Sabtu, 16 Desember 2017

BUDIDAYA IKAN SIDAT (bagian 1)






   A.   MENGAPA IKAN SIDAT ?
Dari berbagai macam kelebihan yang dimiliki ikan sidat menjadikan ikan ini sangat bagus prospeknya. Di Indonesia belum begitu banyak yang membudidayakan ikan sidat, hal ini menjadikan peluang usaha ikan sidat cukup lebar. Ada beberapa alasan lain mengapa budidaya ikan sidat cukup menjanjikan diantaranya adalah ;
1.      Harga Sidat
Harga ikan sidat masih cukup tinggi di pasaran lokal. Untuk ikan yang sidat hidup dijual dengan harga Rp. 130.000 – Rp. 150.000 per kilonya.
2.      Permintaan Pasar
Permintaan pasar cukup tinggi di luar negri, negara Jepang dan Cina merupakan pangsa pasar yang cukup menjanjika karena permintaannya. Jepang membutuhkan 100.000 ton per tahun, sedangkan yang masih bisa diproduksi di dalam negrinya baru sekitar 20.000 ton. Jepang berharap segera bisa mengimpor ikan sidat dari Indonesia akan tetapi masih belum banyak yang membudidayakan ikan sidat.
3.      Pemeliharaan
Pada prinsipnya budidaya ikan sidat cukup mudah, karena tidak membutuhkan peralatan dan persaratan yang rumit. Berbagai macam media kolam seperti terpal, klam permanen atau kolam tanah bisa digunakan.

4.      Benih melimpah
Indonesia memiliki garis pantai yang cukup panjang yang berbatasan langsung dengan laut dalam yaitu di sepanjang pantai barat Sumatra, selatan Jawa, Bali, Nusa Tenggara hingga Papua. Di daerah tersebut banyak ditemukan glass eel di sekitar muara tempat dimana sidat muda mencari aliran sungai untuk tumbuh menjadi dewasa.
5.      Dukungan pemerintah’
Banyak program pemerintah untuk sektor pangan melalui kredit bunga murah yaitu program KKPE yang bisa digunakan untuk para pembudidaya sidat yang kesulitan modal. Bisa juga melalui program CSR dari BUMN untuk mengembangkan kegiatan budidaya sidat seperti PERTAMINA.

   B.   KENDALA BUDIDAYA IKAN SIDAT
Meskipun cukup dibilang mudah akan tetapi kendala utama budidaya ikan sidat adalah tingkat kematian yang cukup tinggi pada masa awal pemeliharaan. Tingkat kematian bisa mencapai 70-80 % pada saat glass ell sampai elver. Sedangkan pada awal pemeliharaan benih bisa memcapai 30-50 % kematiannya.
Masalah lain dalam budidaya ikan sidat adalah laju pertumbuhan yang cukup lambat yaitu kurang dari 3,1 %. Untuk pemeliharaan dari ukuran fingerling hingga ukuran konsumsi 250 gram memerlukan waktu hingga 8 – 10 bulan dengan kondisi pakan tercukupi dan lingkungan yang memadai. Kepadatan juga berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan sidat. Kepadatan standar dengan kolam ukuran 3,3 meter adalah 1,1 – 1,9 kg.    
Kendala lain dalam budidaya ikan sidat adalah tingginya kematian saat pengangkutan ikan. Kondisi pengangkutan yang kurang nyaman dan terlalu padat akan meningkatkan resiko kematian dalam transportasi. Untuk mengatasinyan bisa menggunakan es dan atau pendinginan hingga suhu 14ºC akan menekan tingkat metabolisme ikan sehingga mengurangi pengeluaran gas beracun seperti CO2dan amoniak.
        Dari sekian banyak kendala yang ada, kontinuitas pasokan benih masih menjadi kendala utama para pembudidaya karena benih masih mengandalkan tangkapan dari alam. Ada kalanya pasokan benih begitu melimpah namun disaat lain benih sangat kurang didapatkan.

    C.   POTENSI BUDIDAYA IKAN SIDAT
Permintaan besar dunia akan ikan sidat merupakan peluang yang bisa dimanfaatkan oleh pembudidaya di Indonesia. Pad tahun 1995 saja permintaan ikan sidat mencapai 205.000 ton atau senilai 3,1 milyar dolar Amerika dan sebagian besar dihasilkan dari budidaya. Namun negara-negara yang budidayanya telah maju terus mengalami penurunan pasokan benih. Sementara Indonesia dengan jumlah spesiees sidat yang cukup melimpah di alam masih belum bisa memanfaatkan peluang tersebut karen masih sedikitnya pembudidaya ikan sidat.
                                    Sampai saat ini jumlah pembudidaya ikan sidat di Indonesia masih sangat terbatas, padahal potensi benih sidat cukup tinggi. Hal ini menunjukkan belum seimbangnya pasokan benih dari alam dengan pemanfaatannya untuk budidaya.

    D.   SEGMENTASI USAHA BUDIDAYA SIDAT
Dalam usaha bisnis budidaya ikan sidat terdapat beberapa segmentasi yang bisa diterapkan untuk mempercepat siklus perputaran uang. Segmentasi usaha itu antara lain adalah ;
1.    Pendederan
Pendederan merupakan usaha pembesaran dari glass eel sampai ukuran elver. Lama waktu yang dibutuhkan untuk pendederan glass eel adalah selama tiga bulan untuk menghasilkan produk elver usia empat bulan.
Media yang digunakan bisa berupa akuarium yang dilengkapi dengan sistem aerasi dan sirkulasinya, kolam terpal, kolam permanen dan kolam fiber. Untuk peneduh bisa digunakan tanaman air, pipa pvc, genteng, tali ravia yang dirajut dan dibuat seperti tanaman air. Pakan yang diberikan pada tahap ini adalah dari jenis cacing sutra, kutu air (dapnia), plankton, jentik nyamuk dan artemia.
2.    Pembesaran Tahap Pertama
Tahap ini merupakan pembesarn elver. Media yang digunakan bisa kolam tembok, terpal dan fiber. Pakan yang dibutuhkan adalah cacing sutra atau cacing jenis lain yang dicampur dengan pelet ikan dibuat menjadi pasta, kecebong, ikan-ikan kecil dan bisa juga belatung. Waktu yang dibutuhkan untuk budidaya ini adalah selama 4 bulan untuk menghasilkan produk sidat ukuran fingerling.
3.    Pembesaran Tahap Kedua
Tahap ini merupakan pembesaran dari fingerlig hingga mencapai ukuran konsumsi dengan berat 250 – 300 gram/ ekor atau sesuai dengan permintaan pasar. Lama waktu pemeliharaan tahap ini adalah 4 – 6 bulan atau disesuaikan dengan kebutuhan pasar. Pakan yang diberikan berupa pellet bentuk pasta dengan kandungan protein 30 % ke atas untuk menjaga kualitas rasa ikan sidat.

    E.    PERSIAPAN LAHAN  BUDIDAYA
Untuk menghasilkan keberhasilan budidaya ikan sidat setidaknya harus memenuhi sarat tempat yang baik untuk budidaya. Adapun sarat tersebuta adalah ;
a.   Dekat dengan sumber air
b.   Kualitas airnya baik dan tidak tercemar
c.   Air mengalir terus menerus sepanjang tahun
d.   Jenis tanahnya baik dan tidak porus
e.   Lahan sesuai dengan skala usaha.
Untuk kebutuhan kolam disesuaikan dengan skala usaha yang ingin dilakukan, untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel sebagai berikut :
Usaha Pendederan ;
Skala Usaha (ekor)
Luas (m2)
10.000
200
20.000
400
50.000
1.000
100.000
2.000
1.000.000
20.000
2.000.000
40.000

Sedangkan untuk usaha pembesaran ;
Skala Usaha (kg)
Luas (m2)
200
20
500
50
1.000
100
2.000
200
5.000
500
10.000
1.000

   F.    PERSIAPAN SUMBER AIR
Salah satu kunci keberhasilan budidaya ikan sidat adalah pada media airnya. Kualitas air yang bagus bisa menjamin keberhasilan budidaya sidat.
1.    Sumber air
Air dengan baku mutu nomer satu merupakan air dengan kualitas terbaik untuk budidaya ikan sidat. Tiga sumber air yang baik untuk budidaya pembesaran ikan sidat adalah air sumur, mata air dan air sungai yang belum tercemar limbah baik limbah industri mauoun limbah rumah tangga.
2.    Kuantitas air
Kuantitas merupakan debit air yang mengalir dalam satu satuan waktu. Untuk debit air yang baik untuk budidaya pendederan setiap produksi 1000 ekor/bulan dibutuhkan air sekitar 5 liter per detik. Sementara untuk pembesaran setiap skala produksi 10.000 ekor/bulan dibutuhkan air 5 liter/ detik.
3.    Kualitas
Kondisi lingkungan perairan ang sesuai untuk budidaya ikan sidat adalah sebagai berikut ;
a.    Suhu
Daya toleransi ikan sidat terhadap suhu cukup baik. Daya toleransinya semakin berkembang seiring dengan bertambahnya ukuran tubuh sidat. Glass eel spesies Anguilla autralis mampu hidup pada suhu 28 ºC, elver 30,5 – 38,1 ºC dan sidat dewasa 39,7 ºC. Pada pemeliharaan ikan sidat Anguilla bicolor bicolor suhu terbaik untuk pertumbuhan adalah adalah 29 ºC.
b.    Salinitas (kadar garam)
Ikan sidat dalam beberapa masa hidupnya akan melakukan adaptasi terhadap kondisi salinitas air lingkunganya. Stadia glass eel lebih menyukai air laut sedangkan elver lebih menyukai perairan tawar. Salinitas media budidaya mempengaruhi respon ikan sidat terhadap tekanan lingkungannya. Glass eel Anguilla anguilla yang dipelihara di air tawar mampu hidup 60 hari tanpa sedikitpun. Pada salinitas 10 dan 20 ppt, glass eel mampu berpuasa 37 dan 35 hari. Dengan demikian salinitas mampu meningkatkan daya tahan glass eel terhadap kelangkaan makanan. Glass eel yang sedang bermetamorfosis ke stadia larva lebih tahan terhadap kelaparan jika berada dalam perairan tawar daripada air payau. Ketahanan terhadap kepalapran diduga berhubungan dengan kapasitas ikan sidat dalam melakukan proses osmoregulasi dan penurunan konsumsi energi untuk proses metabolisme.
c.    Gas-gas terlarut
Secara umum ikan sidat lebih tahan hidup dalam kondisi rendah oksigen jika dibnandingkan dengan ikan lainnya sepertti ikan mas, nila dan tawes. Pada kondisi “apnoea” yaitu keadaan dimana otot-otot pernafasan dan alat pernafasan lainnya (insang, paru-paru) dalam kondisi istirahat, elver mampu bernafas selama 30menit. Selama 30 menit tersebut elver hanya menggunakan oksigen yang tersimpan dalam darahnya tanpa menggunakan oksigen yang tersimpan dari luar. Hal itu menunjukkan bahwa sidar mampu hidup dalam kondisi hipoxia (kekukrangan oksigen). Selain itu sidat juga mampu bernafas melalu kulitnya meskioun tidak menyumbang ksigen yang tinggi.
Kandungan oksigen pada malam hari akan menurun tajam pada perairan yang subur akan plankton. Hal ini karena pada malam hari proses fotosintesis terhenti. Kombinasi antara temperatur air yang tinggi paa saat siang hari dan oksigen terlarut yang rendah pada malam hari dapat menyebabkan terjadinya kematian massal pada ikan sidat.
d.    Kejenuhan Gas
Kejenuhan gas di dalam perairan dapt terjadi karena beberapa faktor antara lain pemanasan air pada kolam budidaya atau danau, fotosintesis berlebihan, tekanan udara rendah, produksi gas O2N dan metana akibat adanya aktivitas bakteri pemanasan oleh matahari dalam waktu lama dan angin dalam kondisi tenang.
Kejenuhan terlalu tinggi pada perairan dapat menyebabkan penyakit gelembung gas. Kondisi ini akan mengakibatkan cairan dalam tubuh ikan mengalami hal yang sama sehingga timbul gas (terutama N dan O2) dalam pembuluh darah dan jaringan tubuh yang akan menyebabkan emboli. Emboli ini akan menyebabkan terganggunya transportasi oksigen sehingga ikan akan mengalami hypoxia dan kerusakan jaringan.
e.    pH
pH optimal utnuk pertumbuhan ikan sidat adalah 7 – 8
            Parameter kualitas air dalam budidaya ikan sidat dapat dilihat pada tabel dibawah ini ;
Parameter
Kisaran atau Indikasi
Suhu
27 – 30 ºC (pendederan)
25 – 30 ºC (pembesaran)
Warna
Kecoklatan
Kekeruhan
20 – 40 cm plankton
Oksigen
Minimal 4 mg/L
Karbondioksida
Maksimal 25 mg/L
Ph
7 – 7,5
Amoniak
Maksimal 0,1 mg/L
Alkalinitas
50 – 300 mg/L

                                    Perilaku ikan sidat sangat tergantung dari kondisi suhu lingkungan perairannya. Berikut adalah perilaku ikan sidat sesuai dengan kondisi lingkungannya ;
a.    Suhu 8 – 12 ºC
Sidat tidak mau makan karena suhunya terlalu ekstrim
b.    Suhu 13 – 17 ºC
Sidat mulai mau makan tapi msih sedikit dan belum lahap
c.    Suhu 18 – 27 ºC
Merupakan kisaran suhu ideal untuk membesarkan ikan sidat karena pada suhu ini sidat akan makan dengan lahap dan tidak akan mengganngu kesehatannya.
d.    Suhu 28 – 32 ºC
Pada kisaran suhu ini ikan sidat masih bisa makan dengan lahap akan tetapi beresiko terhadap kesehatannya sehingga bersesiko menyebabklan kematian.
4.    Kontinuitas
Sumber air yang bisa mengalir terus menerus sepanjang tahun disebut kontinyu. Apabila kita tidak bisa mendaptkan sumber air yang bisa kontinyu maka bisa dilakukan dengan resirkulasi menggunakan pompa air.
   G.   JENIS TANAH UNTUK LAHAN BUDIDAYA
Kondisi tanah untuk budidaya ikan sidat harus memiliki sifat fisik kimia yang baik agar bisa menunjang keberhasilan budidaya sehingga mampu mendukung fungsi sebahai ;
1.    Terciptanya lingkungan hidup yang baik
2.    Berkembangnya pakan alami
3.    Kuat menampung air dan beban di dalamnya.
Adapun jenis tanah yang baik untuk budidaya ikan sidat adalah ;
1.    Tanah terapan (clay loam) yaitu tanah dengan kandungan liat, pasir dan debu kurang lebih berimbang
2.    Tanah liat berpasir atau lempung berpasir

   H.   PERSIAPAN WADAH
1.    Penampungan air (tandon)
Tempat ini merupakan penampung air dari sumber air sebelum dialirkan ke tempat budidaya. Fungsi lain adalah untuki mengendapkan lumpur yang terkandung di dalam air.
2.    Bak Pendederan
Wadah ini merupakan tempat memelihara elver hingga menjadi benih. Pada pendederan tahap 1 dimana elver dibuat agar mau makan dengan pakan yang diberikan (belajar makan). Karena tahap ini cukup kritis maka sebaiknya ditempatkan di dalam ruangan. Sedangkan untuk pendederan tahap 2 bisa dilakukan di luar ruangan dimana tahap ini merupakan tahap pembesaran dari elver menuju juvenil.
3.    Kolam Pembesaran
Kolam ini digunakan untuk memelihara benih menjadi ukuran konsumsi. Ukuran kolam bisa bervariasi dari 300 – 1000 m2. . Bisa juga menggunakan kolam terpal bulat sebagai media budidaya ikan sidat dengan diameter 2 – 3 meter.
   
   I.   PERSIAPAN PERLENGKAPAN PENDUKUNG
Perlengkapan pendukung dalam budidaya ikan sidat ini antara laian adalah ;
1.    Sumber listrik
2.    Aerator (alat pengudaraan)
Alat ini bisa berupa kincir air, blower dan aero O2
3.    Alat pengkur parameter air
Alat pengukur kualitas air diantaranya yaitu ;
-       Termometer untuk mengukur suhu
-       pH meter untuk mengukur pH
-       Salinometer untuk mengukur kadar garam / salinitas
-       DO meter untuk mengukur kadar oksigen dalam air
-       Tes kit amonium, nitrat dan nitrit
4.    Peralatan bantu seperti ember, gayung, serok, saringan dll
5.    Gudang untuk meletakkan pakan dan perabotan lain
6.    Kendaraan angkutan (jika diperlukan)
7.    Peralatan adminstrasi

    J.    SARANA BUDIDAYA
1.    Persiapan Benih Ikan Sidat
Benih ikan sidat yang digunakan ada dua macam yaitu glass ell dan fingerling. Glass eel bentuknya bulat memanjang sekitar 5 – 7 cm dan berwarna agak bening. Sedangkan fingerling yaitu benih yang telah berukuran 10-20 cm.
Untuk memilih benih ikan sidat yang berkualitas bisa dilihat pada bagian ekornya, bila ekor lebih besar atau lebih panjang dari bagian tubuhnya maka benih itu tidak bagus karena akan kuntet atau tidak tumbuh besar.
2.    Pakan Tambahan
Pakan harus disiapkan terlebih dahulu sebelum melakukan pengumpulan benih sidat. Bisa menggunakan ikan rucah sebelum menggunakan pakan buatan. Untuk ransum makanan, pakan buatan dicampur air dengan rasio 1 : 1 dan dapat juga dicampur dengan cacahan ikan rucah dan obat-obatan. Campuran ini diaduk sehingga berbentuk adonan dan segera diberikan pada sidat sebelum menjadi keras.  Kandungan protein yang dibutuhkan untuk elver yaitu 55 %, sidat muda 50 % dan dewasa 45 %.
Pakan yang diberikan sebanyak 3 % dari berat total ikan. Konversi pakan sebesar 1,96 % sehingga diperoleh laju pertumbuhan rata-rata 1,46 %. Bisa juga ditambahkan pakan lain seperti cacing tanah yang mempunyai kandungan protein cukup tinggi.

3.    Pupuk dan Obat-obatan

Pupuk yang digunakan bisa pupuk kimia maupun pupuk organik /kandang.

2 komentar:

  1. proser penangkapan ikan sidat monster
    ada di youtube malindo channel
    https://youtu.be/Gj0ATYnP8JY

    BalasHapus

BUDIDAYA IKAN SISTEM KARAMBA