Kamis, 21 Desember 2017

PROSPEK DAN AGRIBISNIS USAHA BELUT


            Belut merupakan salah satu komoditas perikanan air tawar yang sangat potensial untuk dikembangkan. Sampai saat ini pemenuhan permintaan pasar sebagian besar masih menggantungkan tangkapan dari alam. Sementara itu hasil dari budidaya belut masih sangat terbatas dan masih sedikit kontribusinya dalam memenuhi kebutuhan pasar. Melihat hal itu maka usaha budidaya belut merupakan salah satu usaha yang cukup menjanjikan di masa mendatang.


            Budidaya belut telah diupayakan sejak tahun 1970an. Akan tetapi usaha tersebut masih sangat terbatas dan masih berskala kecil. Teknologi dan informasi mengenai budidaya belut saat itu juga masih minim sehingga masyarakat yang menggelutinya tidak sedikit yang mengalami kegagalan sehingga gulung tikar. Namun banyak pula yang kemudian mencoba membudidayakan sehingga usaha ini tetap ada dengan pelaku yang silih berganti.
            Budidaya belut masih dianggap riskan dan beresiko tinggi, akan tetapi belut bukan berarti sulit untuk dibudidayakan. Budidaya belut akan menghasilkan kesuksesan bila saja dilakukan dengan ketekunan dan keseriusan. Semakin lama teknologi ini terus berkembang dan menunjukkan arah yang positif. Dengan digarap penuh ketekunan dan keseriusan serta dengan ketrampilan tersendiri maka budidaya ini akan berkembang dan mudah untuk dibudidayakan seiring dengan informasi yang didapat dari para pelaku budidaya yang saling berbagi ilmu dan pengalamanya sehingga budidaya belut saat ini bisa dibilang mudah untuk dilakukan. Budidaya belut juga tidak terlalu banyak menyita waktu. Bisa juga dilakukan sebagai usaha sampingan di pekarangan rumah yang belum termanfaatkan saat ini.
            Melihat potensi pasar, ketersediaan lahan, kandungan nutrisi belut yang kaya manfaat, bervariasinya olahan masakan belut, mudahnya bahan baku dan mudahnya cara budidaya belut maka usaha ini merupakan usaha yang sangat menjanjikan di masa mendatang. Bisa jadi dimasa mendatang usaha budidaya belut akan mengalahkan budidaya lele yang saat ini menjadi primadona masyarakat dan pelaku budidaya ikan air tawar. 
A.  Peluang Budidaya Belut
Semakin berkembangnya teknologi informasi saat ini semakin mudah pula orang untuk saling berbagi informasi, tidak ketinggalan informasi mengenai budidaya belut ini. Permintaan pasar dari berbagai daerahpun baik dalam maupun luar negri  juga cepat tersampaikan melalui media komunikasi. Dilihat dari segi pasar, budidaya belut ini sangat bagus prospeknya. Para pedangan dan pemasok sering kewalahan dalam memenuhi permintaan pasar baik untuk pembenihan maupun pembesaran. Stok benih yang masih terbatas tersebut dikarenakan masih menggantungkan dari alam. Akibatnya pada saat musim kemarau pasokannya menjadi menurun.
Oleh sebab itu, budidaya belut bisa menjadi pilihan bisnis dikarenakan beberapa aspek pertimbangan diantaranya adalah sebagai berikut :
1.   Mudah Dibudidayakan
       Selama ini kendala yang dihadapi oleh para pembudidaya belut adalah sulitnya mendapatkan hasil panen yang optimal sesuai yang diharapkan. Tidak seperti halnya budidaya ikan lele maupun ikan lainnya dimana dapat dengan mudah melakukan sampling untuk mengukur perkembanganya.
       Akan tetapi dengan menguasai teknik-teknik yang sangat kritis di dalam budidaya belut maka budidaya ini mudah untuk dilakukan dimana saja. Jika lokasi budidaya sudah cocok maka belut bisa dipelihara dengan media apa saja seperti kolam pemanen, drum plastik, kolam terpal dan wadah-wadah lainnya yang mudah didapatkan. Sesuai dengan habitatnya, belut menyukai daerah yang lembab dan sejuk. Lahan pekarangan di sekitar rumah bisa dimanfaatkan untuk budidaya ini sehingga memudahkan pengontrolan oleh semua anggota keluarga.
       Budidaya belut hanya memerlukan media yang terkontrol dengan baik. Pembudidaya hanya perlu menyiapkan media yang cocok dan nyaman untuk tinggal belut. Selanjutnya tinggal memberi makan dan mencegah belut untuk melarikan diri dimana belut ini mempunyai kebiasaan untuk membuat lubang dan meloloskan diri.
       Untuk pemberian pakan juga cukup diberikan satu kali sehari. Belut menyukai pakan yang masih hidup. Pakan hidup yang diberikan di kolam bisa bertahan beberapa hari sehingga bisa praktis diberikan.
2.    Potensi Lahan Luas
Budidaya belut tidak membutuhkan tempat khusus, berbagai macam peralatan bisa digunakan mulai dari drum bekas, terpal, ember bekas atau kolam permanen bisa dimanfaatkan. Lokasinyapun juga tidak harus di sawah atau kolam. Dengan peralatan tadi budidaya bisa dilakukan di sekitar lingkungan rumah. Bisa juga diletakkan di kebun dekat rumah dengan diberikan peneduh.
     Media budidaya belut juga mudah didapatkan, yaitu berupa lumpur, bahan organik dan air secukupnya. Media tersebut bisa diambil dari sawah terdekat agar sebisa mungkin mendekati habitat asli belut yang akan dibudidayakan.
3.    Potensi Pasar Terbuka Lebar
     Potensi pasar belut sangat terbuka lebar. Di dalam negeri sendiri pasokan produksi belum bisa memenuhi permintaan apasar. Akan tetapi meskipun begitu, ada eksportir yang menjual belut ke luar negeri untuk mendapatkan keuntungan yang lebih banyak.
     Di dalam negeri sendiri yang tercatat kebutuhan pasar di daerah Jabodetabek sebesar 30-35 ton/bulan, Malang dan Surabaya 15-20 ton/bulan, Solo Klaten dan Semarang 12 – 15 ton/bulan, Yogyakarta dan Magelang 20 – 25 ton/bulan, Sukabumi dan Jalur Pantura Jabar-jateng 20-25 ton/bulan. Dari sejumlah pasar tersebut baru terpenuhi sekitar 40 %. Untuk pasar ekspor seperti Jepang kebutuhannya 5.000 ton/bulan, negara-negara Asia lainya 60 ton/bulan.
       Untuk memenuhi kebutuhan pasar yang sebegitu banyak tersebut tidak mungkin terpenuhi jika hanya mengandalkan tangkapan dari alam. Dengan budidaya belut maka suplai ke pasaran dapat dilakukan secara kontinyu.
4.    Variasi Masakan
     Banyak sekali olahan masakan dari belut. Banyaknya jenis olahan ini tentunya akan meningkatkan daya serap belut di pasar. Disisi lain variasi-variasi itu bisa memberikan alternatif bagi masyarakat untuk mengkonsumsi belut sehingga tidak monoton belut utuh saja.
     Bagi masyarakat yang merasa jijik melihat belut utuh tentunya dengan variasi olahan belut yang telah diubah dari bentuk aslinya maka akan menghilangkan kesan jijik tersebut.
     Berbagai olahan belut yang selama ini telah ada diantaranya adalah keripik belut, abon, balado, pecel belut, mangut belut dan sambal goreng belut. Dengan adanya variasi-variasi tersebut maka akan semakin meningkatkan konsumsi belut. Dengan meningkatnya konsumsi belut maka permintaan dari budidaya belutpun akan meningkat.
5.    Segmentasi Usaha Bervariasi
     Seperti halnya dalam budidaya ikan gurami, dalam budidaya belut juga terdapat beberapa segmentasi pasar yaitu meliputi :
-     Benih untuk pembesaran berukuran 10 – 12 cm atau 100 – 150 ekor/kg
-     Ukuran konsumsi 50 ekor/kg, 20 – 30 ekor/kg, 10 – 20 ekor/kg.
Dengan adanya segmentasi tersebut maka dapat mempercepat siklus usaha budidaya, mempercepat perputaran modal, mempermudah pembudidaya dalam menentukan masa waktu panen dan mempermudah pedagang dalam menentukan ukuran pasokan pasar.
B.  Penyebaran Usaha Belut
Indonesia sebagai negara agraris dari Sabang sampai Merauke terbentang persawahan yang luas. Tidak hanya sawah, akan tetapi juga terdapat rawa, waduk, danau dan situ yang merupakan habitat asli belut. Daerah tersebut potensial sekali untuk dikembangkan menjadi sentra-sentra budidaya belut.
Sementara untuk pengolahan belut telah banyak berkembang di beberapa wilayah di Indonesia. Usaha perdagangan juga telah menyebar cukup luas di wilayah nusantara. Penyebaran usaha belut mulai dari sektor hulu sampai hilir tersebut merupakan potensi besar untuk dikembangkan di masa mendatang.  
         C.  Keunggulan Belut
Dibalik bentuknya yang seperti ular dan membuat sebagian orang merasa jijik dengan belut, terdapat manfaat dan khasiat yang besar dari belut. Adapun beberapa keunggulan dari belut adalah sebagai berikut :
-     Obat penguat stamina tubuh, menghilangkan pegal-pegal di pingang, penambah darah dan obat bagi hati/liver, serta memperlancar persalinan dan mempelancar keluarnya asi.
-     Membantu meningkatkan vitalitas pria
-     Kandungan hormon kalsitonin berfungsi memelihara kekuatan tulang.
-     Nilai cerna protein belut cukup tinggi sehingga baik dikonsumsi segala usia.
-     Sebagai inang lintah, dimana lintah dimanfaatkan dalam dunia kesehatan.
-     Kandungan gizi belut memiliki kelebihan dari produk lain seperti daging sapi dan telur. Adapun perbandinganya per 100 gram adalah sebagai berikut :
Komponen
Belut
Sapi
Telur
Protein (gr)
18,4
18,8*
12,8
Kalori (kkal)
27*
14
11,5
Zat besi (mg)
2,0
2,8*
2,8*
Kalsium (mg)
20
11
54*
Fosfor (mg)
200*
170
180
Vitamin A (SI)
1.600*
30
900
Vitamin B (mg)
0,1*
0,08
0,1*
Vitamin C (mg)
2*
0
0
            Budidaya belut saat ini kebanyakan masih belum dilakukan dengan intensif seperti usaha bidang lainnya. Beberapa hal yang harus dikuasai apabila akan terjun dalam bisnis belut ini diantaranya mencakup kegiatan menghasilkan produk (budidaya), menangani produk hingga pemasaran produk.Ketiganya sangat berkaitan erat satu sama lain untuk menunjang keberhasilan agribisnis belut.
Saat ini masyarakat masih banyak yang memanfaatkan belut melalui tangkapan dari alam dikarenakan beberapa sebab diantaranya :
1.    Relatif mudah diperoleh dari tangkapan alam’
2.    Biaya penangakapan lebih murah daripada budidaya
3.    Perlengkapan untuk penangkapan lebih sederhana dan mudah didapat
4.    Penjualan lebih mudah
5.    Harga belut tangakapan cukup bagus
Akan tetapi ada beberapa kelemahan dari metode penangkapan belut dari alam yaitu diantaranya :
1.    Penangkapan yang tidak terkontrol akan menyebabkan kepunahan
2.    Belut yang diperoleh tidak seragam
3.    Belut yang ditangkap dengan pancing atau disetrum kualitasnya kurang bagus karena ada kerusakan pada fisik, sistem saraf dan penggumpalan darah
4.    Penangakapan yang tidak hati-hati akan menyebabkan kerusakan pada belut.
Usaha penangkapan belut di alam bila tidak dilakukan dengan memperhatikan kelestariannya maka akan berdampak punahnya populasi belut di alam. Oleh karena itu penangkapan belut di alam harus dilakukan dengan bijak dan terkontrol. Akan tetapi di negara kita belum ada regulasi yang mengatur tentang panangkapan belut di alam. Semua orang masih bebas melakukan penangkapan belut dengan jumlah yang tidak terbatas dan dengan alat yang bermacam-macam termasuk alat yang bisa membahayakan kelestarian belut seperti penggunaan setrum atau tuba (racun) yang bisa mematikan benih-benih belut yang masih berukuran kecil.
Untuk menjawab hal tersebut di atas maka usaha budidaya bisa menjadi salah satu solusi tepat. Disamping bisa menjawab akan kelestarian belut, bisa juga menjawab permintaan pasar yang selama ini masih kurang pemenuhannya dari hasil tangkapan.
Budidaya belut bisa dilakukan dengan mudah dan tidak memerlukan lahan khusus karena bisa dilakukan dilakukan di sekitar rumah kita dengan menggunakan alat-alat seperti bak semen, drum bekas, kolam terpal atau wadah-wadah lain yang bisa menampung lumpur dan air.
Penelitian tentang budidaya belut di Indonesia masih sangat jauh tertinggal dibandingkan dengan negara lain di Asia. Di negara lain telah banyak dikembangkan rekayasa teknologi budidaya untuk meningkatkan keberhasilan produksi budidaya. Oleh karena itu maka sudah semestinya kita melakukan adobsi teknologi dari negara-negara yang telah mengembangkan budidaya belut tersebut.
Beberapa pertimbangan yang mendorong pengembangan budi daya belut antara lain yaitu :
1.   Semakin meningkatnya permintaan belut di pasar
2.   Semakin sulitnya pemenuhan kebutuhan belut dengan mengandalkan tangkapan dari alam
3.   Dengan budidaya tidak terpengaruh musim dimana tangkapan dari alam akan menurun saat musim kemarau
4.   Persaingan dalam budidaya belut masih belum begitu banyak karena sebagian besar masih menggantungkan tangkapan dari alam
5.   Belut dari hasil budidaya menghasilkan ukuran yang hampir relatif seragam
6.   Sarana budiaya belut lebih mudah.
Penggalakan budidaya belut di masyarakat perlu mendapat dukungan dari pemerintah dan stake holder yang terkait. Peran penyuluh perikanan sebagai ujung tombak pembangunan perikanan menjadi sangat penting dan fital.
Dalam agribisnis belut terdapat beberapa pilihan bidang usaha yang bisa dipilih mulai dari sektor hulu hingga hilir. Tentunya pemilihan bidang tersebut tergantung dari faktor kemampuan baik sumberdaya manusia maupun kemampuan modal serta faktor lingkungan. Adapun sektor-sektor usaha agribisnis belut antara lain adalah :
1.    Usaha pembenihan belut
2.    Ussaha pembesaran belut
3.    Penyediaan saprodi budidaya belut
4.    Pemasaran belut
5.    Produk olahan dengan meningkatkan nilai tambah (value added)
6.    Usaha kuliner belut

            Dengan mengenal biologi belut maka para pembudidaya akan lebih mengetahui bagaimana memperlakukan belut dalam media budidaya, bagaimana cara memberikan makan, jenis pakan apa saja yang bisa diberikan dan bagaimana cara memperlakukan belut dalam kondisi lingkungan yang buruk. Dengan begitu maka dapat menunjang keberhasilan dalam meningkatkan produktifitas dan kualitas belut yang dibudidayakan.
A.  Klasifikasi dan Morfologi
Berdasarkan kedekatan dan kebiasaan hidupnya, belut dimasukkan dalam kelompok hewan air. Secara taksonomi belut masuk dalam golongan ikan (pisces) meskipun secara morfologi belut tidak mirip ikan begitu juga dengan cara hidupnya.
Klasifikasi belut adalah sebagai berikut :
Kingdom              :  Animalia
Subkingdom        :  Metazoa
Phylum                :  Chordata
Kelas                    :  Pisces
Subkelas              :  Teleostei
Ordo                     :  Synbranchoidae
Famili                   :  Synbranchidae
·         Genus                  :  Macrotema
Spesies                :  Macrotema caligans Cant (belut kaki laut)
·         Genus                  :  Monopterus
Spesies                :  - Monopterus albus
-       Monopterus boueti
-       Monopterus desilvai
-       Monopterus eapeni
-       Monopterus cuchia
-       Monopterus digressus
-       Monopterus hodgarti
-       Monopterus indicus
-       Monopterus foosorius
-       Monopterus roseni
·         Genus                  :  Ophisternon
Spesies                :  -  Ophisternon aenigmaticum
-   Ophisternon afrum
-   Ophisternon candidum
-   Ophisternon bangalense
-   Ophisternon infarnale
-   Ophisternon gutturale
·         Genus                  :  Synbranchus
Spesies                :  -  Synbranchus madeirae
-   Synbranchus lampreia
-   Synbranchus marmoratus
-   Synbranchus bengalensis

              Tubuh belut berbentuk silindris memanjang, sekilas seperti ular namun tidak bersisik. Tubuhnya tidak bersirip pada dada, perut, punggung dan duburnya. Sirip dada dan sirip punggung hanya berbentuk guratan kulit yang halus saja. Sedangkan sirip dubur di bagian belakang telah mengalami perubahan bentuk menyerupai lipatan kulit tanpa penyangga. Penjang belut bisa mencapai 90 cm.
              Kepala belut mempunyai ukuran yang lebih besar dari tubuhnya. Kedua matanya kecil dan dilindungi oleh lipatan kulit di bagian atasnya. Mulutnya dilengkapi lipatan kulit menebal di bagian luar, bagian dalam mulutnya terdapat gigi-gigi rucing kecil berbentuk kerucut.
              Tubuh belut dilapisi lendir licin untuk memudahkan gerakannya di dalam lumpur. Tubuhnya berwarna kuning kecoklatan saat usia muda dan berwarna cokelat gelap saat dewasanya.
              Belut merupakan hewan karnivora atau pemakan daging. Hal tersebut dilihat dari bentuk giginya yang runcing berukuran kecil yang berfungsi sebagai alat meneyergap, menahan dan merobek mangsa serta lambungnya besar pendek, tebal dan elastis.

B.  Ragam Jenis Belut
          Ada 3 jenis belut yang telah dikenal di Indonesia diataranya adalah sebagai berikut :
a.    Belut Sawah (Monopterus albus)
Belut sawah mempunyai panjang badan 20 kali tinggi tubuhnya. Rata-rata panjang tubuhnya bisa mencapai 80 cm dan berat maksimal 400 gram. Letak permulaan sirip punggungnya agak di belakang perur. Alat pernapasannya berupa tiga lengkung insang.
b.    Belut Rawa (Synbranchus bengalensis)
Belut rawa mempunyai panjang badan 30 kali tinggi tubuhnya. Letak permulaan sirip punggung di depan dubur. Di bagian perut terdapat lubang insang berukuran kecil yang dilengkapi empat lengkung insang sebagai alat pernafasannya.
c.    Belut Laut/ Payau (Macrotema caligans)
Belut ini mempunyai mata kecil dan letaknya betepatan dengan tengah bibir. Permulaan sirip punggung bertepatan dengan dubur dan alat pernafasannya terdiri dari empat lengkung insang.
Ketiga jenis tersebut bisa dijumpai di wilayah Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Madura, Bali, Nusa Tenggara dan Papua yang terdapat sungai, danau, rawa dan persawahan.


Gambar Jenis-Jenis Belut
   C.   Susunan Tubuh Belut
            Seperti hewan air lainnya, belut juga bernafas dengan insang. Insang belut dilengkapi dengan lubang yang menghubungkan dengan dunia luar. Lubang tersebut terletak di bawah tenggorokan. Insang dignakan untuk menghirup oksigen saat di dalam air. Sedangkan saat di dalam lumpur yang sedikit kandungan oksigennya, belut menggunakan lipatan kulit di rongga mulutnya sebagai alat bantu pernafasannya.
            Dengan dua sistem alat pernafasan tersebut maka belut mampu hidup di tempat yang tergenang air seleuruhnya dan di dalam lumpur yang miskin akan oksigen. Dengan hal itu pula belut mampu tetap bertahan hidup pada saat musim hujan maupaun saat musim kemarau.
              Sedangkan alat pencernaannya terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus (dengan sistem hormonal dan enzimatis) dan berakhir di dubur. Alat pencernaan tersebut memanjang sesuai dengan bentuk tubuhnya.
            Dilihat dari ciri-ciri alat penecernaanya, belut merupakan hewan karnivora atau pemakan daging. Sejak larva hingga menjadi belut muda, belut memangsa mikroorganisme (hewan kecil) sepeti zooplankton. Protozoa, makrobenthos, dapnhia, cacing, larva serangga, berudu, larva ikan atau ikan kecil.  Setelah dewasa, belut bisa lebih agresif dan dapat menyantap hewan yang lebih besar seperti benih ikan mas, tawes, lele, gurami,  katak dan serangga besar, kepiting, keong, bekicot dan belatung. Belut termasuk hewan yang aktif di malam hari atau bersifat nokturnal.
            Secara umum struktur tubuh belut meliputi :
-  Tulang
Tulang belut terdiri dari tulang kepala dan tulang belakang yang membujur dari dekat kepala hingga dekat ekor. Tulang belakang belut yang  berbentuk ruas-ruas memungkinkan belut bergerak meliuk-liuk dan flexible di dalam lumpur. Fungsi dari tualng belakang sendiri adalah sebagai penyangga, pembentuk tubuh belut, pelindung organ dalam dan sebagai alat gerak.

-  Otot
Otot belut sebagaian besar terdiri dari otot putih, otot merah hanya terdapat di sebagian kecil tubuhnya. Otot putih merupakan jaringan yang mengandung protein, sedangkan otot merah merupakan jaringan yang mngandung banyak lemak
-  Kulit
Kulit belut berfungsi untuk melindungi dan meutupi otot belut. Kulit belut berbentuk halus, lentur, licin dan tidak bersisik.
-  Viscera
Meliputi usus dan saluran kencing, bagian ini merupakan instrumen pencernaan mulai dari saluran pemasukan makanan, proses pencernaan, sistem metabolisme hingga saluran pembuangan. 
    D.   Sistem Reproduksi
            Belut merupakan hewan ovipar, yaitu hewan yang mengeluarkan telur saat memijah. Jumlah telur yang dikluarkan jumlahnya sangat banyak untuk upaya mengimbangi keadaan lingkungan sekitarnya yang tidak menguntungkan atau dari serangan predator. Untuk melindungi telur yang telah dibuahi, induk jantan akan memasukkan telur tersebut ke dalam mulutnya hingga menetas.
            Belut juga termasuk hewan hermaprodit protogoni, yaitu mengalami perubahan kelamin dalam siklus hidupnya. Di awal hidupnya belut berkelamin betina selanjutnya belut akan berubah kelamin menjadi jantan saat dewasa.
E.    Kemampuan Induk dalam Memijah
            Keberhasilan pemijahan belut ditentukan oleh kualitas induknya. Untuk menjamin keberhasilan pemijahan belut maka perlu diketahui ciri-ciri induk belut yang berkulitas. Dilihat dari segi fisiknya induk belut berkualitas dapat dilihat dari ciri-cirinya :
-  Tidak cacat fisik
-  Kondisi badannya sehat
-  Pertumbuhan tubuih yang baik
-  Berasal dari keturunan yang baik
-  Tingkat kematangan gonad tinggi
 ----------------------------------------------------------

Pustaka : Budidaya Belut,,Agromedia Nusantara


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BUDIDAYA IKAN SISTEM KARAMBA