Selasa, 21 November 2017

Mengenalkan Dunia Perikanan Sejak Dini


Di kalangan masyarakat, dunia perikanan pada umumnya saat ini berkembang sinyalemen bahwa generasi muda kurang berminat untuk terjun ke dunia perikanan. Hal itu dapat disebabkan karena dunia perikanan identik dengan dunia kotor, berbaur dengan lumpur dan bau amis, kumuh, miskin dan komunitas yang terpinggirkan serta dianggap tidak memberikan prospek di masa depan.
Pada kenyataannya sektor perikanan berpengaruh besar dalam menunjang ketahanan pangan stabilitas nasional  serta penghasil devisa negara. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa isu masyarakat global ke depan adalah berkaitan dengan masalah pangan, air dan energi. Ketiga hal tersebut merupakan kebutuhan dasar manusia dimana pasokan dan ketersediaanya menjadi faktor kunci bagi keberlanjutan kehidupan manusia.   
      



               Usia dini adalah usia yang sangat menyenangkan bagi para semua anak-anak. Keceriaan, tawa, canda dan gurauan mereka selalu tersurat di bibir mungil mereka. Senyuman mereka mencerminkan kesejahteraan suatu negara. Anak-anak ini tidak serta merta bebas begitu saja bermain. Mereka disekolahkan oleh orang tuanya untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat bagi bekal kehidupan si anak nantinya. Para orang tuanya tentu ingin memberikan pendidikan yang lebih bagi anak-anaknya selain dari pendidikan dari orang tua sendiri. Hal tersebut sejalan dengan apa yang disampaikan oleh organisasi PBB yang menangani masalah pendidikan yaitu UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) menyatakan bahwa apa yang penting untuk dikuasai anak didik saat ini yang disebut dengan 21st century skill and literacy. Isi dari 21st century skill and literacy tersebut antara lain, Basic Skill (Kemampuan Dasar), communication skill (Kemampuan Berkomunikasi), critical & creative thinking skill (Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif), information digital literacy (Penggunaan Informasi Digital), inquiry reasoning skill (Keterampilan Menganalisa), interpersonal skill (Kemampuan Interpersonal), multicultural/ multilingual literacy (Kemampuan Multikultural), problem solving (Pemecahan Masalah), dan technological skill (Keterampilan Menggunakan Teknologi).  
        Indonesia sebagai negara maritim dikaruniai laut, sumber daya alam dan keanekaragaman hayati yang melimpah. Disamping itu juga tanah Indonesia sangat subur, seperti apa yang dinyanyikan oleh Koes Plus orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman…”. Diakatan juga oleh Koes Plus “bukan lautan hanya kolam susu, kail dan jala cukup menghidupimu, tiada topan tiada badai kau temui, ikan dan udang datang menghampirimu”. Sumber daya alam Indonesia bermacam-macam mulai dari yang tidak bisa diperbaharui seperti minyak bumi dan batu bara sampai sumber daya alam yang dapat diperbaharui seperti tumbuhan dan hewan. Keanekaragaman hayati Indonesia sangat besar, luas Indonesia yang hanya 1,3% dunia memiliki 17 % kenaekragaman hayati dunia. Beragam kekayaan tersebut harus dijaga agar tidak rusak dan tetap lestari. Begitu juga luas laut Indonesia yang mencapai 2/3 dari total luas negara Indonesia yaitu mencapai 5,8 juta Km2. Kita memiliki sebnyak 13.466 pulau dengan panjang garis pantai mencapai 99.093 km. Potensi budidaya laut sebesar 12,5 juta Ha, budidaya air payau 2,96 juta Ha.  Keanekaragaman biota laut Indonesia merupakan salah satu yang terkaya di dunia yang terdiri atas 8500 spesies ikan, 555 spesies rumput laut, 950 spesies biota terumbu karang, 52 spesies laumun dan 202 spesies mangrove. Dan dengan potensi lestari perikanan tangkap sebesar 9,5 juta ton ikan per tahun, maka bisa dikatakan bahwa Indonesia merupakan surganya perikanan. Disamping sumber daya laut, sumber daya air tawarpun tidak kalah banyaknya. Aliran sungai mengalir di seluruh pulau-pulau besar di Indonesia. Waduk, telaga, embung dan rawa juga tersebar luas. Potensi pengembangan perikanan air tawarpun masih sangat luas. Pendidikan pertanian dan perikanan sangat cocok untuk menerapkan usaha dalam menjaga kelestarian negara agraris dan maritim ini.
            Untuk membentuk SDM (Sumber Daya Manusia) yang unggul maka diperlukan pendidikan yang unggul pula dalam bidang perikanan. Bidang perikanan di sini tentu saja bidang perikanan dalam arti yang luas, bukan hanya perikanan yang berhubungan dengan ikan, pancing, jala dan bau amis saja seperti paradigma yang selama ini ada di masyarakat. Perikanan dalam arti yang luas meliputi kesehatan ikan, hutan pantai, teknologi hasil perikanan, ilmu-ilmu dasar (biologi, matematika, fisika, kimia, dll), gizi, sosial ekonomi perikanan, agribisnis perikanan dan penyuluhan perikanan.
            Pendidikan perikanan ini sangat baik ketika dimasukkann sejak usia dini. Usia dini merupakan masa pada kanak-kanak meniru segala perilaku yang dilihatnya,  buruk ataupun baik. Pada tahap inilah harus ditanamkan nilai kebaikan pada anak. Pada usia dini 0-6 tahun, otak berkembang sangat cepat hingga 80 persen. Pada usia tersebut otak menerima dan menyerap berbagai macam informasi, tidak melihat baik dan buruk. Itulah masa-masa yang dimana perkembangan fisik, mental maupun spiritual anak akan mulai terbentuk. Karena itu, banyak yang menyebut masa tersebut sebagai masa-masa emas anak (golden age).
            Pendidikan perikanan sejak usia dini merupakan awal dari pengenalan dunia perikanan pada anak-anak. Tahap selanjutnya yang akan dihadapi oleh anak-anak ini adalah tahap sekolah dasar dan menengah. Tibalah ketika seorang memilih apa yang akan menjadi program pendidikan selanjutnya apakah akan serius dalam bidang perikanan atau tidak.
            Di perguruan tinggi yang dasarnya perikanan akan dipelajari lebih dalam tentang perikanan. Di sini akan dipelajari bagaimana perikanan untuk kebutuhan pangan manusia ke depannya dan perikanan bagi segala kebutuhan manusia nantinya. Program studi di perguruan tinggi lebih spesifik mempelajari ilmu-ilmu perikanan. Program studi di Jurusan Perikanan meliputi Manajemen Sumberdaya Perairan, Budiaya Perikanan, Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Teknologi Hasil Perikanan dan Sosial Ekonomi Perikanan. Sedangkan pada Jurusan Ilmu Kelautan terdapat program studi Oseanografi dan Ilmu Kelautan. Pada srata yang lebih tinggi yaitu program pasca sarjana terdapat program studi Manajemen Wilayah Pesisir. Ilmu yang telah di dapat dari hasil belajar seseorang sebelum masuk perguruan tinggi perikanan akan kembali di review dan ditambah lagi pengetahuannya. Penemuan-penemuan untuk perikanan pun lahir dari tangan terampil para pelajar dan peneliti. Penelitian yang telah dilakukan kemudian digunakan pada dunia nyata untuk kemajuan perikanan melalui desiminasi teknologi oleh para penyuluh perikanan.
            Semakin banyaknya penduduk di dunia, khususnya di Indonesia maka kebutuhan pangan  akan semakin dibutuhkan tidak terkecuali kebutuhan pangan dari ikan. Selain itu perguruan tinggi perikanan akan memegang peranan penting sebagai ujung tombak dalam masalah perikanan. Berbagai hasil penelitian dan inovasi tentunya diperlukan guna mengatasi masalah perikanan yang terjadi. Tentunya para generasi penerus perikanan semakin ditunggu kiprahnya dalam menemukan masalah ketahanan pangan. Masalah pangan sendiri sudah disampaikan Presiden pertama Republik Indonesia Ir.Soekarno yang mengatakan bahwa pertanian (pangan) adalah masalah hidup atau mati. Memang benar ucapan Bapak Soekarno tersebut, karena manusia untuk hidup dan bekerja membutuhkan makan dan minum. Apalagi di tengah isu tentang pangan yang sedang heboh sekarang ini perguruan tinggi peikanan sangat dibutuhkan perannya.
            Selain pendidikan, penyuluhan terhadap para pembudidaya ikanpun mutlak harus dilakukan demi terwujudnya perikanan yang maju dan modern dengan selalu memperhatikan kearifan lokal. Kebanyakan pembudidaya ikan dan nelayan di Indonesia masih menggunakan sistem tradisional. Berbeda dengan negara maju yang telah menggunakan teknologi canggih dalam perikanannya. Hasilnya pun tentu saja berbeda. Petani ikan dan nelayan Indonesia masih banyak dalam garis kemiskinan, sedangkan pembudidaya ikan di negara maju kaya dan bangga akan perikanannya. Dengan adanya penyuluhan diharapkan hasil-hasil penelitian yang telah didapat  bisa segera dipraktekkan, dan diharapakan hasilnya akan menguntungkan bagi pembudidaya ikan dan masyarakat lainnya.
            Peran pendidikan usia dini pada dunia perikanan sangatlah penting, seperti sebuah pribahasa “belajar di waktu kecil bagai menulis di atas batu, belajar sesudah dewasa bagai menulis di atas air” ketika masih kecil apa yang diajarkan akan selalu diingat dan membekas, namun ketika sudah dewasa apa yang diajarkan akan sulit diingat dan tidak membekas. Tanamkan perikanan pada usia dini agar kelak nanti mereka akan menjadi calon ahli perikanan pengganti generasi saat ini yang akan membawa perikanan Indonesia ke  arah yang lebih baik tidak kalah bersaing dengan negara perikanan lainnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BUDIDAYA IKAN SISTEM KARAMBA