A.
MENGAPA IKAN SIDAT ?
Dari
berbagai macam kelebihan yang dimiliki ikan sidat menjadikan ikan ini sangat
bagus prospeknya. Di Indonesia belum begitu banyak yang membudidayakan ikan
sidat, hal ini menjadikan peluang usaha ikan sidat cukup lebar. Ada beberapa
alasan lain mengapa budidaya ikan sidat cukup menjanjikan diantaranya adalah ;
1.
Harga
Sidat
Harga
ikan sidat masih cukup tinggi di pasaran lokal. Untuk ikan yang sidat hidup
dijual dengan harga Rp. 130.000 – Rp. 150.000 per kilonya.
2.
Permintaan
Pasar
Permintaan
pasar cukup tinggi di luar negri, negara Jepang dan Cina merupakan pangsa pasar
yang cukup menjanjika karena permintaannya. Jepang membutuhkan 100.000 ton per
tahun, sedangkan yang masih bisa diproduksi di dalam negrinya baru sekitar
20.000 ton. Jepang berharap segera bisa mengimpor ikan sidat dari Indonesia
akan tetapi masih belum banyak yang membudidayakan ikan sidat.
3.
Pemeliharaan
Pada
prinsipnya budidaya ikan sidat cukup mudah, karena tidak membutuhkan peralatan
dan persaratan yang rumit. Berbagai macam media kolam seperti terpal, klam
permanen atau kolam tanah bisa digunakan.
4.
Benih
melimpah
Indonesia
memiliki garis pantai yang cukup panjang yang berbatasan langsung dengan laut
dalam yaitu di sepanjang pantai barat Sumatra, selatan Jawa, Bali, Nusa
Tenggara hingga Papua. Di daerah tersebut banyak ditemukan glass eel di sekitar
muara tempat dimana sidat muda mencari aliran sungai untuk tumbuh menjadi
dewasa.
5.
Dukungan
pemerintah’
Banyak
program pemerintah untuk sektor pangan melalui kredit bunga murah yaitu program
KKPE yang bisa digunakan untuk para pembudidaya sidat yang kesulitan modal. Bisa
juga melalui program CSR dari BUMN untuk mengembangkan kegiatan budidaya sidat
seperti PERTAMINA.
B.
KENDALA BUDIDAYA IKAN SIDAT
Meskipun cukup dibilang mudah akan
tetapi kendala utama budidaya ikan sidat adalah tingkat kematian yang cukup
tinggi pada masa awal pemeliharaan. Tingkat kematian bisa mencapai 70-80 % pada
saat glass ell sampai elver. Sedangkan pada awal pemeliharaan benih bisa
memcapai 30-50 % kematiannya.
Masalah lain dalam budidaya ikan sidat
adalah laju pertumbuhan yang cukup lambat yaitu kurang dari 3,1 %. Untuk
pemeliharaan dari ukuran fingerling hingga ukuran konsumsi 250 gram memerlukan
waktu hingga 8 – 10 bulan dengan kondisi pakan tercukupi dan lingkungan yang
memadai. Kepadatan juga berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan sidat. Kepadatan
standar dengan kolam ukuran 3,3 meter adalah 1,1 – 1,9 kg.
Kendala lain dalam budidaya ikan sidat
adalah tingginya kematian saat pengangkutan ikan. Kondisi pengangkutan yang
kurang nyaman dan terlalu padat akan meningkatkan resiko kematian dalam
transportasi. Untuk mengatasinyan bisa menggunakan es dan atau pendinginan
hingga suhu 14ºC akan menekan tingkat
metabolisme ikan sehingga mengurangi pengeluaran gas beracun seperti CO2dan
amoniak.
Dari sekian banyak kendala yang ada,
kontinuitas pasokan benih masih menjadi kendala utama para pembudidaya karena
benih masih mengandalkan tangkapan dari alam. Ada kalanya pasokan benih begitu
melimpah namun disaat lain benih sangat kurang didapatkan.
C.
POTENSI BUDIDAYA IKAN SIDAT
Permintaan besar dunia akan ikan sidat
merupakan peluang yang bisa dimanfaatkan oleh pembudidaya di Indonesia. Pad
tahun 1995 saja permintaan ikan sidat mencapai 205.000 ton atau senilai 3,1
milyar dolar Amerika dan sebagian besar dihasilkan dari budidaya. Namun
negara-negara yang budidayanya telah maju terus mengalami penurunan pasokan
benih. Sementara Indonesia dengan jumlah spesiees sidat yang cukup melimpah di
alam masih belum bisa memanfaatkan peluang tersebut karen masih sedikitnya
pembudidaya ikan sidat.
Sampai saat
ini jumlah pembudidaya ikan sidat di Indonesia masih sangat terbatas, padahal
potensi benih sidat cukup tinggi. Hal ini menunjukkan belum seimbangnya pasokan
benih dari alam dengan pemanfaatannya untuk budidaya.
D.
SEGMENTASI USAHA BUDIDAYA
SIDAT
Dalam usaha bisnis budidaya ikan sidat
terdapat beberapa segmentasi yang bisa diterapkan untuk mempercepat siklus
perputaran uang. Segmentasi usaha itu antara lain adalah ;
1.
Pendederan
Pendederan
merupakan usaha pembesaran dari glass eel sampai ukuran elver. Lama waktu yang
dibutuhkan untuk pendederan glass eel adalah selama tiga bulan untuk
menghasilkan produk elver usia empat bulan.
Media
yang digunakan bisa berupa akuarium yang dilengkapi dengan sistem aerasi dan
sirkulasinya, kolam terpal, kolam permanen dan kolam fiber. Untuk peneduh bisa
digunakan tanaman air, pipa pvc, genteng, tali ravia yang dirajut dan dibuat
seperti tanaman air. Pakan yang diberikan pada tahap ini adalah dari jenis
cacing sutra, kutu air (dapnia), plankton, jentik nyamuk dan artemia.
2.
Pembesaran
Tahap Pertama
Tahap
ini merupakan pembesarn elver. Media yang digunakan bisa kolam tembok, terpal
dan fiber. Pakan yang dibutuhkan adalah cacing sutra atau cacing jenis lain
yang dicampur dengan pelet ikan dibuat menjadi pasta, kecebong, ikan-ikan kecil
dan bisa juga belatung. Waktu yang dibutuhkan untuk budidaya ini adalah selama
4 bulan untuk menghasilkan produk sidat ukuran fingerling.
3.
Pembesaran
Tahap Kedua
Tahap
ini merupakan pembesaran dari fingerlig hingga mencapai ukuran konsumsi dengan
berat 250 – 300 gram/ ekor atau sesuai dengan permintaan pasar. Lama waktu
pemeliharaan tahap ini adalah 4 – 6 bulan atau disesuaikan dengan kebutuhan
pasar. Pakan yang diberikan berupa pellet bentuk pasta dengan kandungan protein
30 % ke atas untuk menjaga kualitas rasa ikan sidat.
E. PERSIAPAN
LAHAN BUDIDAYA
Untuk menghasilkan
keberhasilan budidaya ikan sidat setidaknya harus memenuhi sarat tempat yang
baik untuk budidaya. Adapun sarat tersebuta adalah ;
a.
Dekat
dengan sumber air
b.
Kualitas
airnya baik dan tidak tercemar
c.
Air
mengalir terus menerus sepanjang tahun
d.
Jenis
tanahnya baik dan tidak porus
e.
Lahan
sesuai dengan skala usaha.
Untuk kebutuhan kolam
disesuaikan dengan skala usaha yang ingin dilakukan, untuk lebih jelasnya bisa
dilihat pada tabel sebagai berikut :
Usaha Pendederan ;
Skala
Usaha (ekor)
|
Luas
(m2)
|
10.000
|
200
|
20.000
|
400
|
50.000
|
1.000
|
100.000
|
2.000
|
1.000.000
|
20.000
|
2.000.000
|
40.000
|
Sedangkan untuk usaha
pembesaran ;
Skala
Usaha (kg)
|
Luas
(m2)
|
200
|
20
|
500
|
50
|
1.000
|
100
|
2.000
|
200
|
5.000
|
500
|
10.000
|
1.000
|
F. PERSIAPAN
SUMBER AIR
Salah satu kunci keberhasilan budidaya ikan sidat adalah
pada media airnya. Kualitas air yang bagus bisa menjamin keberhasilan budidaya
sidat.
1.
Sumber
air
Air
dengan baku mutu nomer satu merupakan air dengan kualitas terbaik untuk
budidaya ikan sidat. Tiga sumber air yang baik untuk budidaya pembesaran ikan
sidat adalah air sumur, mata air dan air sungai yang belum tercemar limbah baik
limbah industri mauoun limbah rumah tangga.
2.
Kuantitas
air
Kuantitas
merupakan debit air yang mengalir dalam satu satuan waktu. Untuk debit air yang
baik untuk budidaya pendederan setiap produksi 1000 ekor/bulan dibutuhkan air
sekitar 5 liter per detik. Sementara untuk pembesaran setiap skala produksi
10.000 ekor/bulan dibutuhkan air 5 liter/ detik.
3.
Kualitas
Kondisi
lingkungan perairan ang sesuai untuk budidaya ikan sidat adalah sebagai berikut
;
a.
Suhu
Daya
toleransi ikan sidat terhadap suhu cukup baik. Daya toleransinya semakin
berkembang seiring dengan bertambahnya ukuran tubuh sidat. Glass eel spesies
Anguilla autralis mampu hidup pada suhu 28 ºC, elver 30,5 – 38,1 ºC dan sidat dewasa 39,7 ºC. Pada pemeliharaan ikan sidat
Anguilla bicolor bicolor suhu terbaik untuk pertumbuhan adalah adalah 29 ºC.
b.
Salinitas
(kadar garam)
Ikan
sidat dalam beberapa masa hidupnya akan melakukan adaptasi terhadap kondisi
salinitas air lingkunganya. Stadia glass eel lebih menyukai air laut sedangkan
elver lebih menyukai perairan tawar. Salinitas media budidaya mempengaruhi
respon ikan sidat terhadap tekanan lingkungannya. Glass eel Anguilla anguilla
yang dipelihara di air tawar mampu hidup 60 hari tanpa sedikitpun. Pada
salinitas 10 dan 20 ppt, glass eel mampu berpuasa 37 dan 35 hari. Dengan
demikian salinitas mampu meningkatkan daya tahan glass eel terhadap kelangkaan
makanan. Glass eel yang sedang bermetamorfosis ke stadia larva lebih tahan
terhadap kelaparan jika berada dalam perairan tawar daripada air payau.
Ketahanan terhadap kepalapran diduga berhubungan dengan kapasitas ikan sidat
dalam melakukan proses osmoregulasi dan penurunan konsumsi energi untuk proses
metabolisme.
c.
Gas-gas
terlarut
Secara
umum ikan sidat lebih tahan hidup dalam kondisi rendah oksigen jika
dibnandingkan dengan ikan lainnya sepertti ikan mas, nila dan tawes. Pada
kondisi “apnoea” yaitu keadaan dimana otot-otot pernafasan dan alat pernafasan
lainnya (insang, paru-paru) dalam kondisi istirahat, elver mampu bernafas
selama 30menit. Selama 30 menit tersebut elver hanya menggunakan oksigen yang
tersimpan dalam darahnya tanpa menggunakan oksigen yang tersimpan dari luar.
Hal itu menunjukkan bahwa sidar mampu hidup dalam kondisi hipoxia (kekukrangan
oksigen). Selain itu sidat juga mampu bernafas melalu kulitnya meskioun tidak
menyumbang ksigen yang tinggi.
Kandungan
oksigen pada malam hari akan menurun tajam pada perairan yang subur akan
plankton. Hal ini karena pada malam hari proses fotosintesis terhenti.
Kombinasi antara temperatur air yang tinggi paa saat siang hari dan oksigen
terlarut yang rendah pada malam hari dapat menyebabkan terjadinya kematian
massal pada ikan sidat.
d.
Kejenuhan
Gas
Kejenuhan
gas di dalam perairan dapt terjadi karena beberapa faktor antara lain pemanasan
air pada kolam budidaya atau danau, fotosintesis berlebihan, tekanan udara
rendah, produksi gas O2N dan metana akibat adanya aktivitas bakteri
pemanasan oleh matahari dalam waktu lama dan angin dalam kondisi tenang.
Kejenuhan
terlalu tinggi pada perairan dapat menyebabkan penyakit gelembung gas. Kondisi
ini akan mengakibatkan cairan dalam tubuh ikan mengalami hal yang sama sehingga
timbul gas (terutama N dan O2) dalam pembuluh darah dan jaringan
tubuh yang akan menyebabkan emboli. Emboli ini akan menyebabkan terganggunya
transportasi oksigen sehingga ikan akan mengalami hypoxia dan kerusakan jaringan.
e.
pH
pH
optimal utnuk pertumbuhan ikan sidat adalah 7 – 8
Parameter kualitas air dalam
budidaya ikan sidat dapat dilihat pada tabel dibawah ini ;
Parameter
|
Kisaran
atau Indikasi
|
Suhu
|
27
– 30 ºC (pendederan)
25
– 30 ºC (pembesaran)
|
Warna
|
Kecoklatan
|
Kekeruhan
|
20
– 40 cm plankton
|
Oksigen
|
Minimal
4 mg/L
|
Karbondioksida
|
Maksimal
25 mg/L
|
Ph
|
7
– 7,5
|
Amoniak
|
Maksimal
0,1 mg/L
|
Alkalinitas
|
50
– 300 mg/L
|
Perilaku
ikan sidat sangat tergantung dari kondisi suhu lingkungan perairannya. Berikut
adalah perilaku ikan sidat sesuai dengan kondisi lingkungannya ;
a.
Suhu
8 – 12 ºC
Sidat
tidak mau makan karena suhunya terlalu ekstrim
b.
Suhu
13 – 17 ºC
Sidat
mulai mau makan tapi msih sedikit dan belum lahap
c.
Suhu
18 – 27 ºC
Merupakan
kisaran suhu ideal untuk membesarkan ikan sidat karena pada suhu ini sidat akan
makan dengan lahap dan tidak akan mengganngu kesehatannya.
d.
Suhu
28 – 32 ºC
Pada
kisaran suhu ini ikan sidat masih bisa makan dengan lahap akan tetapi beresiko
terhadap kesehatannya sehingga bersesiko menyebabklan kematian.
4.
Kontinuitas
Sumber
air yang bisa mengalir terus menerus sepanjang tahun disebut kontinyu. Apabila
kita tidak bisa mendaptkan sumber air yang bisa kontinyu maka bisa dilakukan
dengan resirkulasi menggunakan pompa air.
G.
JENIS TANAH UNTUK LAHAN
BUDIDAYA
Kondisi tanah
untuk budidaya ikan sidat harus memiliki sifat fisik kimia yang baik agar bisa
menunjang keberhasilan budidaya sehingga mampu mendukung fungsi sebahai ;
1.
Terciptanya
lingkungan hidup yang baik
2.
Berkembangnya
pakan alami
3.
Kuat
menampung air dan beban di dalamnya.
Adapun jenis tanah yang baik untuk budidaya ikan sidat
adalah ;
1.
Tanah
terapan (clay loam) yaitu tanah dengan kandungan liat, pasir dan debu kurang
lebih berimbang
2.
Tanah
liat berpasir atau lempung berpasir
H.
PERSIAPAN WADAH
1.
Penampungan
air (tandon)
Tempat
ini merupakan penampung air dari sumber air sebelum dialirkan ke tempat
budidaya. Fungsi lain adalah untuki mengendapkan lumpur yang terkandung di
dalam air.
2.
Bak
Pendederan
Wadah
ini merupakan tempat memelihara elver hingga menjadi benih. Pada pendederan
tahap 1 dimana elver dibuat agar mau makan dengan pakan yang diberikan (belajar
makan). Karena tahap ini cukup kritis maka sebaiknya ditempatkan di dalam
ruangan. Sedangkan untuk pendederan tahap 2 bisa dilakukan di luar ruangan
dimana tahap ini merupakan tahap pembesaran dari elver menuju juvenil.
3.
Kolam
Pembesaran
Kolam
ini digunakan untuk memelihara benih menjadi ukuran konsumsi. Ukuran kolam bisa
bervariasi dari 300 – 1000 m2. . Bisa juga menggunakan kolam terpal bulat sebagai
media budidaya ikan sidat dengan diameter 2 – 3 meter.
I. PERSIAPAN PERLENGKAPAN
PENDUKUNG
Perlengkapan pendukung dalam budidaya
ikan sidat ini antara laian adalah ;
1.
Sumber
listrik
2.
Aerator
(alat pengudaraan)
Alat
ini bisa berupa kincir air, blower dan aero O2
3.
Alat
pengkur parameter air
Alat
pengukur kualitas air diantaranya yaitu ;
-
Termometer
untuk mengukur suhu
-
pH
meter untuk mengukur pH
-
Salinometer
untuk mengukur kadar garam / salinitas
-
DO
meter untuk mengukur kadar oksigen dalam air
-
Tes
kit amonium, nitrat dan nitrit
4.
Peralatan
bantu seperti ember, gayung, serok, saringan dll
5.
Gudang
untuk meletakkan pakan dan perabotan lain
6.
Kendaraan
angkutan (jika diperlukan)
7.
Peralatan
adminstrasi
J.
SARANA BUDIDAYA
1.
Persiapan
Benih Ikan Sidat
Benih
ikan sidat yang digunakan ada dua macam yaitu glass ell dan fingerling. Glass
eel bentuknya bulat memanjang sekitar 5 – 7 cm dan berwarna agak bening.
Sedangkan fingerling yaitu benih yang telah berukuran 10-20 cm.
Untuk
memilih benih ikan sidat yang berkualitas bisa dilihat pada bagian ekornya, bila ekor
lebih besar atau lebih panjang dari bagian tubuhnya maka benih itu tidak bagus
karena akan kuntet atau tidak tumbuh besar.
2.
Pakan
Tambahan
Pakan
harus disiapkan terlebih dahulu sebelum melakukan pengumpulan benih sidat. Bisa menggunakan ikan
rucah sebelum menggunakan pakan buatan. Untuk ransum makanan, pakan buatan dicampur
air dengan rasio 1 : 1 dan dapat
juga dicampur dengan cacahan ikan rucah dan obat-obatan. Campuran ini diaduk
sehingga berbentuk adonan dan segera diberikan pada sidat sebelum menjadi keras. Kandungan protein yang dibutuhkan untuk elver
yaitu 55 %, sidat muda 50 % dan dewasa 45 %.
Pakan
yang diberikan sebanyak 3 % dari berat total ikan. Konversi pakan sebesar 1,96
% sehingga diperoleh laju pertumbuhan rata-rata 1,46 %. Bisa juga
ditambahkan pakan lain seperti cacing tanah yang mempunyai kandungan protein
cukup tinggi.
3.
Pupuk
dan Obat-obatan
Pupuk
yang digunakan bisa pupuk kimia maupun pupuk organik /kandang.
proser penangkapan ikan sidat monster
BalasHapusada di youtube malindo channel
https://youtu.be/Gj0ATYnP8JY
Terimakasih kak🙏🙏
BalasHapus