Rabu, 31 Januari 2018

MENGENAL LELE SI IKAN BERKUMIS

Asal-usul dan Penyebaran Lele
Lele merupakan salah satu jenis ikan yang tidak memeliki sisik pada permukaan tubuhnya. Ikan jenis ini hanya dapat dijumpai di 2 benua, yaitu di Afrika dan Asia. Ikan ini memiliki nama internasional catfish karena lele memiliki sejumlah kumis di sekitar mulutnya, mirip dengan kumis yang dimiliki kucing.
Ikan ini memiliki nama yang berbeda-beda disetiap negara. Orang Afrika menyebut lele dengan mali, di Thailand ikan ini memiliki nama plamond, di Malaysia disebut dengan ikan keli, sedangkan di Jepang dikenal dengan ca tre trang. Jenis-jenis lele yang ada di dunia sangat banyak, tetapi saat ini ada beberapa jenis yang mungkin hampir punah sehingga sulit untuk dijumpai. Beberapa jenis lele yang ada adalah Clarias sp, Clarias lazera, Clarias dumereli, Clarias mosambicus, Clarias anguillaris, Clarias senegallensis, dan Clarias gariepenus.


Di Asia penyebaran lele meliputi Indonesia, Thailand, Filipina, dan Cina. Teknik budidayanya saat ini telah berkembang, tidak hanya di kolam konvensional tetapi juga di kolam alternatif. Indonesia, Thailand, Filipina, Malaysia, Birma, India, Vietnam, Laos, dan Kamboja merupakan negara di Asia yang telah berhasil membudidayakan lele.
Di Indonesia sendiri ada beberapa jenis lele yang dikenal, diantaranya adalah Clarias batrachus, Clarias melanoderma, Clarias neuhofi, dan Clarias teijsmani. Lele lokal yang biasa dikenal adalah Clarias batrachus, sedangkan lele yang populer dikalangan pembudidaya lele adalah Clarias gariepenus yang merupakan nama latin dari lele dumbo.
Lele dumbo menjadi salah satu jenis lele yang paling diminati untuk dibudidayakan karena jenis ini memiliki tubuh bongsor dan pertumbuhannya yang cepat. Lele dumbo pertama kali masuk ke Indonesia melalui Bandara Soekarno Hatta, setelah didatangkan dari Taiwan pada tahun 1986. Sejak saat itu lele ini menjadi terkenal dan menyebar ke seluruh penjuru tanah air karena semakin tingginya minat masyarakat pada lele ini.
                                    
Jenis-jenis Lele Unggul
1.    Lele Dumbo (Clarias gariepenus)
Jika anda memperhatikan ikan lele di restoran, wareung tenda, supermarket, atau tempat-tempat lain yang menjual lele, hampir bisa dipastikan bahwa itu adalah lele dumbo. Meskipun bila dibandingkan dengan lele lokal, lele dumbo tidak mampu menandingi gurihnya lele lokal. Akan tetapi karena pertumbuhan lele lokal yang sangat lambat, maka petani enggan untuk mebudidayakan jenis lele ini.
Kata “dumbo” diperkirakan berasal dari kata “jumbo” yang berarti besar, karena lele dumbo memang bisa mencapai ukuran yang sangat besar dan perkembangannya sangat cepat. Perbandingan tingkat pertumbuhan lele dumbo dengan lele lokal dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Perbandingan Ukuran Lele Dumbo dengan Lele Lokal.

Kemudian darimanakah sebenarnya lele dumbo atau Clarias gariepenus ini berasal, apakah dari Afrika karena C. gariepenus merupakan jenis lele yang hidup di Kenya? Konon, menurut beberapa pakar perikanan, lele dumbo merupakan hasil perkawinan antara induk betina asli Taiwan dengan induk jantan asal Kenya. Namun literatur lain mengatakan bahwa lele dumbo berasal dari Afrika dan bukan hasil persilangan.

2.    Lele Sangkuriang
Lele sangkuriang merupakan salah satu jenis lele unggul yang ada saat ini. Jika dibandingkan dengan lele dumbo biasa, pertumbuhan lele sangkuriang lebih cepat. Hasil sebuah penelitian menunjukkan bahwa benih lele sangkuriang pada umur 21 hari mampu mencapai panjang 5,4 cm. Padahal dalam waktu yang sama rata-rata panjang benih lele dumbo adalah 2,9 cm.
Tetapi sayangnya lele sangkuriang dikembangkan hanya khusus untuk pembesaran saja, bukan sebagai calon indukan. Hal ini dikarenakan keturunan lele sangkuriang akan menurun kualitasnya, sehingga bila dibesarkan dan dijadikan calon induk maka hasil keturunannya akan memiliki kualitas yang kurang baik. Berbeda halnya dengan lele dumbo yang keturnannya bisa besarkan dan dijadikan sebagai calon indukan. Sehingga bagi petani yang ingin menambah jumlah induk lele sangkuriang, harus membeli ke Balai Benih Ikan milik pemerintah. Pada tabel di bawah ini disajikan perbandingan tingkat pertumbuhan, konversi pakan, dan tingkat kelangsungan hidup lele sangkuriang dengan lele lokal.
Perbandingan Tingkat Pertumbuhan Lele Sangkuriang dan Lele Lokal.

Lele sangkuriang adalah hasil rekayasa genetik dengan mengawinkan induk betina lele dumbo generasi ke dua (F2) dan induk jantan lele dumbo generasi ke enam (F6). Induk betina dumbo F2 merupakan koleksi dari Balai Besar Pengembangan Budidaya air Tawar (BBPBAT) Sukabumi. Induk tersebut berasal dari keturunan ke dua lele dumbo yang diintroduksi ke Indonesia tahun 1985. Sementara induk jantan F6 merupakan koleksi dari BBPBAT Sukabumi.
Menurut informasi yang beredar, nama sangkuriang terinspirasi dari cerita rakyat Jawa Barat tentang kisah asmara Sangkuriang dengan ibu kandungnya Dayang Sumbi. Hal yang mirip dengan perkawinan lele tersebut yang terjadi antara induk betina dengan keturunan jantannya.

3.    Lele Pithon
Lele ini berasal dari persilangan antara induk betina eks Thailand atau lele D89F2 dengan induk jantan lele dumbo F6. Lele ini memiliki keunggulan yang hampir sama dengan lele sangkuriang, yaitu pertumbuhannya yang cepat dan seragam, tingkat kelangsungan hidup tinggi, dan relatif tahan terhadap penyakit.
Lele pithon pertama kali diperkenalkan dan dikembangkan oleh Teja Suwarna, Sonar Raja Jati, dan Wawan Setiawan dari Pandeglang, Banten pada tahun 2004. Lele pithon memiliki ciri-ciri yang khas berupa bentuk kepala mirip ular yang pipih memanjang dengan mulut kecil. Untuk ciri-ciri lele pithon selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :



A.  Ciri-ciri Fisik Lele
Untuk mengindentifikasi lele sebenarnya cukup mudah. Kita dapat melihat dari ciri-ciri fisiknya yaitu badannya yang licin dan berlendir, tidak bersisik, kemudian di sekitar mulut memiliki beberapa pasang kumis/sungut. Adapun bentuk dan ciri-ciri lele selengkapnya adalah sebagai berikut :
1.    Bagian Kepala
Bentuk kepala lele yaitu memipih ke bawah (depressed) dengan panjang sekitar ¼ dari panjang tubuhnya. Pada bagian kepala ini terdapat rongga yang letaknya di atas insang. Pada rongga inilah terdapat organ yang disebut labirin/aborescent. Melalui organ ini lele mampu mengambil oksigen bebas dari udara dengan cara menyembul kepermukaan air.
Mulut lele dilengkapi gigi yang berupa permukaan kasar pada bagian mulut depan. Selain itu lele juga memiliki 4 pasang sungut di sekiotar mulutnya yang terdiri dari sepasang sungut mandibular luar, sepasang sungut mandibular dalam, sepasang sungut nasal, dan sepasang sungut maxiliar. Sebagai indra penciuman lele memiliki sepasang lubang hidung (nostrils) yang sangat peka dengan rangsangan bau. Lele juga memiliki sepasang mata yang mampu mendeteksi warna obyek yang dilihatnya. Untuk memfokuskan pandangan, lensa mata dapat bergerak keluar masuk. Jadi sebagai salah satu ikan predator, lele dilengkapi dengan organ-organ yang komplit.


Gambar Kepala Lele


2.    Bagian Badan
Lele memiliki bentuk tubuh yang spesifik dan sangat mudah dibedakan dengan jenis ikan lain, seperti nila, mas, gurame, ataupun bawal. Lele bertubuh bulat memanjang dan tidak bersisik.
Jika diamati secara seksama, maka terdapt tiga potongan bentuk tubuh ikan lele, yaitu pipih ke bawah pada bagian kepala, bulat memanjang pada bagian tubuh dan pipih ke samping pada bagian belakang.
3.    Bagian Sirip Ekor
Lele mempunyai 5 buah sirip yang terdiri dari sirip dada, sirip punggung, sirip perut, sirip dubur, dan sirip ekor.  Sirip punggung memanjang hingga mencapai pangkal sirip ekor. Sedangkan sirip ekor berbentuk bulat sebagai alat gerak utama. Sementara sirip perut berada di bagian bawah berbentuk membulat. Selain itu juga terdapat sirip dada yang dilengkapi sepasang duri tajam yang biasa disebut dengan patil.

B.   Habitat, Lingkungan Ideal, dan tingkah Laku Lele
Habitat hidup lele di alam adalah di sungai, rawa, danau, telaga, atau genangan air yang cukup dalam. Lele lebih menyukai perairan yang tenang dan tidak berarus deras. Pada siang hari lele cenderung berada berlindung di sarang, dan lebih aktif mencari makan pada malam hari karena lele bersifat nocturnal. Perairan yang ideal bagi habitat lele adalah sebagai berikut :




Di alam lele memakan makanan alami seperti kutu air dan binatang renik lain. Lele juga memiliki sifat kanibal, yakni memakan sejenisnya yang memiliki ukuran lebih kecil. Pertumbuhan lele juga sangat cepat, oleh sebab itu lebih disukai untuk dibudidayakan.
C.   Perkembangbiakan Lele di Alam
Secara alami diperairan seoerti sungai dan telaga, lele berkembang biak di awal musim penghujan. Pada musim tersebut, volume air sungai akan meningkat dan menyebabkan jumlah plankton meningkat. Para ahli menduga, hal inilah yang merangsang lele untuk memijah.
Proses pemijahannya yang pertama induk lele akan mencari tempat yang sesuai untuk melakukan pemijahan, biasanya perairan yang tenang dan terlindungi. Kemudian induk betina akan mengeluarkan telur di bebatuan atau tumbuhan air yang ada. Setelah itu giliran induk jantan mengeluarkan cairan sperma untuk membuahi sel-sel telur yang ada. Setelah 2 – 3 hari kemudian, telur-telur tersebut akan menetas.
Tetapi tingkat kelulusan hidup (survival rate) larva lele di alam sangat rendah. Hal ini karena kondisi perairan yang berubah-ubah dan ketersediaan makanan juga tidak selalu melimpah. Selain itu juga keberadaan predator sangat mempengaruhi jumlah larva yang mampu bertahan hidup di alam.
D.  Kandungan Gizi Lele
Lele memiliki kandungan gizi yang sangat tinggi, selain itu dagingnya juga memiliki tekstur yang empuk dan rasa yang gurih. Komposisi kandungan pada daging lele dapat dilihat pada tabel  di bawah ini :


Kandungan gizi lele per 500 gram


Besarnya kandungan gizi pada daging lele membuat ikan ini sangat direkomendasikan untuk dikonsumsi. Selain bermanfaat bagi kesehatan, juga berguna bagi perkembangan kecerdasan otak. Lele juga bisa disebut ikan rakyat, karena harganya yang murah sehingga dapat dijangkau semua kalangan.

E.   Klasifikasi Lele
Klasifikasi lele berdasarkan ilmu taksonomi adalah sebagai berikut :
Filum         :  Chordata
Kelas         :  Pisces
Ordo         :  Ostariophysi
Subordo     :  Silaroidae
Famili         :  Clariidae
Genus        :  Clarias
Spesies       :  Clarias sp.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BUDIDAYA IKAN SISTEM KARAMBA