Selasa, 03 Maret 2015

Aneka Olahan Ikan Patin





Filet Patin

Deskripsi:
Filet patin merupakan salah satu diversifikasi produk yang sangat diperlukan dalam mengantisipasi panen raya hasil budidaya. Sampai saat ini pemanfaatan ikan patin di Indonesia biasanya hanya dikonsumsi segar dan direstoran – restoran maupun rumah makan pada umumnya diolah menjadi pepes, pindang, asem-asem, goreng dan bakar. Filet patin dapat disimpan dalam keadaan beku agar dapat memperpanjang umur simpannya, dan apabila digunakan atau diolah sebaiknya dilelehkan terlebih dahulu.

Bahan-bahan:
·    Ikan Patin segar
100 %
1000 g

·    Air
200 %
2000 g

·    Es
100 %
1000 g




Peralatan:
·    Keranjang plastik
·    Pisau
·    Baskom

·    Sealer
·    Talenan

Prosedur Pengolahan:

a.     Ikan patin difilet dengan menggunakan pisau lalu dicuci dengan air bersih dan dingin.
b.     Fillet patin yang sudah bersih dimasukan dalam plastik secara individual dan disusun dalam pan pembekuan, kemudian dibekukan.
c.     Setelah beku ikan di-glassing dengan cara dicelupkan dalam air dingin bersuhu 0 – 5oC selama 5 detik
d.     Fillet ikan dikemas dalam plastik dan ditutup rapat menggunakan sealer, kemudian disimpan dalam cold storage.



Steak Patin

Deskripsi:
Steak patin merupakan salah satu produk diversifikasi dari ikan patin yang sangat diperlukan terutama dikota-kota besar dimana penduduknya memiliki tingkat kesibukan yang sangat tinggi. Produk ini dapat langsung diolah, dan untuk memperpanjang umur simpan produk ini harus disimpan dalam lemari pendingin pada suhu beku.

Bahan-bahan:
·    Ikan patin segar
100 %
1000 g

·    Air
200 %
2000 g

·    Es
100 %
1000 g




Peralatan:
·    Pisau
·    Baskom plastik
·    Timbangan

·    Talenan
·    Sealer
·    Freezer





Prosedur Pengolahan:

a.     Ikan patin dipotong terlebih dahulu selebar 2 cm, isi perut dan insang dibuang, lalu dicuci dengan air bersih dan dingin.
b.     Steak patin yang sudah bersih dimasukan dalam plastik secara individual dan disusun dalam pan pembekuan, kemudian dibekukan.
c.     Setelah beku ikan di-glassing dengan cara dicelupkan dalam air dingin dengan suhu 0-50C selama 5 detik.
d.     Steak patin dikemas dalam plastik dan ditutup rapat menggunakan sealer, kemudian disimpan dalam freezer.





Sate

Deskripsi:
Sate patin adalah salah satu produk diversifikasi dari ikan patin dimana produk ini sangat cocok untuk kehidupan di kota besar yang mempunyai tingkat kesibukan sangat tinggi. Olahan ini dapat dikonsumsi langsung setelah dipanggang terlebih dahulu dan dimakan bersama bumbu kacang maupun kecap. Untuk memperpanjang umur simpan, sate patin dapat disimpan dalam keadaan beku dan jika akan dikonsumsi sebaiknya produk dilelehkan terlebih dahulu.

Bahan-bahan:
·    Ikan patin segar
100 %
1000 g

·    Air
200 %
2000 g

·    Es
100 %
1000 g




Peralatan:
·    Pisau
·    Baskom plastik
·    Timbangan

·    Talenan
·    Sealer
·    Freezer

·    Tusuk sate







Prosedur Pengolahan:

a.     Ikan patin difillet dengan menggunakan pisau lalu dicuci dengan air yang bersih dan dingin.
b.     Fillet patin yang sudah bersih kemudian dibuang kulitnya dan dipotong berbentuk dadu.
c.     Potongan-potongan patin kemudian ditusuk dengan tusukan sate.
d.     Simpan sate patin dalam penyimpanan beku, jika akan dikonsumsi sate patin beku dilelehkan terlebih dahulu.
e.     Dalam penyajian sate patin terlebih dulu dibakar dan dimakan dengan bumbu kacang atau kecap.

Patin Asap

Deskripsi:
Ikan Patin Asap merupakan salah satu produk yang diawetkan dengan pengasapan yang sudah memasyarakat di Indonesia. Ikan Patin Asap ini banyak ditemui di daerah Sumatera dan Kalimantan yang sering disebut dengan Salai.

Bahan-bahan:
·    Ikan Patin segar yang sudah disiangi
100 %
5000 g

·    Jahe
0,4 %
20 g

·    Kunyit
1 %
50 g

·    Lada
0,5 %
25 g

·    Bawang putih
2,5 %
125 g

·    Bawang merah
5 %
250 g

·    Garam
8 %
400 g

·    Ketumbar
0,6 %
30 g

·    Sabut untuk bahan pengasapan

secukupnya

·    Batok untuk bahan pengasapan

secukupnya




Peralatan:
·    Blender
·    Pisau
·    Baskom

·   Keranjang plastik
·    Talenan
·    Serokan

·    Baskom plastik
·   Sendok
·    Timbangan

·    Lemari pengasapan
·   Rak-rak
·    Sealer










Prosedur Pengolahan:

a.     Ikan dibelah terlebih dulu kemudian siangi dengan membuang isi perut dan insang, setelah itu baru dicuci bersih.
b.     Bumbu-bumbu dihaluskan kemudian ikan direndam dalam larutan bumbu tersebut selama 15-30 menit. Perbandingan volume air dan berat ikan = 1 : 1.
c.     Tiriskan ikan dalam wadah plastik berlubang.
d.     Ikan disusun dalam rak-rak pengasapan dan kemudian ikan diasapi dalam 2 tahap. Pertama dengan suhu  50oC selama 3 jam, dan setelah itu pada suhu 70oC .
e.     Setelah selesai pengasapan, produk didinginkan kemudian dikemas.



Abon

Deskripsi:
Abon adalah bahan makanan yang berbahan dasar daging yang direbus, dicabik-cabik, ditambahkan bumbu, dan digoreng. Ikan patin cocok dibuat abon karena memiliki daging yang tebal dan rasa dagingnya gurih.

Bahan-bahan:
·    Daging ikan Patin
100 %
5000 g

·    Bawang merah
5 %
250 g

·    Bawang putih
3 %
150 g

·    Ketumbar
2 %
100 g

·    Lengkuas
2 %
100 g

·    Penyedap rasa
2 %
100 g

·    Gula pasir
20 %
2000 g

·    Santan
200 %
2000 ml

·    Garam
3 %
150 g
Peralatan:
·    Panci perebusan
·    Pisau
·    Baskom plastik

·   Alat pencabik
·    Talenan
·    Serokan

·    Alat pengepres
·   Sodet
·    Timbangan

·    Wajan
·   Kompor
·    Sealer

·    Pan/loyang
·   Kain kassa
·    Sendok & garpu





Prosedur Pengolahan:

a.     Ikan disiangi dengan membuang kepala dan isi perut, setelah itu ikan dicuci bersih dan kemudian dipotong-potong.
b.     Ikan direbus/dikukus dalam larutan garam 3% yang ditambah dengan daun salam dan sereh selama 20-40 menit hingga matang, kemudian ikan didinginkan. Setelah direbus ikan dipres agar kadar air ikan berkurang.
c.     Daging ikan ditambahkan bumbu - bumbu yang telah dihaluskan, kemudian ditambahkan penyedap rasa, gula pasir, santan dan garam sambil diaduk rata dan didiamkan selama 30 menit agar bumbu meresap ke dalam daging ikan. Minyak goreng (1 : 1) dipanaskan, kemudian daging ikan digoreng hingga matang.  Proses penggorengan dianggap selesai apabila daging ikan sudah benar-benar kering dan jika dipegang terasa kemerisik. Setelah masak, abon ikan dipres kembali agar minyak yang terkandung dalam produk berkurang. Campurkan abon dengan bawang goreng (1 : ½) agar abon menjadi harum.
d.     Abon dikemas dengan menggunakan kantong plastik dan ditutup rapat dengan alat penutup plastik (sealer).


Kerupuk

Deskripsi:
Kerupuk adalah jenis pangan yang digemari di Indonesia baik sebagai cemilan maupun sebagai lauk pelengkap makan nasi. Berbagai kalangan menyukai jenis pangan ini baik golongan rendah maupun golongan yang tinggi. Kerupuk sangat beragam dalam bentuk, ukuran, bau, warna, rasa, kerenyahan, ketebalan dan nilai gizinya.

Bahan-bahan:
·    Lumatan daging Patin
100 %
500 g

·    Tepung tapioca
400 %
2000 g

Jumlah ikan dan tepung tapioka
500 %


·    Garam
2,5 %
62,5 g

·    Gula
0,5 %
12,5 g

·    Penyedap rasa
0,7 %
17,5 g

·    Soda kue
0,1 %
2,5 g
Peralatan:
·    Panci pengukusan
·    Pisau
·    Baskom

·   Pan/Loyang
·    Talenan
·   Kompor

·    Sealer
·    Food processor/grinder
·   Sodet
·    Timbangan





Prosedur Pengolahan:

a.     Daging ikan dilumatkan dalam alat pelumat daging (grinder) atau dicincang dengan pisau.
b.     Lumatan daging ikan kemudian ditambahkan garam dan bumbu dari total jumlah tepung dan ikan yang digunakan.
c.     Perbandingan antara daging ikan dan tepung tapioka dalam pengolahan kerupuk ini adalah 1:4.  Tepung (sebanyak 10% dari jumlah tepung) dilarutkan dalam air dingin (jumlah air yang digunakan sesuai dengan jumlah tepung yang akan dilarutkan), kemudian larutan dipanaskan sambil diaduk dengan cepat sampai larutan menjendal menyerupai lem yang berwarna putih bersih. Tajin dicampurkan kedalam bubur ikan dan diaduk dengan menggunakan tangan sambil diremas-remas. Kemudian ditambahkan tepung tapioka sedikit demi sedikit sambil terus diaduk sampai homogen. Penambahan tepung dilakukan sampai terbentuk adonan yang tidak lengket di tangan.
d.     Adonan dicetak dengan cara digulung-gulung dengan tangan atau menggunakan alat pencetak kerupuk hingga membentuk bulatan panjang
e.     Selanjutnya, gulungan kerupuk mentah disusun pada panci pengukus yang berisi air mendidih.  Pengukusan dilakukan selama 30 menit atau sampai matang. Adonan kerupuk dianggap matang bila adonan yang dikukus tersebut ditusuk dengan lidi tidak lengket. Kemudian adonan didinginkan pada suhu ruang selama 1 malam. Hal ini dimaksudkan agar adonan kerupuk menjadi keras dan mudah dipotong.
f.      Kerupuk yang sudah kering dipotong-potong setebal  0,2 – 0,3 mm, selanjutnya dijemur dibawah sinar matahari dengan menggunakan para-para dari bambu sampai kering. Lama pengeringan kira-kira 1-2 hari, tergantung dari cuaca.
g.     Setelah kering, kerupuk mentah digoreng dengan suhu 200ÂșC atau sampai kerupuk mengembang.
h.     Kerupuk dikemas sesuai kebutuhan, baik dalam bentuk mentah maupun matang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BUDIDAYA IKAN SISTEM KARAMBA