|
||||
Deskripsi:
|
Filet patin merupakan salah satu
diversifikasi produk yang sangat diperlukan dalam mengantisipasi panen raya
hasil budidaya. Sampai saat ini pemanfaatan ikan patin di Indonesia biasanya
hanya dikonsumsi segar dan direstoran – restoran maupun rumah makan pada
umumnya diolah menjadi pepes, pindang, asem-asem, goreng dan bakar. Filet
patin dapat disimpan dalam keadaan beku agar dapat memperpanjang umur
simpannya, dan apabila digunakan atau diolah sebaiknya dilelehkan terlebih
dahulu.
|
|||
Bahan-bahan:
|
· Ikan
Patin segar
|
100 %
|
1000 g
|
|
· Air
|
200 %
|
2000 g
|
||
· Es
|
100 %
|
1000 g
|
||
Peralatan:
|
· Keranjang
plastik
|
· Pisau
|
· Baskom
|
|
· Sealer
|
· Talenan
|
|||
Prosedur
Pengolahan:
|
||||
a.
Ikan patin difilet dengan menggunakan pisau lalu dicuci dengan air bersih
dan dingin.
b.
Fillet patin yang sudah bersih dimasukan dalam plastik secara individual
dan disusun dalam pan pembekuan, kemudian dibekukan.
c.
Setelah beku ikan di-glassing
dengan cara dicelupkan dalam air dingin bersuhu 0 – 5oC selama 5
detik
d.
Fillet ikan dikemas dalam plastik dan ditutup rapat menggunakan sealer,
kemudian disimpan dalam cold storage.
|
Steak
Patin
|
||||
Deskripsi:
|
Steak patin merupakan salah satu produk
diversifikasi dari ikan patin yang sangat diperlukan terutama dikota-kota besar
dimana penduduknya memiliki tingkat kesibukan yang sangat tinggi. Produk ini
dapat langsung diolah, dan untuk memperpanjang umur simpan produk ini harus
disimpan dalam lemari pendingin pada suhu beku.
|
|||
Bahan-bahan:
|
· Ikan
patin segar
|
100 %
|
1000 g
|
|
· Air
|
200 %
|
2000 g
|
||
· Es
|
100 %
|
1000 g
|
||
Peralatan:
|
· Pisau
|
· Baskom
plastik
|
· Timbangan
|
|
· Talenan
|
· Sealer
|
· Freezer
|
||
Prosedur
Pengolahan:
|
||||
a.
Ikan patin dipotong terlebih dahulu
selebar 2 cm, isi perut dan insang dibuang, lalu dicuci dengan air bersih dan
dingin.
b.
Steak patin yang sudah bersih dimasukan
dalam plastik secara individual dan disusun dalam pan pembekuan, kemudian
dibekukan.
c.
Setelah beku ikan di-glassing dengan cara
dicelupkan dalam air dingin dengan suhu 0-50C selama 5 detik.
d.
Steak patin dikemas dalam plastik dan
ditutup rapat menggunakan sealer,
kemudian disimpan dalam freezer.
|
Sate
|
||||
Deskripsi:
|
Sate patin adalah salah satu produk
diversifikasi dari ikan patin dimana produk ini sangat cocok untuk kehidupan
di kota besar yang mempunyai tingkat kesibukan sangat tinggi. Olahan ini
dapat dikonsumsi langsung setelah dipanggang terlebih dahulu dan dimakan
bersama bumbu kacang maupun kecap. Untuk memperpanjang umur simpan, sate
patin dapat disimpan dalam keadaan beku dan jika akan dikonsumsi sebaiknya
produk dilelehkan terlebih dahulu.
|
|||
Bahan-bahan:
|
· Ikan
patin segar
|
100 %
|
1000 g
|
|
· Air
|
200 %
|
2000 g
|
||
· Es
|
100 %
|
1000 g
|
||
Peralatan:
|
· Pisau
|
· Baskom
plastik
|
· Timbangan
|
|
· Talenan
|
· Sealer
|
· Freezer
|
||
· Tusuk
sate
|
||||
Prosedur
Pengolahan:
|
||||
a.
Ikan patin difillet dengan menggunakan
pisau lalu dicuci dengan air yang bersih dan dingin.
b.
Fillet patin yang sudah bersih kemudian
dibuang kulitnya dan dipotong berbentuk dadu.
c.
Potongan-potongan patin kemudian ditusuk
dengan tusukan sate.
d.
Simpan sate patin dalam penyimpanan beku,
jika akan dikonsumsi sate patin beku dilelehkan terlebih dahulu.
e.
Dalam penyajian sate patin terlebih dulu
dibakar dan dimakan dengan bumbu kacang atau kecap.
|
Patin
Asap
|
||||
Deskripsi:
|
Ikan Patin Asap merupakan salah satu
produk yang diawetkan dengan pengasapan yang sudah memasyarakat di Indonesia.
Ikan Patin Asap ini banyak ditemui di daerah Sumatera dan Kalimantan yang
sering disebut dengan Salai.
|
|||
Bahan-bahan:
|
· Ikan
Patin segar yang sudah disiangi
|
100 %
|
5000 g
|
|
· Jahe
|
0,4 %
|
20 g
|
||
· Kunyit
|
1 %
|
50 g
|
||
· Lada
|
0,5 %
|
25 g
|
||
· Bawang
putih
|
2,5 %
|
125 g
|
||
· Bawang
merah
|
5 %
|
250 g
|
||
· Garam
|
8 %
|
400 g
|
||
· Ketumbar
|
0,6 %
|
30 g
|
||
· Sabut
untuk bahan pengasapan
|
secukupnya
|
|||
· Batok
untuk bahan pengasapan
|
secukupnya
|
|||
Peralatan:
|
· Blender
|
· Pisau
|
· Baskom
|
|
· Keranjang
plastik
|
· Talenan
|
· Serokan
|
||
· Baskom
plastik
|
· Sendok
|
· Timbangan
|
||
· Lemari
pengasapan
|
· Rak-rak
|
· Sealer
|
||
Prosedur
Pengolahan:
|
||||
a.
Ikan dibelah terlebih dulu kemudian siangi
dengan membuang isi perut dan insang, setelah itu baru dicuci bersih.
b.
Bumbu-bumbu dihaluskan kemudian ikan direndam
dalam larutan bumbu tersebut selama 15-30 menit. Perbandingan volume air
dan berat ikan = 1 : 1.
c.
Tiriskan ikan dalam wadah plastik berlubang.
d.
Ikan disusun dalam rak-rak pengasapan dan
kemudian ikan diasapi dalam 2 tahap. Pertama dengan suhu 50oC selama 3 jam, dan setelah
itu pada suhu 70oC .
e.
Setelah selesai pengasapan, produk didinginkan
kemudian dikemas.
|
Abon
|
||||
Deskripsi:
|
Abon adalah bahan makanan yang
berbahan dasar daging yang direbus, dicabik-cabik, ditambahkan bumbu, dan
digoreng. Ikan patin cocok dibuat abon karena memiliki daging yang tebal dan
rasa dagingnya gurih.
|
|||
Bahan-bahan:
|
·
Daging ikan Patin
|
100 %
|
5000 g
|
|
·
Bawang merah
|
5 %
|
250 g
|
||
·
Bawang putih
|
3 %
|
150 g
|
||
·
Ketumbar
|
2 %
|
100 g
|
||
·
Lengkuas
|
2 %
|
100 g
|
||
·
Penyedap rasa
|
2 %
|
100 g
|
||
·
Gula pasir
|
20 %
|
2000 g
|
||
·
Santan
|
200 %
|
2000 ml
|
||
·
Garam
|
3 %
|
150 g
|
||
Peralatan:
|
·
Panci perebusan
|
·
Pisau
|
·
Baskom plastik
|
|
·
Alat pencabik
|
·
Talenan
|
·
Serokan
|
||
·
Alat pengepres
|
·
Sodet
|
·
Timbangan
|
||
·
Wajan
|
·
Kompor
|
·
Sealer
|
||
·
Pan/loyang
|
·
Kain kassa
|
·
Sendok & garpu
|
||
Prosedur Pengolahan:
|
||||
a.
Ikan disiangi dengan
membuang kepala dan isi perut, setelah itu ikan dicuci bersih dan kemudian
dipotong-potong.
b.
Ikan direbus/dikukus
dalam larutan garam 3% yang ditambah dengan daun salam dan sereh selama 20-40
menit hingga matang, kemudian ikan didinginkan. Setelah direbus ikan dipres
agar kadar air ikan berkurang.
c.
Daging ikan ditambahkan bumbu
- bumbu yang telah dihaluskan, kemudian ditambahkan penyedap rasa, gula pasir,
santan dan garam sambil diaduk rata dan didiamkan selama 30 menit agar bumbu
meresap ke dalam daging ikan. Minyak goreng (1 : 1) dipanaskan, kemudian
daging ikan digoreng hingga matang.
Proses penggorengan dianggap selesai apabila daging ikan sudah
benar-benar kering dan jika dipegang terasa kemerisik. Setelah masak, abon
ikan dipres kembali agar minyak yang terkandung dalam produk berkurang. Campurkan
abon dengan bawang goreng (1 : ½) agar abon menjadi harum.
d.
Abon dikemas dengan menggunakan
kantong plastik dan ditutup rapat dengan alat penutup plastik (sealer).
|
Kerupuk
|
||||
Deskripsi:
|
Kerupuk adalah jenis pangan yang
digemari di Indonesia baik sebagai cemilan maupun sebagai lauk pelengkap
makan nasi. Berbagai kalangan menyukai jenis pangan ini baik golongan rendah
maupun golongan yang tinggi. Kerupuk sangat beragam dalam bentuk, ukuran,
bau, warna, rasa, kerenyahan, ketebalan dan nilai gizinya.
|
|||
Bahan-bahan:
|
·
Lumatan daging Patin
|
100 %
|
500 g
|
|
·
Tepung tapioca
|
400 %
|
2000 g
|
||
Jumlah ikan dan tepung tapioka
|
500 %
|
|||
·
Garam
|
2,5 %
|
62,5 g
|
||
·
Gula
|
0,5 %
|
12,5 g
|
||
·
Penyedap rasa
|
0,7 %
|
17,5 g
|
||
·
Soda kue
|
0,1 %
|
2,5 g
|
||
Peralatan:
|
·
Panci pengukusan
|
·
Pisau
|
·
Baskom
|
|
·
Pan/Loyang
|
·
Talenan
|
·
Kompor
|
||
·
Sealer
·
Food
processor/grinder
|
·
Sodet
|
·
Timbangan
|
||
Prosedur Pengolahan:
|
||||
a.
Daging ikan dilumatkan
dalam alat pelumat daging (grinder)
atau dicincang dengan pisau.
b.
Lumatan daging ikan
kemudian ditambahkan garam dan bumbu dari total jumlah tepung dan ikan yang
digunakan.
c.
Perbandingan antara
daging ikan dan tepung tapioka dalam pengolahan kerupuk ini adalah 1:4. Tepung (sebanyak 10% dari jumlah tepung) dilarutkan
dalam air dingin (jumlah air yang digunakan sesuai dengan jumlah tepung yang
akan dilarutkan), kemudian larutan dipanaskan sambil diaduk dengan cepat
sampai larutan menjendal menyerupai lem yang berwarna putih bersih. Tajin
dicampurkan kedalam bubur ikan dan diaduk dengan menggunakan tangan sambil
diremas-remas. Kemudian ditambahkan tepung tapioka sedikit demi sedikit
sambil terus diaduk sampai homogen. Penambahan tepung dilakukan sampai
terbentuk adonan yang tidak lengket di tangan.
d.
Adonan dicetak dengan
cara digulung-gulung dengan tangan atau menggunakan alat pencetak kerupuk
hingga membentuk bulatan panjang
e.
Selanjutnya, gulungan
kerupuk mentah disusun pada panci pengukus yang berisi air mendidih. Pengukusan dilakukan selama 30 menit atau
sampai matang. Adonan kerupuk dianggap matang bila adonan yang dikukus
tersebut ditusuk dengan lidi tidak lengket. Kemudian adonan didinginkan pada
suhu ruang selama 1 malam. Hal ini dimaksudkan agar adonan kerupuk menjadi
keras dan mudah dipotong.
f.
Kerupuk yang sudah kering
dipotong-potong setebal 0,2 – 0,3 mm,
selanjutnya dijemur dibawah sinar matahari dengan menggunakan para-para dari
bambu sampai kering. Lama pengeringan kira-kira 1-2 hari, tergantung dari
cuaca.
g.
Setelah kering, kerupuk
mentah digoreng dengan suhu 200ÂșC atau sampai kerupuk mengembang.
h.
Kerupuk dikemas sesuai
kebutuhan, baik dalam bentuk mentah maupun matang.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar