan
panjang garis pantai mencapai 99.093 km. Potensi budidaya laut sebesar 12,5
juta Ha, budidaya air payau 2,96 juta Ha. Keanekaragaman biota laut Indonesia merupakan
salah satu yang terkaya di dunia yang terdiri atas 8500 spesies ikan, 555
spesies rumput laut, 950 spesies biota terumbu karang, 52 spesies laumun dan
202 spesies mangrove. Dan dengan potensi lestari perikanan tangkap sebesar 9,5
juta ton ikan per tahun, maka bisa dikatakan bahwa Indonesia merupakan surganya
perikanan. Disamping sumber daya laut, sumber daya air tawarpun tidak kalah
banyaknya. Aliran sungai mengalir di seluruh pulau-pulau besar di Indonesia.
Waduk, telaga, embung dan rawa juga tersebar luas. Potensi pengembangan
perikanan air tawarpun masih sangat luas. Pendidikan pertanian dan perikanan sangat cocok untuk menerapkan usaha
dalam menjaga kelestarian negara agraris dan maritim ini.
Untuk
membentuk SDM (Sumber Daya Manusia) yang unggul maka diperlukan pendidikan yang
unggul pula dalam bidang perikanan. Bidang perikanan di sini tentu saja bidang perikanan dalam arti yang luas, bukan hanya perikanan yang berhubungan dengan ikan, pancing, jala dan bau amis saja seperti paradigma yang selama ini ada di masyarakat. Perikanan dalam arti yang luas meliputi kesehatan ikan, hutan pantai, teknologi hasil perikanan, ilmu-ilmu dasar (biologi, matematika, fisika, kimia, dll), gizi, sosial ekonomi
perikanan, agribisnis perikanan dan penyuluhan perikanan.
Pendidikan
perikanan ini sangat baik ketika dimasukkann sejak usia dini. Usia dini merupakan
masa pada kanak-kanak meniru segala perilaku yang dilihatnya, buruk
ataupun baik. Pada tahap inilah harus
ditanamkan nilai kebaikan pada anak. Pada usia dini 0-6 tahun, otak berkembang
sangat cepat hingga 80 persen. Pada usia tersebut otak menerima dan menyerap
berbagai macam informasi, tidak melihat baik dan buruk. Itulah masa-masa yang
dimana perkembangan fisik, mental maupun spiritual anak akan mulai terbentuk.
Karena itu, banyak yang menyebut masa tersebut sebagai masa-masa emas anak (golden age).
Pendidikan
perikanan sejak usia dini merupakan awal dari pengenalan dunia perikanan pada anak-anak. Tahap selanjutnya yang
akan dihadapi oleh anak-anak ini adalah tahap sekolah dasar dan menengah.
Tibalah ketika seorang memilih apa yang akan menjadi program pendidikan
selanjutnya apakah akan serius dalam bidang perikanan atau tidak.
Di
perguruan tinggi yang dasarnya perikanan akan dipelajari lebih dalam tentang perikanan. Di sini akan dipelajari bagaimana perikanan untuk kebutuhan pangan manusia ke
depannya dan perikanan bagi segala kebutuhan manusia nantinya. Program studi di perguruan
tinggi lebih spesifik mempelajari ilmu-ilmu perikanan. Program studi di Jurusan
Perikanan meliputi Manajemen Sumberdaya Perairan, Budiaya Perikanan,
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Teknologi Hasil Perikanan dan Sosial Ekonomi
Perikanan. Sedangkan pada Jurusan Ilmu Kelautan terdapat program studi
Oseanografi dan Ilmu Kelautan. Pada srata yang lebih tinggi yaitu program pasca
sarjana terdapat program studi Manajemen Wilayah Pesisir. Ilmu yang telah di dapat dari hasil belajar
seseorang sebelum masuk perguruan tinggi perikanan akan kembali di review dan
ditambah lagi pengetahuannya. Penemuan-penemuan untuk perikanan pun lahir dari tangan terampil para
pelajar dan peneliti. Penelitian yang telah dilakukan kemudian digunakan pada
dunia nyata untuk kemajuan perikanan melalui desiminasi teknologi oleh para penyuluh
perikanan.
Semakin
banyaknya penduduk di dunia, khususnya di Indonesia maka kebutuhan pangan
akan semakin dibutuhkan tidak
terkecuali kebutuhan pangan dari ikan. Selain itu perguruan tinggi perikanan akan memegang peranan penting sebagai
ujung tombak dalam masalah perikanan. Berbagai hasil penelitian dan inovasi tentunya diperlukan guna mengatasi
masalah perikanan yang terjadi. Tentunya para generasi penerus perikanan semakin ditunggu kiprahnya dalam menemukan masalah
ketahanan pangan. Masalah pangan sendiri sudah disampaikan Presiden pertama Republik Indonesia
Ir.Soekarno yang mengatakan bahwa pertanian (pangan) adalah masalah hidup atau mati. Memang
benar ucapan Bapak Soekarno tersebut, karena manusia untuk hidup dan bekerja membutuhkan makan dan minum. Apalagi
di tengah isu tentang pangan yang sedang heboh sekarang ini perguruan tinggi peikanan sangat dibutuhkan perannya.
Selain
pendidikan, penyuluhan terhadap para pembudidaya ikanpun mutlak harus dilakukan demi terwujudnya perikanan yang maju dan modern dengan selalu
memperhatikan kearifan lokal. Kebanyakan pembudidaya ikan dan nelayan di Indonesia masih menggunakan sistem tradisional. Berbeda dengan negara
maju yang telah menggunakan teknologi canggih dalam perikanannya. Hasilnya pun tentu saja berbeda.
Petani ikan dan nelayan Indonesia masih banyak dalam garis kemiskinan, sedangkan pembudidaya ikan di negara maju kaya dan bangga akan perikanannya. Dengan adanya penyuluhan
diharapkan hasil-hasil penelitian yang telah didapat bisa segera
dipraktekkan, dan diharapakan hasilnya akan menguntungkan bagi pembudidaya ikan dan masyarakat lainnya.
Peran pendidikan
usia dini pada dunia perikanan sangatlah penting, seperti sebuah pribahasa “belajar di
waktu kecil bagai menulis di atas batu, belajar sesudah dewasa bagai menulis di
atas air” ketika masih kecil apa yang diajarkan akan selalu diingat dan membekas,
namun ketika sudah dewasa apa yang diajarkan akan sulit diingat dan tidak
membekas. Tanamkan perikanan pada usia dini agar kelak nanti mereka akan menjadi calon ahli perikanan pengganti generasi saat
ini yang akan membawa perikanan Indonesia ke arah yang lebih
baik tidak kalah bersaing dengan negara perikanan lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar