Ikan sidat merupakan kan dengan nilai
ekonomis tinggi yaitu harganya cukup mahal jika dibandingkan dengan jenis-jenis
ikan lainnya. Hal ini dikarenakan tingkat kesulitan yang cukup tinggi dalam
budidayanya dan juga sulitnya mencari
tangkapan di alam pada saat dewasanya. Faktor lain yang menyebabkan ikan ini
cukup mahal adalah kandungan gizinya yang cukuo tinggi. Hal ini disebabkan
karena kemampuan hidup ikan sidat yang bisa hidup di dua alam yaitu air ain
(laut) dan air tawar.
Berikut kandungan gizi ikan sidat
dalam 100 gram bahan segar ;
Komponen
|
Anguilla
japonica
|
Anguilla
bicolor
|
Protein
|
16,8
|
18,70 – 20,32
|
Lemak
|
12,4
|
7,23 – 8,11
|
Air
|
69,6
|
67,79 – 70,73
|
Abu
|
1,2
|
2,69 – 3,20
|
Serat
|
|
0,73 – 0,77
|
Ikan sidat berasa harum dan gurih,
disebut juga sebagai ginseng air yang berfungsi untuk menghambat penuaan dini
dan dipercaya dapat meningkatkan vitalitas kaum pria. Ikan sidat memiliki
kandungan nutrisi protein, karbohidrat, dan omega 3 yang tinggi. Omega 3
merupakan nutrisi yang sangat baik untuk perkembangan otak manusia sehingga
dapat memperlambat kepikunan.
Dari beberapa penelitian didapatkan
hasil bahwa kandungan nutrien ikan sidat lebih baik dari kandungan susu sapi,
diantara adalah vitamin B1 lebih banyak 25 kali lipat dari susu sapi, vitamin
B2 lebih banyak 5 kali lipat susu sapi dan vitamin A lebih banyak 45 kali serta
kandungan zinc 9 kali lebih banyak dar susu sapi.
Sudah banyak yang membuktikan
mengkonsumsi ikan sidat banyak sekali manfaatnya. Bagi yang telah rutin
mengkonsumsi ikan sidat akan merasakan manfaatnya diataranya meningkatkan daya
ingat, memperlancar peredaran darah, mempertahan kan tekanan darah normal dan
mengobati pembuluh darah otak.
Ikan sidat juga mengandung asam lemak
tak jenuh sehingga bagi orang yang mengkonsumsinya tidak perlu khawatir badan
kan menjadi gemuk. Bagi kesehatan mata ikan sidat juga bisa dirasakan mampu
memberikan manfaat. Hal ini dikarenakan kandungan vitamin A yang cukup tinggi
pada ikan sidat.
Untuk
memperoleh ikan sidat yang masih segar dan dalam kondisi yang masiih hidup saat
tiba di konsumen maka ikan sidat yang baru dipanen perlu dilakukan beberapa
perlakuan terlebih dahulu. Perlakuan tersebut diantyaranya adalah pemberokan,
sortasi, pengepakan dan penanganan yang tepat.
A. TEKNIK
PEMANENAN
Seperti halnya pada pendederan, pada
sidat konsumsi pemenanen bisa dilakukan secara parsial (sebagian) atau total
(keseluruhan). Untuk tahapan panen total adalah sebagai berikut ;
1.
Pada
saluran pengeluaran (monik) dipasang saringan
2.
Cabut
penutup pengeluaran dan dibuat sedemikian sehingga ikan sidat tidak dapat ikut
keluar bersama aliran air
3.
Saat
air berkurang sedikit demi sedikit tangkap ikan sidat dengan seser dan masukkan
ke dalam ember.
4.
Bila
airnya sudah surut lalu tangkap semua sidat dan tampung dalam hava.
Pemanenan sidat harus
dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak kulit sidat. Langkah-langkah
penangkaoan sidat itu sebagai berikut ;
1.
Sidat
dipuasakan selama dua sampai tiga hari sebelum pemanenan. Saat ikan sidat akan
dipanen baru diberi pakan, saat ikan sidat berkumpul itulah maka dilakukan
penyerokan
2.
Kolam
dikeringkan dan sidat ditampung dalam kantong yang terbuat dari jaring halus
sepanjang 3 meter yang dikaitkan dengan pipa pengeluaran air. Sidat diarahkan
masuk ke jaring penampungan.
3.
Sidat
yang pertumbuhannya cepat dipisahkan dengan yang pertumbuhannya lambat agar
sidat yang berukuran besar tidak menyerang sidat yang masih berukuran lebih
kecil.
4.
Sidat
dimasukkan ke dalam bak penampungan berisi air dangkal dan dilengkapi aerator.
B. PEMBEROKAN
Sebelum diperdagangkan, sidat terlebih
dahulu diberok/ dipuasakan dalam air jernih dan mengalir. Tujuan pemberokan
adalah untuk membersihkan isi perut sidat sehingga se;ama dalam perjalanan
tidak mengeluarkan feses yang dapat menurunkan kualitas air tampungan
transportasi. Tujuan lain dari pemberokan adalah untuk menghilangkan bau lumpur
sehingga saat dikonsumsi ikan sidat tidak berbau lumpur lagi.
Waktu pemberokan juga tergantung suhu
air lokasi. Di daerah sub tropis seperti Eropa dan Jepang yang airnya bersuhu
15 ºC pemberokan cukup dilakukan
selama 3 hari. Sedangkan di Indonesia yang rata-rata suhunya seiktar 25 ºC diperlukan waktu 7-10 hari.
Tahap-tahap pemberokan adalah sebagai
berikut ;
1.
Sidat
dimasukkan ke dalam bak fiber berisi air bersih dan beri aerasi untuk menjaga
kandungan oksigen
2.
Kemudian
diamkan sidat selama 24 – 36 jam. Semakin jauh perjalanan maka masa pemberokan
semakin lama.
Sidat
yang telah diberok selanjutnya bisa dikirimkan ke pedagang untuk dikirim ke
konsumen atau diekpsor ke luar negri.
C. SELEKSI
Grading dilakukan selang satu hari
berikutnya. Grading ertujuan untuk memisahkan sidat sesuai dengan ukurannya.
Sidat yang mati sebelum grading harus dibuang terlebih dahulu agar tidak
mengotori. Bila tidak terlalu banyak, grading bisa dilakukan secara manual
seprti telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Tetapi bila sidatnya banyak bisa
dilakukan dengan menggunakan alat bantu grading
D. PENIMBANGAN
Langkah selanjutnya adalah penimbangan
dan pengemasan. Perhitungan sidat dilakukan secara manual dengan cara sampling.
Setelah diketahui beratnya maka sidat siap untuk dijual.
E. PENGEMASAN
DALAM SISTEM TERTUTUP
Pada sisitem tertutup ini ikan sidat
dipuasakan terlebih dahulu dan kemudian dipingsankan dengan wadah yang telah
diberi es dengan suhu 7 – 10 ºC. Setelah ikan sidat pingsan
selanjutnya dikemas dalam wadah yang telah diisi air sebanyak sepertiganya dari
total volume, kemudian wadah tersebut diberi oksigen murnin dan kemudian
ditutup rapat menggunakan karet. Setelah itu masukkan ke dalam sterofoam dan
disela-selanya diberi es batu yang sudah dibungkus plastik.
F. PENGEMASAN
DALAM SISTEM TERBUKA
Pengemasan sistem terbuka
dilakukan bila jarak tempuh pengiriman tidak lebih dari 12 jam. Sidat
ditempatkan dalam wadah terbuka dengan kepadatan tidak terlalu tinggi dan
diberi aerasi. Pengiriman sebaiknya dilakukan pada malam hari agar selama dalam
perjalanan tidak mengalami stres karena meningkatnya suhu.
Perbandingan bobot air dan
sidat yang ditamoung adalah 1 : 1. Hal ini berarti bahwa 1 ton air (1.000
liter) hanya bisa untuk mengangkut sidat sebanyak satu ton (1.000 kg). Jika
berat sidat per ekor rata-rata adalah 250 gram maka untuk 1.000 liter air hanya
bisa diisi sidat sebanyak 4.000 ekor.
G. PENANGANAN
SIDAT
Penanganan sidat tidak kalah
pentingnya dengan penaganan budiday dan penanganan penyakit. Kualitas hasil
panen ikan sidat akan menentukan harga jualnya. Ikan sidat bernilai lebih mhal
bila tidak cacat fisik dan masih dalam kedaan hidup.
Sebelum diolah atau diawetkan ikan
sidat terlebih dahulu dibersihkan dari lendir. Lendir ini banyak mengandung
senyawa nitrogen dan merupakan sumber hara bagi mikro-organisme. Lendir ini
juga mudah rusak dan menimbulkan aroma menyimpang pada ikan, dan membuka jalan
bagi masuknya bakteri lebih jauh lagi. Untuk memudahkan penghilangan lendir
bisa dilakukan dengan menaburi abu atau menetesinya dengan air jeruk nipis.
Selanjutnya dicuci bersih setelah dikerok badannya. Setelah lendir bersih
kemudian perut dibelah memanjang dan seluruh isi perut dibuang agar dagingnya
tidak pahit. Perut dibersihkan hingga tulang punggung. Setelah itu insang
dibuang dan ekornya dipotong. Baru kemudian dicuci bersih.
H. PENGOLAHAN
DAN PENGAWETAN SIDAT
Berbagai macam olahan masakan bisa
dibuat dari ikan sidat. Sidat yang baru dipanen sangat bagus untuk diawetkan
atau diasap. Untuk meningkatkan nilai jual maka sidat bisa diolah. Berbagai
macam olahan sidat antara lain adalah sebagai berikut :
1.
Sidat
Asap
Pengasapan
merupakan salah satu cara pengawetan sidat. Pengasapan dilakukan dengan
merendam ikan sidat dalam larutan garam dan kemudian diasapi. Pengasapan bisa
dilakukan dengan dua macam yaitu pengasapan panas dan pengasapan dingin.
Pengasapan panas adalah pengasapan yang dilakukan dengan cara ikan didekatkan
pada api. Sedangkan pengasapan dingin ikan diletakkan agak jauh dari api. Alat
pengasapan dibuat sedmikia sehingga mampu membuat asap terus menerus
2.
Sidat
Panggang (Unagi Kabayaki)
Sidat
panggang merupakan makanan sajian istimewa di Jepang. Tidak hanya rasanya yang
enak tetapi sidat panggang juga dipercaya mampu membangkitkan vitalitas kaum
pria. Orang Jepang memakannya pada musim panas (akhir bulan Juni) agar
memberikan kekuatan dan vitalitas hingga akhir tahun.
Proses
pembuatan sidat panggang juga seperti halnya sidat asap. Pada proses
pemanggangan ikan sidat diletakkan dekat dengan sumber api. Pengasapan panas
menggunakan suhu 80-90 ºC. Karena suhu tinggi ini maka
ikan cepat menjadi masak sehingga tidak perlu lagi dimasak dan siap dikonsumsi.
3.
Dendeng
Sidat
Dendeng
sidat merupakan jenis masakan awetan yang dibuat dengan cara pengeringan dengan
menambah garam, gula, dan bahan lain untuk memperoleh rasa yang diinginkan.
Dendeng
ikan sidat merupakan bentuk olahan semi basah yang dilakukan dengan perendaman
atau pembaceman dalam larutan bumbu yaitu gula merah, bawang putih, bawang
merah, garam dan ketumbar selama 24 jam kemudian dilakukan proses pengeringan
dan daya awetnya cukup lama dan rsanya manis gurih.
4.
Abon
Sidat
Untuk
meningkatkan keanekaragaman pangan dan mengubah kesan ikan sidat seperti ular
maka dilakukan pengolahan ikan sidat menjadi abon. Abon merupakan pengolahan yang berupa
pengeringan bahan baku yang telah ditambahkan bumbu-bumbu untuk meningkatkan
cita rasa dan memperpanjang daya simpannya.
5.
Sosis
Sidat
Pengolahan
sosis pada mulanya dikembangkan oleh masyarakat di negara sub tropis dengan
tujuan untuk mengawetkan sehingga mereka tidak kekurangan bahan makanan selama
musim dingin.
Sosis
merupakan emulsi minyak dalam air. Sosis ikan merupakan daging ikan cincang
yang ditambahkan minyak, bumbu dan pati sebagai pengisi. Teknologi produksinya,
campuran ini kemudian dimasukkan ke dalam casing / wadah dan diikat setelah itu
diuapkan atau direbus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar