Jumat, 15 Desember 2017

PANEN DAN PENANGANAN PASKA PANEN IKAN SIDAT




Ikan sidat merupakan kan dengan nilai ekonomis tinggi yaitu harganya cukup mahal jika dibandingkan dengan jenis-jenis ikan lainnya. Hal ini dikarenakan tingkat kesulitan yang cukup tinggi dalam budidayanya dan  juga sulitnya mencari tangkapan di alam pada saat dewasanya. Faktor lain yang menyebabkan ikan ini cukup mahal adalah kandungan gizinya yang cukuo tinggi. Hal ini disebabkan karena kemampuan hidup ikan sidat yang bisa hidup di dua alam yaitu air ain (laut) dan air tawar.
Berikut kandungan gizi ikan sidat dalam 100 gram bahan segar ;
Komponen
Anguilla japonica
Anguilla bicolor
Protein
16,8
18,70 – 20,32
Lemak
12,4
7,23 – 8,11
Air
69,6
67,79 – 70,73
Abu
1,2
2,69 – 3,20
Serat

0,73 – 0,77


Ikan sidat berasa harum dan gurih, disebut juga sebagai ginseng air yang berfungsi untuk menghambat penuaan dini dan dipercaya dapat meningkatkan vitalitas kaum pria. Ikan sidat memiliki kandungan nutrisi protein, karbohidrat, dan omega 3 yang tinggi. Omega 3 merupakan nutrisi yang sangat baik untuk perkembangan otak manusia sehingga dapat memperlambat kepikunan.
Dari beberapa penelitian didapatkan hasil bahwa kandungan nutrien ikan sidat lebih baik dari kandungan susu sapi, diantara adalah vitamin B1 lebih banyak 25 kali lipat dari susu sapi, vitamin B2 lebih banyak 5 kali lipat susu sapi dan vitamin A lebih banyak 45 kali serta kandungan zinc 9 kali lebih banyak dar susu sapi.
Sudah banyak yang membuktikan mengkonsumsi ikan sidat banyak sekali manfaatnya. Bagi yang telah rutin mengkonsumsi ikan sidat akan merasakan manfaatnya diataranya meningkatkan daya ingat, memperlancar peredaran darah, mempertahan kan tekanan darah normal dan mengobati pembuluh darah otak.
Ikan sidat juga mengandung asam lemak tak jenuh sehingga bagi orang yang mengkonsumsinya tidak perlu khawatir badan kan menjadi gemuk. Bagi kesehatan mata ikan sidat juga bisa dirasakan mampu memberikan manfaat. Hal ini dikarenakan kandungan vitamin A yang cukup tinggi pada ikan sidat.

Untuk memperoleh ikan sidat yang masih segar dan dalam kondisi yang masiih hidup saat tiba di konsumen maka ikan sidat yang baru dipanen perlu dilakukan beberapa perlakuan terlebih dahulu. Perlakuan tersebut diantyaranya adalah pemberokan, sortasi, pengepakan dan penanganan yang tepat.

A.   TEKNIK PEMANENAN
Seperti halnya pada pendederan, pada sidat konsumsi pemenanen bisa dilakukan secara parsial (sebagian) atau total (keseluruhan). Untuk tahapan panen total adalah sebagai berikut ;
1.    Pada saluran pengeluaran (monik) dipasang saringan
2.    Cabut penutup pengeluaran dan dibuat sedemikian sehingga ikan sidat tidak dapat ikut keluar bersama aliran air
3.    Saat air berkurang sedikit demi sedikit tangkap ikan sidat dengan seser dan masukkan ke dalam ember.
4.    Bila airnya sudah surut lalu tangkap semua sidat dan tampung dalam hava.
Pemanenan sidat harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak kulit sidat. Langkah-langkah penangkaoan sidat itu sebagai berikut ;
1.    Sidat dipuasakan selama dua sampai tiga hari sebelum pemanenan. Saat ikan sidat akan dipanen baru diberi pakan, saat ikan sidat berkumpul itulah maka dilakukan penyerokan
2.    Kolam dikeringkan dan sidat ditampung dalam kantong yang terbuat dari jaring halus sepanjang 3 meter yang dikaitkan dengan pipa pengeluaran air. Sidat diarahkan masuk ke jaring penampungan.
3.    Sidat yang pertumbuhannya cepat dipisahkan dengan yang pertumbuhannya lambat agar sidat yang berukuran besar tidak menyerang sidat yang masih berukuran lebih kecil.
4.    Sidat dimasukkan ke dalam bak penampungan berisi air dangkal dan dilengkapi aerator.

B.  PEMBEROKAN
Sebelum diperdagangkan, sidat terlebih dahulu diberok/ dipuasakan dalam air jernih dan mengalir. Tujuan pemberokan adalah untuk membersihkan isi perut sidat sehingga se;ama dalam perjalanan tidak mengeluarkan feses yang dapat menurunkan kualitas air tampungan transportasi. Tujuan lain dari pemberokan adalah untuk menghilangkan bau lumpur sehingga saat dikonsumsi ikan sidat tidak berbau lumpur lagi.
Waktu pemberokan juga tergantung suhu air lokasi. Di daerah sub tropis seperti Eropa dan Jepang yang airnya bersuhu 15 ºC pemberokan cukup dilakukan selama 3 hari. Sedangkan di Indonesia yang rata-rata suhunya seiktar 25 ºC diperlukan waktu 7-10 hari.
Tahap-tahap pemberokan adalah sebagai berikut ;
1.    Sidat dimasukkan ke dalam bak fiber berisi air bersih dan beri aerasi untuk menjaga kandungan oksigen
2.    Kemudian diamkan sidat selama 24 – 36 jam. Semakin jauh perjalanan maka masa pemberokan semakin lama.
Sidat yang telah diberok selanjutnya bisa dikirimkan ke pedagang untuk dikirim ke konsumen atau diekpsor ke luar negri.

C.  SELEKSI
Grading dilakukan selang satu hari berikutnya. Grading ertujuan untuk memisahkan sidat sesuai dengan ukurannya. Sidat yang mati sebelum grading harus dibuang terlebih dahulu agar tidak mengotori. Bila tidak terlalu banyak, grading bisa dilakukan secara manual seprti telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Tetapi bila sidatnya banyak bisa dilakukan dengan menggunakan alat bantu grading

D.  PENIMBANGAN
Langkah selanjutnya adalah penimbangan dan pengemasan. Perhitungan sidat dilakukan secara manual dengan cara sampling. Setelah diketahui beratnya maka sidat siap untuk dijual.

E.  PENGEMASAN DALAM SISTEM TERTUTUP
Pada sisitem tertutup ini ikan sidat dipuasakan terlebih dahulu dan kemudian dipingsankan dengan wadah yang telah diberi es dengan suhu 7 – 10 ºC. Setelah ikan sidat pingsan selanjutnya dikemas dalam wadah yang telah diisi air sebanyak sepertiganya dari total volume, kemudian wadah tersebut diberi oksigen murnin dan kemudian ditutup rapat menggunakan karet. Setelah itu masukkan ke dalam sterofoam dan disela-selanya diberi es batu yang sudah dibungkus plastik.

F.  PENGEMASAN DALAM SISTEM TERBUKA
Pengemasan sistem terbuka dilakukan bila jarak tempuh pengiriman tidak lebih dari 12 jam. Sidat ditempatkan dalam wadah terbuka dengan kepadatan tidak terlalu tinggi dan diberi aerasi. Pengiriman sebaiknya dilakukan pada malam hari agar selama dalam perjalanan tidak mengalami stres karena meningkatnya suhu.
Perbandingan bobot air dan sidat yang ditamoung adalah 1 : 1. Hal ini berarti bahwa 1 ton air (1.000 liter) hanya bisa untuk mengangkut sidat sebanyak satu ton (1.000 kg). Jika berat sidat per ekor rata-rata adalah 250 gram maka untuk 1.000 liter air hanya bisa diisi sidat sebanyak 4.000 ekor.

G. PENANGANAN SIDAT
Penanganan sidat tidak kalah pentingnya dengan penaganan budiday dan penanganan penyakit. Kualitas hasil panen ikan sidat akan menentukan harga jualnya. Ikan sidat bernilai lebih mhal bila tidak cacat fisik dan masih dalam kedaan hidup.
Sebelum diolah atau diawetkan ikan sidat terlebih dahulu dibersihkan dari lendir. Lendir ini banyak mengandung senyawa nitrogen dan merupakan sumber hara bagi mikro-organisme. Lendir ini juga mudah rusak dan menimbulkan aroma menyimpang pada ikan, dan membuka jalan bagi masuknya bakteri lebih jauh lagi. Untuk memudahkan penghilangan lendir bisa dilakukan dengan menaburi abu atau menetesinya dengan air jeruk nipis. Selanjutnya dicuci bersih setelah dikerok badannya. Setelah lendir bersih kemudian perut dibelah memanjang dan seluruh isi perut dibuang agar dagingnya tidak pahit. Perut dibersihkan hingga tulang punggung. Setelah itu insang dibuang dan ekornya dipotong. Baru kemudian dicuci bersih.

H.  PENGOLAHAN DAN PENGAWETAN SIDAT
Berbagai macam olahan masakan bisa dibuat dari ikan sidat. Sidat yang baru dipanen sangat bagus untuk diawetkan atau diasap. Untuk meningkatkan nilai jual maka sidat bisa diolah. Berbagai macam olahan sidat antara lain adalah sebagai berikut :
1.    Sidat Asap
Pengasapan merupakan salah satu cara pengawetan sidat. Pengasapan dilakukan dengan merendam ikan sidat dalam larutan garam dan kemudian diasapi. Pengasapan bisa dilakukan dengan dua macam yaitu pengasapan panas dan pengasapan dingin. Pengasapan panas adalah pengasapan yang dilakukan dengan cara ikan didekatkan pada api. Sedangkan pengasapan dingin ikan diletakkan agak jauh dari api. Alat pengasapan dibuat sedmikia sehingga mampu membuat asap terus menerus
2.    Sidat Panggang (Unagi Kabayaki)
Sidat panggang merupakan makanan sajian istimewa di Jepang. Tidak hanya rasanya yang enak tetapi sidat panggang juga dipercaya mampu membangkitkan vitalitas kaum pria. Orang Jepang memakannya pada musim panas (akhir bulan Juni) agar memberikan kekuatan dan vitalitas hingga akhir tahun.
Proses pembuatan sidat panggang juga seperti halnya sidat asap. Pada proses pemanggangan ikan sidat diletakkan dekat dengan sumber api. Pengasapan panas menggunakan suhu 80-90 ºC. Karena suhu tinggi ini maka ikan cepat menjadi masak sehingga tidak perlu lagi dimasak dan siap dikonsumsi.
3.    Dendeng Sidat
Dendeng sidat merupakan jenis masakan awetan yang dibuat dengan cara pengeringan dengan menambah garam, gula, dan bahan lain untuk memperoleh rasa yang diinginkan.
Dendeng ikan sidat merupakan bentuk olahan semi basah yang dilakukan dengan perendaman atau pembaceman dalam larutan bumbu yaitu gula merah, bawang putih, bawang merah, garam dan ketumbar selama 24 jam kemudian dilakukan proses pengeringan dan daya awetnya cukup lama dan rsanya manis gurih.
4.    Abon Sidat
Untuk meningkatkan keanekaragaman pangan dan mengubah kesan ikan sidat seperti ular maka dilakukan pengolahan ikan sidat menjadi abon.  Abon merupakan pengolahan yang berupa pengeringan bahan baku yang telah ditambahkan bumbu-bumbu untuk meningkatkan cita rasa dan memperpanjang daya simpannya.
5.    Sosis Sidat
Pengolahan sosis pada mulanya dikembangkan oleh masyarakat di negara sub tropis dengan tujuan untuk mengawetkan sehingga mereka tidak kekurangan bahan makanan selama musim dingin.
Sosis merupakan emulsi minyak dalam air. Sosis ikan merupakan daging ikan cincang yang ditambahkan minyak, bumbu dan pati sebagai pengisi. Teknologi produksinya, campuran ini kemudian dimasukkan ke dalam casing / wadah dan diikat setelah itu diuapkan atau direbus.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BUDIDAYA IKAN SISTEM KARAMBA