I.
PENDEDERAN SIDAT
a. PERSIAPAN KOLAM
Kolam untuk pendederan 1 sebaiknya
diletakkan di dalam ruangan (indoor). Hal ini bertujuan agar suhu bisa lebih
stabil. Perbedaan suhu yang sangat mencolok antara siang dan malam akan kurang
baik untuk sidat yang masih berukuran kecil karena daya daptasi terhadap suhu
belum begitu sebaik sidat yang telah besar. Fluktuasi suhu yang tinggijuga akan
mengakibatkan turuna nafsu makan sidat sehingga akan menbganggu pertumbuhannya
sehingga akan menyebabkan lebih rentan terserang penyakit. Kolam pendederan 1
bisa menggunakan akuarium yang ditempatkan di dalam ruangan. Untuk kolam
pendederan 2 dan 3 bisa diletakkan diluar ruangan karena sidat sudah cukuo kuat
dalam menghadapi fluktuasi suhu.
Kegiatan persiapan kolam meliputi
beberapa kegiatan antara lain adalah ;
1.
Pembersihan
bak, dilakukan dengan menyikat inding bak dan dasar bak
2.
Pemberantasan
penyakit dilakukan dengan menggosok dinding dan dasar kolam dengan busa yang
telah dicelupkan ke dalam larutan kaporit 30-100 ppm. Bila tidak menggunakan
kaporit bisa juga dilakukan dengan menggosokkan daun pepaya untuk membersihkan
bibit-bibit penyakit.
3.
Pengeringan
dilakukan selama 2 – 3 hari agar bisa benar-benar kering
4.
Pengisian
air hingga ketinggian kurang lebih 30 cm. Pengisian air dilakukan menggunakan
air yang telah ditandon.
b. PENYIAPAN
AIR PASOKAN
Air yang digunakan adalah air yang
benar-banar berkualitas baik dan memenuhi sarat untuk kegiatan budidaya ikan
sidat. Adapun kegiatan dalam penyiapan air adalah sebagai berikut ;
1.
Pengendapan
2.
Pembasmian
bibit penyakit
3.
Penyaringan
lanjutan untuk memperoleh air yang benar-benar berkualitas baik
4.
Penampungan
dalam tandon
c. PENEBARAN
ELVER
Sebelum dilakukan penebaran terlebih
dahulu dilakukan adaptasi di dalam bak dengan menggunakan larutan + 10
ppt selama 24 jam. Cara adaptasi elver adalah sebagai berikut ;
1.
Siapkan
bak dengan ukuran 4x2x1 meter dan diisi dengan air setinggi 60 cm
2.
Masukan
48 kg garam murni dan diaduk sampai merata
3.
Ukur
suhunya dan samakan dengan suhu wadah elver
4.
Pasang
aerasi disekeliling bak agar oksigen tetap terjamin.
Setelah
24 jam alirkan air untuk membuang sedikit demi sedikit partikel-partikel garam
hingga kandungan garamnya menjadi nol atau menjadi tawar. Elver sudah siap ditebar
Penebaran benih
sebaiknya adalah saat pagi hari yaitu pukul 0700 – 09.00 dimana suhu belum
terlalu tinggi sehingga elver tidak stress akibat suhu tinggi.
Pemeliharaan elver
sebaiknya dilakukan di dalam akuarium, hal ini bertujuan agar kita bisa mengamati
secara jelas dan langsung tingkah laku tentang apa yang disukainya sehingga
kita bisa mempunyai pengetahuan untuk bekal pembudidayaan pembesaran elver di
dalam bak yang lebih besar.
d. PEMBERIAN
PAKAN
Pada saat glass eel dipindahkan ke
tempat yang baru, permasalahan pertama yang muncul adalah elver tidak mau
makan. Hal ini dikarenakan elver masih melakukan adaptasi terhadap suhu, kadar
garam, kadar oksigen dalam lingkungan barunya. Untuk mengatasinya puasakan
elver selama 2 – 3 hari baru kemudian elver diberi pakan.
Selanjutnya diberikan pakan berupa
campuran pur halus dan sedikit cacing sutera dalam jumlah sedikit lalu
diblender agar mengembang. Kemudian dimasukan ke dalam wadah atau keranjang
kecil dan dibiarkan di dalam kolam agar sidat glass eel belajar mengetahui
tempat makannya.
e. PENGONTROLAN
Pengontrolan meliputi pengecekan bak
air dari kebocoran, kualitas air, debit air dan adanya ancaman penyakit
terhadap elver. Pengontrolan dilakukan minimal empat kali sehari.
f. PENGGANTIAN
AIR
Penggantian air dilakukan untuk
menjaga kualitas air kolam. Sebelum dilakukan penggantian terlebih dahulu
dilakukan pembersihan kotoran di dasar kolam dengan melakukan penyiponan.
g. PENCEGAHAN
PENYAKIT
Pencegahan penyakit dilakukan setiap 3
kali sehari sejak minggu pertama sampai minggu keempat. Obat dan bahan ang
digunakan bisa menggunakan Oxytetracylin 5 – 10 ppm dan garam 200 – 400 ppm.
Adapun
langkah-langkah pemberian obat adalah sebagai berikut :
1.
Ambil
satu sendok teh oxytetracylin
2.
Lartutkan
ke dalam 20 liter air
3.
Tambahkan
garam sebanyak 2 kg dan aduk hingga rata
4.
Tebarkan
ke seluruh permukaan kolam dan adk hingga rata menggunakan tangan
5.
Selama
encegahan ini kurangi debit air menjadi setengahnya.
h. PEMANENAN
Setelah dua minggu masa pemeliharaan
bisa dilakukan pemanenan. Caranya dengan mengurangi air sedikit demi sedikit
dan diusahakan jangan sampai elver terbawa keluar dengan memasang pipa saringan
berlubang lebih kecil dari diameter tubuh elver.
Pemanenan dilakukan dengan serok halus
perlahan-lahan dari sedikit demi sedikit sampai elver habis. Kemudian
ditempatkan dalam wadah yang telah dipersiapkan sebelumnya yaitu dengan
memasang hava halus dan dialiri dengan air dengan debit yang lebih besar dari
debit tempat pemeliharaan.
Pemanenan di atas merupakan pemanenan
total yaitu mengambil seluruh elver yang ada. Namun bila terjadi pertumbuhan
yang tidak seimbang dimana banyak ditemkan elver yang lebih besar maka bisa
dilakukan pemenenan parsial atau sebagian untuk mengurangi tingkat dominasi
sehingga elver yang masih berukuran lebih kecil tidak kalah dalam persaingan
mencari makan.
i. SELEKSI
Seleksi dilakukan setelah elver
dibiarkan selama 2 jam setelah kondisnya pulih. Seleksi dilakukan untuk
memisahkan elver dengan ukuran lebih besar dan kecil untuk dibudidayakan di
kolam yang berbeda untuk menghindari kanibalisme.
Adapun langkah-angkah seleksi sebagai
berikut ;
1.
Siapkan
2 ember, sebuah saringan aluminium dan serok halus
2.
Ember
diisi air setengahnynga
3.
Serok
elver dengan serok halus secara perlahan dan msukan ke dalam saringan aluminium
yang diletakkan di permukaan air dalam ember dan biarkan selama 1 – 2 menit
4.
Benih
yang berukuran kecil akan keluar sendiri sedngkan yang berukuran besar akan
tertahan
5.
Masukkan
benih besar ke dalam ember yang lain
6.
Lakukan
secara berulang sampai elver habis.
Benih yang berukuran besar adalah
benih berkualitas lebih baik, sedangkan benih berukuran kecil disebut benih
berkualitas kedua dengan kualitas dibawah kualitas benih besar.
II.
PENDEDERAN LANJUTAN
A.
PENYIAPAN KOLAM DAN MEDIA
BUDIDAYA
Pada prinsipnya
pendederan lanjutan tidak jauh berbeda dengan pendederan pertama. Yang
membedakan adalah pada pendederan tahap dua dan tiga kita tidak perlu lagi
mengajari ikamn sidat untuk makan karena telah terbiasa dengan pakan buatan
yang kita berikan saat pendedera pertama.
Langkah penyiapan
kolam dilakukan dengan mengecek pematang kolam, mengamati adanya kebocoran atau
tidak, pengeringan, pembasmian penyakit dan pengisian air.
Pengeringan
dilakukan dengan menguras habis air yang tersisa dan menjemur dibwah terik
matahari selama tiga hari atau sesuai dengan kondisi. Selanjutnya untuk
membasmi adanya bibit penyakit dilakukan dengan perendaman larutan kaporit
dengan dosisi 30-50 gram/m3 selama dua hari kemudian dibilas sampai
sisa bau kaporit hilang dengan pengeringan. Selanjutnya dilakukan pengisian air
kembali setelah dua hari pemberantsan penyakit selesai.
B.
PENEBARAN BENIH SIDAT
Pada pendederan tahap dua ini
dilakukan pengaturan padat tebar, hal ini untuk menghasilkan sidat dengan
pertumbuhan yang baik. Untuk padat tebar penedederan dua dan tiga dapat dilihat
pada tabel dibawah ini ;
Kegiatan
|
Berat Benih (gr)
|
Padat Tebar
|
Dosis Pakan per 1000 ekor
(g) (ekor/m3)
|
Pendederan 2
|
0,6 – 0,8
|
200
|
100 – 200
|
Pendederan 3
|
1,5 – 1,75
|
100
|
200 - 400
|
Cara menghitung benih secara
volumetrik :
A = B + C
Keterangan :
A = jumlah total benih (ekor)
B = jumlah benih dalam satu gelas
(ekor)
C = volume bneih keseluruhan (liter)
C.
PERAWATAN PEMELIHARAAN
Kegiatan perawatan
pemeliharaan terdiri dari pemberian pakan, mengontrol kualitas air, monitoring
pertumbuhan, monitoring kesehatan, panen parsial dan panen total
Pada tahap
pendederan lanjutan ini pakan yang diberikan sebanyak 4 kali sehari dengan
kandungan protein pakan > 50 %, dengan dosis 8-10 %. Monitoring kulaitas air
menjadi hal wajib untuk dilakukan mengingat sisa pakan di dasar kolam maupun
yang tersuspensi dalam air akan mempercepat penurunan kualitas airnya. Ketika
kualitas air menurun maka mudah sekali timbul penyakit seperti jamur dan
serangan bakteri.
D.
PEMANENAN
Kegiatan pemanenan bisa dilakukan
secara total atau parsial seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya.
Hal penting yang perlu diperhatikan adalah kehati-hatian dalam grading agar
ikan sidat tidak mengalami stres berlebihan sehingga dapat merugikan.
III.
PEMBESARAN SIDAT
Pada intinya kunci sukses kegiatan
pembesaran ikan sidat sama dengan kegiatan budidaya ikan yang lain, yaitu
dimulai dari kualitas air yang baik, kualitas benih yang baik, kualitas pakan
tambahan yang baik, teknik pemeliharaan yang baik dan manajemen yang baik.
Adapun langkah-langkah kegiatan budidaya pembesaran adalah ;
A. PENYIAPAN
KOLAM DAN MEDIA PEMELIHARAAN
Media pemeliharaan untuk pembesaran
menggunakan kolam tanah berukuran 300-1000 m2. Dengan ukuran kolam
yang besar akan mendapatkan keuntungan diantara suhu relatif stabil.
Kolam pembesaran
yang baik adalah kolam yang mempunyai kandungan pakan alami melimpah dan suplai
air dengan kandungan pakan alami yang mencukupi pula. Langkah-langkah penyiapan
kolam pada dasarnya sama dengan penyiapan kolam dalam pendederan yaitu sebagai
berikut ;
1.
Pengeringan
kolam selama 2 – 3 minggu
2.
Pengontrolan
pematang dari kebocoran atau potensi kebocoran
3.
Pengeringan
dan pengolahan dasar kolam dengan mencangkul untuk membalikkan tanah
4.
Pengapuran
dengan kapur dolomit atau kalsit dengan dosis 100 – 200 gram/m2.
5.
Pemupukan
dengan menebar pupuk organik atau pupuk kandang secara merata ke permukaan
dasar kolam.
6.
Penumbuhan
pakan alami dengan melakukan pengisian air setinggi sepertiga kedalaman kolam
dan dibiarkan selama 5 – 7 hari.
Setelah
langkah-langkah di atas selesai dilakukan tahap selanjutnya adalah penebaran
benih sidat.
B.
PENEBARAN BENIH SIDAT
Benih yang ditebar merupakan hasil
pendederan 3 yaitu benih berukuran 3 – 7 gram/ekor. Namun lebih baik sebelum
dilakukan penebaran dilakukan dahulu grading agar sidat yang ditebar bisa
seragam dalam satu kolam untuk menghindari kanibalisme dan persaingan dalm hal
makan dan ruang tidak seimbang antar ikan sidat.
Untuk pembesaran tahap 1 padat
penebaran ikan sidat yaitu ukuran benih 3-7 gram/ekor padat tebarnya +
50 ekor/m2 dan untuk pembesaran tahap dua padat tebar + 30
ekor/m2. Penebaran benih dilakukan pada pagi hari yaitu pukul 07.00
– 09.00 untuk menghindari suhu tinggi penyebab stress.
C.
PERAWATAN PEMELIHARAAN
Kegiatan pemeliharaan pada pembesaran
sama dengan kegiatan pemeliharaan pendederan pada bab sebelumnya, yaitu
meliputi kegiatan monitoring kualitas air, monitoring pertumbuhan dan kondisi
sidat, grading dan pemanenan.
D.
PEMBERIAN PAKAN
Bentuk pakan pada
saat pembesaran berupa pasta dengan kandungan protein 45-50 %. Sebagai pakan
tambahan pembesaran pelet sangat baik karena pakan dalam bentuk pelet lebih
efektif dibanding dalam bentuk pasta.
Dosis pakan antara
2-6 % dari total biomassa per hari dengan frekuensi pemberian 2-3 kali sehari.
Pakan tambahan diberikan satu hari setelah penebaran agar bisa menyesuaikan
diri dengan lingkungannya. Pakan tambahan berupa pellet, pasta dan cacing
tanah, ikan rucah serta keong.
Langkah pemberian
pakan pasta adalah sebagai berikut ;
1.
Timbang
pakan sebanyak yang diperlukan
2.
Campur
dengan air secukupnya dan suplemen lain yang diperlukan
3.
Aduk
hingga merata dan pulen
4.
Letakkan
adonan ke dalam keranjang pakan
5.
Letakkan
keranjang tadi 10 cm dibawah permukaan air yang ada peneduhnya.
Langkah pemberian pakan dengan
ikan rucah ;
1.
Timbang
ikan rucah sebanyak yang diperlukan
2.
Cincang
dagng tersebut hingga lebih kecil dari bukaan mulut sidat
3.
Letakkan
daging ikan tersbut dalam baki
4.
Masukkan
baki ke dalam air sedalam 10 cm dari permukaan air
Pemberian
pakan tidak boleh terlambat karena bisa memicu kanibalisme.Sidat yang terluka
akan diserang sesamanya dan akan memicu timbulnya bibit penyakit seperti jamur
dan bisa menyebabkan kematian. Untuk mengurangi resiko kanibalisme maka perlu
dilakukan grading setelah masa pemeliharaan 1 – 2 bulan dengan cara menggunakan
ember sortir berlubang.
Perbandingan
jumlah pakan yang diberikan dan bobot ikan yang dihasilkan disebut sebagai FCR
(food convertion ratio). Sebagai contoh dalam sebuah pemeliharaan didapatkan
hasil panen 1 kwintal
dan pakan yang digunakan sebanyak 2 keintal,
maka besarnya FCR adalah 2 kwintal
: 1 kwintal =
2.
E.
PENGONTROLAN
Pengontrolan
dilakukan setiap hari bersamaan dengan pemberian pakan. Pengontrolan meliputi
pengecekan kualitas air baik secara visual maupun dengan menggunakan alat
pengukur kualitas air. Bila da parameter
kualitas air yang tidak sesuai maka perlu dilakukan pengecekan dan pengamatan
mengapa bisa terjadi demikian sehingga bisa dilakukan langkah penagangan lebih
lanjut untuk menghindari resiko yang lebih lanjut akan terjadi.
Pengontrolan
terhadap kondisi ikan sidat juga dilakukan setiap hari. Bila secara visual
ditemukan ikan sidat yang sakit maka segera lakukan pengontrolan secara
menyeluruh apakah penyebab dari sakit ikan sidat tersebut. Bila perlu dilakukan
pengobatan maka segera dilakukan pengobatan agar tidak cepat menyebar ke ikan
yang lain.
F. BUDIDAYA SIDAT DI KOLAM TERPAL
Seiring dengan perkembangan teknologi budidaya perikanan,
dewasa ini kolam atau wadah budidaya ikan juga mengalami perkembangan. Jika
dulu wadah budidaya ikan berupa kolam tanah dan kolam permanen, saat ini
pembudidaya ikan telah menggunakan wadah berupa terpal, plastik dan fiber.
Untuk budidaya ikan sidat saat ini telah menggunakan kolam terpal seperti
halnya budidaya ikan lele.
Penggunaan kolam terpal dalam budidaya ikan sidat harus
diperhatikan pada masalah kebocoran dan larinya ikan sidat dari media budidaya.
Untuk itu perlu ditambah semacam jaring atau paranet tambahan yang disambung
pada bagian atas kolam terpal.
Budidaya ikan sidat menggunakan kolam terpal ini
menggunakan sistem air resirkulasi, yaitu air air yang dibuang ditreatment
kemudian digunakan kembali sebagai media budidaya di unit kolam tersebut.
Sistem ini bisa menerapkan kepadatan cukup tinggi dengan
produktivitasnya tinggi. Pemeliharaan air yang memadai diusahakan bisa sempurna
menjadi prasarat utama dalam sistem budidaya ini. Pada sistem ini menggunakan
filter fisik untuk membuang kotoran dan filter biologi untuk merombak amonia
menjadi nitrat yang relatif tidak bersifat racun bagi perairan dan ikan. Filter
fisik dipasang pada bagian samping kolam berupa pipa pvc berukuran 1 dim dan
diberi alat penyaring. Bisa juga ditambahkan tanaman enceng gondok pada kolam
untuk menjernihkan air dan menyerap sisa pakan maupun kotoran yang tersuspensi
dalam air.
Kolam terpal ini
menggunakan sistem central drain untuk pengeluaran airnya, yaitu adanya lubang
pengeluaran di dasar kolam. Langkah-langkah pebuatan kolam terpal dengan
central drain adalah sebagai berikut ;
a.
Alat
dan Bahan
Peralatan
yang digunakan untuk pembuatan kolam terpal sistem
central drain adalah sebagai berikut :
-
Gergaji
-
Alat
pemotong (bendo/ arit)
-
Palu
-
Amplas
-
Cuter
-
Meteran
-
Spidol
-
Cangkul
Sedangkan bahan-bahan yang digunakan
antara lain adalah sebagai berikut ;
- Terpal A12 dengan diameter 2
meter
- Paku
-
Kawat
strimin mesh size 1 cm.
-
Pipa
pralon ukuran 1 dim
-
L
pralon ukuran 1 dim
-
T
pralon ukuran 1 dim
-
Lem
alteco / Lem G
-
Sekam
b.
Cara
Pembuatan
Langkah pembuatan kolam terpal sistem central drain adalah sebagai berikut ;
1.
Pembuatan
rangka kolam ;
Rangka kolam
dibuat menggunakan kawat strimin dengan mesh size + 1 cm. Panjangnnya
dihitung dengan menggunakan rumus keliling lingkaran kolam terpal yang akan dibuat.
2.
Persiapan
kolam ;
a.
Meratakan
tanah seluas ukuran terpal yang akan dibuat kolam
b.
Menggali
pada bagian tengahnya secara melintang selebar kolam yang akan dibuat sedalam
10 cm
c.
Memotong
pralon sepanjang setengah dari diameter kolam
d.
Memasang
L pralon kemudian meletakkan pralon tadi pada galian tanah pada bagian tengah
kolam
e.
Menebarkan
sekam secara merata di atas permukaan tanah seluas lingkaran yang akan dibuat
kolam
3.
Pemasangan
rangka strimin dan terpal
a.
Memasang
strimin membentuk lingkaran bulat sempurna
b.
Memperkuat
masing-masing sisi lingkaran dengan 8 bilah bambu mengikuti 8 arah mata angin
c.
Pasang
terpal mengikuti pola bulat yang telah terbentuk dari rangka kawat strimin.
d.
Sebelum
ditutup secara sempurna, pada bagian tengah terpal yang terdapat pralon pembuangan
dilem pada bagian pralon L dan rekatkan pada terpal. Tunggu sampai kering dan
benar-benar menempel secara sempurna
e.
Tutup
keseluruhan terpal mengikuti bentuk bulat rangka kawat strimin yang telah
terbentuk
f.
Pada
bagian atas terpal yang terdapat rekatan pralon L sobek dengan cuter berbentuk
silangan 8 penjuru mata angin.
g.
Pasang
pralon setinggi 70 cm (disesuaikan dengan ketinggian air yang diinginkan)
h.
Kolam
siap diisi air dan digunakan.
Keunggulan sistem ini adalah produktivitasnya tinggi
meskipun ukurannya relatif kecil dan aliran air terbatas. Keunggulan lain
adalah kondisi budidaya bisa terkontrol dan tidak terpengaruh oleh kondisi
lingkungan di sekitarnya. Kelemahannya adalah biaya relatif tinggi.
Gambar.
Proses pembuatan kolam terpal central drain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar