Belut merupakan salah satu komoditas
perikanan air tawar yang sangat potensial untuk dikembangkan. Sampai saat ini
pemenuhan permintaan pasar sebagian besar masih menggantungkan tangkapan dari
alam. Sementara itu hasil dari budidaya belut masih sangat terbatas dan masih
sedikit kontribusinya dalam memenuhi kebutuhan pasar. Melihat hal itu maka
usaha budidaya belut merupakan salah satu usaha yang cukup menjanjikan di masa
mendatang.
Budidaya belut telah diupayakan
sejak tahun 1970an. Akan tetapi usaha tersebut masih sangat terbatas dan masih
berskala kecil. Teknologi dan informasi mengenai budidaya belut saat itu juga
masih minim sehingga masyarakat yang menggelutinya tidak sedikit yang mengalami
kegagalan sehingga gulung tikar. Namun banyak pula yang kemudian mencoba
membudidayakan sehingga usaha ini tetap ada dengan pelaku yang silih berganti.
Budidaya belut masih dianggap riskan
dan beresiko tinggi, akan tetapi belut bukan berarti sulit untuk dibudidayakan.
Budidaya belut akan menghasilkan kesuksesan bila saja dilakukan dengan
ketekunan dan keseriusan. Semakin lama teknologi ini terus berkembang dan
menunjukkan arah yang positif. Dengan digarap penuh ketekunan dan keseriusan
serta dengan ketrampilan tersendiri maka budidaya ini akan berkembang dan mudah
untuk dibudidayakan seiring dengan informasi yang didapat dari para pelaku
budidaya yang saling berbagi ilmu dan pengalamanya sehingga budidaya belut saat
ini bisa dibilang mudah untuk dilakukan. Budidaya belut juga tidak terlalu
banyak menyita waktu. Bisa juga dilakukan sebagai usaha sampingan di pekarangan
rumah yang belum termanfaatkan saat ini.
Melihat potensi pasar, ketersediaan
lahan, kandungan nutrisi belut yang kaya manfaat, bervariasinya olahan masakan
belut, mudahnya bahan baku dan mudahnya cara budidaya belut maka usaha ini
merupakan usaha yang sangat menjanjikan di masa mendatang. Bisa jadi dimasa
mendatang usaha budidaya belut akan mengalahkan budidaya lele yang saat ini
menjadi primadona masyarakat dan pelaku budidaya ikan air tawar.
A. Peluang Budidaya Belut
Semakin berkembangnya teknologi
informasi saat ini semakin mudah pula orang untuk saling berbagi informasi,
tidak ketinggalan informasi mengenai budidaya belut ini. Permintaan pasar dari
berbagai daerahpun baik dalam maupun luar negri
juga cepat tersampaikan melalui media komunikasi. Dilihat dari segi
pasar, budidaya belut ini sangat bagus prospeknya. Para pedangan dan pemasok
sering kewalahan dalam memenuhi permintaan pasar baik untuk pembenihan maupun pembesaran.
Stok benih yang masih terbatas tersebut dikarenakan masih menggantungkan dari
alam. Akibatnya pada saat musim kemarau pasokannya menjadi menurun.
Oleh sebab itu, budidaya belut bisa
menjadi pilihan bisnis dikarenakan beberapa aspek pertimbangan diantaranya
adalah sebagai berikut :
1. Mudah Dibudidayakan
Selama
ini kendala yang dihadapi oleh para pembudidaya belut adalah sulitnya
mendapatkan hasil panen yang optimal sesuai yang diharapkan. Tidak seperti
halnya budidaya ikan lele maupun ikan lainnya dimana dapat dengan mudah
melakukan sampling untuk mengukur perkembanganya.
Akan
tetapi dengan menguasai teknik-teknik yang sangat kritis di dalam budidaya
belut maka budidaya ini mudah untuk dilakukan dimana saja. Jika lokasi budidaya
sudah cocok maka belut bisa dipelihara dengan media apa saja seperti kolam
pemanen, drum plastik, kolam terpal dan wadah-wadah lainnya yang mudah
didapatkan. Sesuai dengan habitatnya, belut menyukai daerah yang lembab dan
sejuk. Lahan pekarangan di sekitar rumah bisa dimanfaatkan untuk budidaya ini
sehingga memudahkan pengontrolan oleh semua anggota keluarga.
Budidaya
belut hanya memerlukan media yang terkontrol dengan baik. Pembudidaya hanya
perlu menyiapkan media yang cocok dan nyaman untuk tinggal belut. Selanjutnya
tinggal memberi makan dan mencegah belut untuk melarikan diri dimana belut ini
mempunyai kebiasaan untuk membuat lubang dan meloloskan diri.
Untuk
pemberian pakan juga cukup diberikan satu kali sehari. Belut menyukai pakan
yang masih hidup. Pakan hidup yang diberikan di kolam bisa bertahan beberapa
hari sehingga bisa praktis diberikan.
2.
Potensi
Lahan Luas
Budidaya belut tidak
membutuhkan tempat khusus, berbagai macam peralatan bisa digunakan mulai dari
drum bekas, terpal, ember bekas atau kolam permanen bisa dimanfaatkan.
Lokasinyapun juga tidak harus di sawah atau kolam. Dengan peralatan tadi
budidaya bisa dilakukan di sekitar lingkungan rumah. Bisa juga diletakkan di
kebun dekat rumah dengan diberikan peneduh.
Media budidaya belut juga mudah didapatkan, yaitu berupa lumpur,
bahan organik dan air secukupnya. Media tersebut bisa diambil dari sawah
terdekat agar sebisa mungkin mendekati habitat asli belut yang akan
dibudidayakan.
3.
Potensi
Pasar Terbuka Lebar
Potensi pasar belut sangat terbuka lebar. Di dalam negeri
sendiri pasokan produksi belum bisa memenuhi permintaan apasar. Akan tetapi
meskipun begitu, ada eksportir yang menjual belut ke luar negeri untuk
mendapatkan keuntungan yang lebih banyak.
Di dalam negeri sendiri yang tercatat kebutuhan pasar di daerah
Jabodetabek sebesar 30-35 ton/bulan, Malang dan Surabaya 15-20 ton/bulan, Solo
Klaten dan Semarang 12 – 15 ton/bulan, Yogyakarta dan Magelang 20 – 25
ton/bulan, Sukabumi dan Jalur Pantura Jabar-jateng 20-25 ton/bulan. Dari
sejumlah pasar tersebut baru terpenuhi sekitar 40 %. Untuk pasar ekspor seperti
Jepang kebutuhannya 5.000 ton/bulan, negara-negara Asia lainya 60 ton/bulan.
Untuk
memenuhi kebutuhan pasar yang sebegitu banyak tersebut tidak mungkin terpenuhi
jika hanya mengandalkan tangkapan dari alam. Dengan budidaya belut maka suplai
ke pasaran dapat dilakukan secara kontinyu.
4.
Variasi
Masakan
Banyak sekali olahan masakan dari belut. Banyaknya jenis olahan
ini tentunya akan meningkatkan daya serap belut di pasar. Disisi lain
variasi-variasi itu bisa memberikan alternatif bagi masyarakat untuk
mengkonsumsi belut sehingga tidak monoton belut utuh saja.
Bagi masyarakat yang merasa jijik melihat belut utuh tentunya
dengan variasi olahan belut yang telah diubah dari bentuk aslinya maka akan
menghilangkan kesan jijik tersebut.
Berbagai olahan belut yang selama ini telah ada diantaranya
adalah keripik belut, abon, balado, pecel belut, mangut belut dan sambal goreng
belut. Dengan adanya variasi-variasi tersebut maka akan semakin meningkatkan
konsumsi belut. Dengan meningkatnya konsumsi belut maka permintaan dari
budidaya belutpun akan meningkat.
5.
Segmentasi
Usaha Bervariasi
Seperti halnya dalam budidaya ikan gurami, dalam budidaya belut
juga terdapat beberapa segmentasi pasar yaitu meliputi :
- Benih untuk pembesaran
berukuran 10 – 12 cm atau 100 – 150 ekor/kg
- Ukuran konsumsi 50 ekor/kg, 20
– 30 ekor/kg, 10 – 20 ekor/kg.
Dengan adanya segmentasi
tersebut maka dapat mempercepat siklus usaha budidaya, mempercepat perputaran
modal, mempermudah pembudidaya dalam menentukan masa waktu panen dan
mempermudah pedagang dalam menentukan ukuran pasokan pasar.
B. Penyebaran Usaha Belut
Indonesia sebagai negara
agraris dari Sabang sampai Merauke terbentang persawahan yang luas. Tidak hanya
sawah, akan tetapi juga terdapat rawa, waduk, danau dan situ yang merupakan
habitat asli belut. Daerah tersebut potensial sekali untuk dikembangkan menjadi
sentra-sentra budidaya belut.
Sementara untuk pengolahan
belut telah banyak berkembang di beberapa wilayah di Indonesia. Usaha
perdagangan juga telah menyebar cukup luas di wilayah nusantara. Penyebaran
usaha belut mulai dari sektor hulu sampai hilir tersebut merupakan potensi
besar untuk dikembangkan di masa mendatang.
C. Keunggulan Belut
Dibalik bentuknya yang seperti
ular dan membuat sebagian orang merasa jijik dengan belut, terdapat manfaat dan
khasiat yang besar dari belut. Adapun beberapa keunggulan dari belut adalah
sebagai berikut :
- Obat penguat stamina tubuh,
menghilangkan pegal-pegal di pingang, penambah darah dan obat bagi hati/liver,
serta memperlancar persalinan dan mempelancar keluarnya asi.
- Membantu meningkatkan
vitalitas pria
- Kandungan hormon kalsitonin
berfungsi memelihara kekuatan tulang.
- Nilai cerna protein belut
cukup tinggi sehingga baik dikonsumsi segala usia.
- Sebagai inang lintah, dimana
lintah dimanfaatkan dalam dunia kesehatan.
- Kandungan gizi belut memiliki
kelebihan dari produk lain seperti daging sapi dan telur. Adapun perbandinganya
per 100 gram adalah sebagai berikut :
Komponen
|
Belut
|
Sapi
|
Telur
|
Protein (gr)
|
18,4
|
18,8*
|
12,8
|
Kalori (kkal)
|
27*
|
14
|
11,5
|
Zat besi (mg)
|
2,0
|
2,8*
|
2,8*
|
Kalsium (mg)
|
20
|
11
|
54*
|
Fosfor (mg)
|
200*
|
170
|
180
|
Vitamin A (SI)
|
1.600*
|
30
|
900
|
Vitamin B (mg)
|
0,1*
|
0,08
|
0,1*
|
Vitamin C (mg)
|
2*
|
0
|
0
|
Budidaya belut saat ini kebanyakan
masih belum dilakukan dengan intensif seperti usaha bidang lainnya. Beberapa
hal yang harus dikuasai apabila akan terjun dalam bisnis belut ini diantaranya
mencakup kegiatan menghasilkan produk (budidaya), menangani produk hingga
pemasaran produk.Ketiganya sangat berkaitan erat satu sama lain untuk menunjang
keberhasilan agribisnis belut.
Saat ini masyarakat masih
banyak yang memanfaatkan belut melalui tangkapan dari alam dikarenakan beberapa
sebab diantaranya :
1.
Relatif
mudah diperoleh dari tangkapan alam’
2.
Biaya
penangakapan lebih murah daripada budidaya
3.
Perlengkapan
untuk penangkapan lebih sederhana dan mudah didapat
4.
Penjualan
lebih mudah
5.
Harga
belut tangakapan cukup bagus
Akan tetapi ada beberapa kelemahan dari metode
penangkapan belut dari alam yaitu diantaranya :
1.
Penangkapan
yang tidak terkontrol akan menyebabkan kepunahan
2.
Belut
yang diperoleh tidak seragam
3.
Belut
yang ditangkap dengan pancing atau disetrum kualitasnya kurang bagus karena ada
kerusakan pada fisik, sistem saraf dan penggumpalan darah
4.
Penangakapan
yang tidak hati-hati akan menyebabkan kerusakan pada belut.
Usaha penangkapan belut di
alam bila tidak dilakukan dengan memperhatikan kelestariannya maka akan
berdampak punahnya populasi belut di alam. Oleh karena itu penangkapan belut di
alam harus dilakukan dengan bijak dan terkontrol. Akan tetapi di negara kita
belum ada regulasi yang mengatur tentang panangkapan belut di alam. Semua orang
masih bebas melakukan penangkapan belut dengan jumlah yang tidak terbatas dan
dengan alat yang bermacam-macam termasuk alat yang bisa membahayakan
kelestarian belut seperti penggunaan setrum atau tuba (racun) yang bisa
mematikan benih-benih belut yang masih berukuran kecil.
Untuk menjawab hal tersebut di
atas maka usaha budidaya bisa menjadi salah satu solusi tepat. Disamping bisa
menjawab akan kelestarian belut, bisa juga menjawab permintaan pasar yang
selama ini masih kurang pemenuhannya dari hasil tangkapan.
Budidaya belut bisa dilakukan
dengan mudah dan tidak memerlukan lahan khusus karena bisa dilakukan dilakukan
di sekitar rumah kita dengan menggunakan alat-alat seperti bak semen, drum
bekas, kolam terpal atau wadah-wadah lain yang bisa menampung lumpur dan air.
Penelitian tentang budidaya
belut di Indonesia masih sangat jauh tertinggal dibandingkan dengan negara lain
di Asia. Di negara lain telah banyak dikembangkan rekayasa teknologi budidaya
untuk meningkatkan keberhasilan produksi budidaya. Oleh karena itu maka sudah
semestinya kita melakukan adobsi teknologi dari negara-negara yang telah
mengembangkan budidaya belut tersebut.
Beberapa pertimbangan yang
mendorong pengembangan budi daya belut antara lain yaitu :
1.
Semakin
meningkatnya permintaan belut di pasar
2.
Semakin
sulitnya pemenuhan kebutuhan belut dengan mengandalkan tangkapan dari alam
3.
Dengan
budidaya tidak terpengaruh musim dimana tangkapan dari alam akan menurun saat
musim kemarau
4.
Persaingan
dalam budidaya belut masih belum begitu banyak karena sebagian besar masih
menggantungkan tangkapan dari alam
5.
Belut
dari hasil budidaya menghasilkan ukuran yang hampir relatif seragam
6.
Sarana
budiaya belut lebih mudah.
Penggalakan budidaya belut di
masyarakat perlu mendapat dukungan dari pemerintah dan stake holder yang
terkait. Peran penyuluh perikanan sebagai ujung tombak pembangunan perikanan
menjadi sangat penting dan fital.
Dalam agribisnis belut
terdapat beberapa pilihan bidang usaha yang bisa dipilih mulai dari sektor hulu
hingga hilir. Tentunya pemilihan bidang tersebut tergantung dari faktor
kemampuan baik sumberdaya manusia maupun kemampuan modal serta faktor
lingkungan. Adapun sektor-sektor usaha agribisnis belut antara lain adalah :
1.
Usaha
pembenihan belut
2.
Ussaha
pembesaran belut
3.
Penyediaan
saprodi budidaya belut
4.
Pemasaran
belut
5.
Produk
olahan dengan meningkatkan nilai tambah (value
added)
6. Usaha kuliner belut
Dengan mengenal biologi belut maka
para pembudidaya akan lebih mengetahui bagaimana memperlakukan belut dalam
media budidaya, bagaimana cara memberikan makan, jenis pakan apa saja yang bisa
diberikan dan bagaimana cara memperlakukan belut dalam kondisi lingkungan yang
buruk. Dengan begitu maka dapat menunjang keberhasilan dalam meningkatkan
produktifitas dan kualitas belut yang dibudidayakan.
A. Klasifikasi dan Morfologi
Berdasarkan kedekatan dan
kebiasaan hidupnya, belut dimasukkan dalam kelompok hewan air. Secara taksonomi
belut masuk dalam golongan ikan (pisces) meskipun secara morfologi belut tidak
mirip ikan begitu juga dengan cara hidupnya.
Klasifikasi belut adalah
sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Subkingdom :
Metazoa
Phylum : Chordata
Kelas : Pisces
Subkelas :
Teleostei
Ordo :
Synbranchoidae
Famili :
Synbranchidae
·
Genus : Macrotema
Spesies
: Macrotema
caligans Cant (belut kaki laut)
·
Genus : Monopterus
Spesies
: - Monopterus
albus
-
Monopterus boueti
-
Monopterus desilvai
-
Monopterus eapeni
-
Monopterus cuchia
-
Monopterus digressus
-
Monopterus hodgarti
-
Monopterus indicus
-
Monopterus foosorius
-
Monopterus roseni
·
Genus : Ophisternon
Spesies : - Ophisternon
aenigmaticum
- Ophisternon
afrum
- Ophisternon
candidum
- Ophisternon
bangalense
- Ophisternon
infarnale
- Ophisternon
gutturale
·
Genus : Synbranchus
Spesies : - Synbranchus
madeirae
- Synbranchus
lampreia
- Synbranchus
marmoratus
- Synbranchus
bengalensis
Tubuh
belut berbentuk silindris memanjang, sekilas seperti ular namun tidak bersisik.
Tubuhnya tidak bersirip pada dada, perut, punggung dan duburnya. Sirip dada dan
sirip punggung hanya berbentuk guratan kulit yang halus saja. Sedangkan sirip
dubur di bagian belakang telah mengalami perubahan bentuk menyerupai lipatan
kulit tanpa penyangga. Penjang belut bisa mencapai 90 cm.
Kepala
belut mempunyai ukuran yang lebih besar dari tubuhnya. Kedua matanya kecil dan
dilindungi oleh lipatan kulit di bagian atasnya. Mulutnya dilengkapi lipatan
kulit menebal di bagian luar, bagian dalam mulutnya terdapat gigi-gigi rucing
kecil berbentuk kerucut.
Tubuh
belut dilapisi lendir licin untuk memudahkan gerakannya di dalam lumpur.
Tubuhnya berwarna kuning kecoklatan saat usia muda dan berwarna cokelat gelap
saat dewasanya.
Belut
merupakan hewan karnivora atau pemakan daging. Hal tersebut dilihat dari bentuk
giginya yang runcing berukuran kecil yang berfungsi sebagai alat meneyergap,
menahan dan merobek mangsa serta lambungnya besar pendek, tebal dan elastis.
B. Ragam Jenis Belut
Ada
3 jenis belut yang telah dikenal di Indonesia diataranya adalah sebagai berikut
:
a. Belut Sawah (Monopterus albus)
Belut sawah mempunyai panjang badan 20
kali tinggi tubuhnya. Rata-rata panjang tubuhnya bisa mencapai 80 cm dan berat
maksimal 400 gram. Letak permulaan sirip punggungnya agak di belakang perur.
Alat pernapasannya berupa tiga lengkung insang.
b. Belut Rawa (Synbranchus bengalensis)
Belut rawa mempunyai panjang badan 30
kali tinggi tubuhnya. Letak permulaan sirip punggung di depan dubur. Di bagian
perut terdapat lubang insang berukuran kecil yang dilengkapi empat lengkung
insang sebagai alat pernafasannya.
c. Belut Laut/ Payau (Macrotema caligans)
Belut ini mempunyai mata kecil dan
letaknya betepatan dengan tengah bibir. Permulaan sirip punggung bertepatan
dengan dubur dan alat pernafasannya terdiri dari empat lengkung insang.
Ketiga jenis tersebut bisa dijumpai di
wilayah Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Madura, Bali, Nusa Tenggara dan
Papua yang terdapat sungai, danau, rawa dan persawahan.
Gambar
Jenis-Jenis Belut
C.
Susunan
Tubuh Belut
Seperti hewan air lainnya, belut juga bernafas dengan
insang. Insang belut dilengkapi dengan lubang yang menghubungkan dengan dunia
luar. Lubang tersebut terletak di bawah tenggorokan. Insang dignakan untuk
menghirup oksigen saat di dalam air. Sedangkan saat di dalam lumpur yang
sedikit kandungan oksigennya, belut menggunakan lipatan kulit di rongga
mulutnya sebagai alat bantu pernafasannya.
Dengan dua sistem alat pernafasan tersebut maka belut
mampu hidup di tempat yang tergenang air seleuruhnya dan di dalam lumpur yang
miskin akan oksigen. Dengan hal itu pula belut mampu tetap bertahan hidup pada
saat musim hujan maupaun saat musim kemarau.
Sedangkan alat
pencernaannya terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus (dengan sistem
hormonal dan enzimatis) dan berakhir di dubur. Alat pencernaan tersebut
memanjang sesuai dengan bentuk tubuhnya.
Dilihat dari ciri-ciri alat penecernaanya, belut
merupakan hewan karnivora atau pemakan daging. Sejak larva hingga menjadi belut
muda, belut memangsa mikroorganisme (hewan kecil) sepeti zooplankton. Protozoa,
makrobenthos, dapnhia, cacing, larva serangga, berudu, larva ikan atau ikan
kecil. Setelah dewasa, belut bisa lebih
agresif dan dapat menyantap hewan yang lebih besar seperti benih ikan mas,
tawes, lele, gurami, katak dan serangga
besar, kepiting, keong, bekicot dan belatung. Belut termasuk hewan yang aktif
di malam hari atau bersifat nokturnal.
Secara umum struktur tubuh belut meliputi :
- Tulang
Tulang belut terdiri dari tulang
kepala dan tulang belakang yang membujur dari dekat kepala hingga dekat ekor.
Tulang belakang belut yang berbentuk
ruas-ruas memungkinkan belut bergerak meliuk-liuk dan flexible di dalam lumpur.
Fungsi dari tualng belakang sendiri adalah sebagai penyangga, pembentuk tubuh
belut, pelindung organ dalam dan sebagai alat gerak.
- Otot
Otot belut sebagaian besar terdiri
dari otot putih, otot merah hanya terdapat di sebagian kecil tubuhnya. Otot
putih merupakan jaringan yang mengandung protein, sedangkan otot merah
merupakan jaringan yang mngandung banyak lemak
- Kulit
Kulit belut berfungsi untuk melindungi
dan meutupi otot belut. Kulit belut berbentuk halus, lentur, licin dan tidak
bersisik.
- Viscera
Meliputi usus dan saluran kencing,
bagian ini merupakan instrumen pencernaan mulai dari saluran pemasukan makanan,
proses pencernaan, sistem metabolisme hingga saluran pembuangan.
D.
Sistem
Reproduksi
Belut merupakan hewan ovipar, yaitu hewan yang
mengeluarkan telur saat memijah. Jumlah telur yang dikluarkan jumlahnya sangat
banyak untuk upaya mengimbangi keadaan lingkungan sekitarnya yang tidak
menguntungkan atau dari serangan predator. Untuk melindungi telur yang telah
dibuahi, induk jantan akan memasukkan telur tersebut ke dalam mulutnya hingga
menetas.
Belut juga termasuk hewan hermaprodit protogoni, yaitu
mengalami perubahan kelamin dalam siklus hidupnya. Di awal hidupnya belut
berkelamin betina selanjutnya belut akan berubah kelamin menjadi jantan saat
dewasa.
E.
Kemampuan
Induk dalam Memijah
Keberhasilan pemijahan belut ditentukan oleh kualitas
induknya. Untuk menjamin keberhasilan pemijahan belut maka perlu diketahui
ciri-ciri induk belut yang berkulitas. Dilihat dari segi fisiknya induk belut
berkualitas dapat dilihat dari ciri-cirinya :
- Tidak cacat fisik
- Kondisi badannya sehat
- Pertumbuhan tubuih yang baik
- Berasal dari keturunan yang
baik
- Tingkat kematangan gonad
tinggi
----------------------------------------------------------
Pustaka : Budidaya Belut,,Agromedia Nusantara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar