Senin, 06 April 2015

IKAN SEBAGAI KOMODITI PANGAN DAN KOMODITI PERDAGANGAN (EKONOMI)

IKAN SEBAGAI KOMODITI PANGAN DAN
KOMODITI PERDAGANGAN (EKONOMI)

                Dewasa ini, ikan menjadi komoditas pangan yang sangat penting. Kandungan gizi dan kelebihan yang dikandungnya menjadikan ikan bukan lagi komoditas yang dikesampingkan. Sebagai salah satu penunjang ketahanan pangan dan sumber gizi, ikan mampu menjadi komoditas ekonomi yang menjanjikan. Pada saat krisis ekonomi tahun 1998 yang lau, komoditas perikanan justru menjadi penopang pemasukan devisa negara. Nilai ekspornya cenderung naik dari tahun ke tahun. Dengan semakin banyaknya pelaku ekspor perikanan dari negara tetangga maka produk perikanan dari negara kita harus mampu meningkatkan daya saingnya dengan tetap menjaga kualitas mutu.
                Indonesia dengan garis pantai sepanjang 81.000 km dan jumlah pulau 17.502 buah memiliki potensi yang cukup besar di bidang perikanan. Potensi lestari (MSY) sekitar 6,410 juta ton/tahun yang meliputi 4,625 juta ton/tahun dari wilayah teritorial dan 1,785 juta ton/tahun dari ZEE.  Dengan jumlah ekspor 1,27 juta ton dengan nilai 3,4 milyar US $. Hasil produksi dari perikanan tangkap 1,27 juta ton dan dari perikanan budidaya 9,45 juta ton.
            Besarnya potensi perikanan negara kita tersebut harus dijaga kualitas mutunya. Penanganan paska panen memegang peranan penting untuk menjaga keawetan mutu ikan. Disamping itu penarapan CBIB untuk perikanan budidaya juga menjadi faktor penting untuk diterapkan. Pembudidaya ikan harus memulai pola budidaya yang telah distandarisasi oleh pemerintah. Budidaya tidak hanya sekedar membesarkan ikan, akan tetapi juga harus mengikuti aturan-aturan yang dipersaratkan agar sesuai dengan CBIB.

            Perikanan budidaya terbagi dalam tiga subsektor yaitu budidaya air tawar, budidaya air payau dan budidaya laut. Setiap subsektor perikanan budidaya memiliki karakteristik wadah budidaya yang umumnya berbeda-beda. Salinitas airnya pun berbeda dan jenis ikan yang dibudidayakan juga berbeda walaupun ada beberapa komoditas yang dapat dibudidayakan di dua jenis subsektor.
Diantara tiga subsektor perikanan budidaya, perikanan budidaya air tawar memiliki jenis ikan yang dapat dibudidayakan sangat beragam. Hal ini tentu sangat wajar karena umumnya komoditas perikanan budidaya air tawar mudah untuk dibudidayakan dan memerlukan modal yang tidak semahal pada dua subsektor lainnya. Selain itu, perikanan budidaya air juga lebih memasyarakat karena jenis ikannya lebih banyak dikenali dan sangat disukai oleh para penggemar ikan.
Ikan air tawar indonesia sangat beraneka ragam. Tersebar di perairan tawar seperti di sungai, rawa, waduk, dan danau. Ikan-ikan yang selama ini sering ditemui pada daerah-daerah tersebut sebagian sudah dapat dibudidayakan di Indonesia. Ikan –ikan ini antara lain dapat dibudidayakan dalam wadah kolam, karamba , jaring apung dan dalam wadah minapadi.
Diantara ikan- ikan yang sudah dapat dibudidayakan di Indonesia dan berkembang dengan sangat baik antara lain :
1. IKAN MAS
Secara taksonomi, ikan mas tergolong dalam marga cyprinus. Ikan ini dipercaya telah dipelihara sejak 475 sebelum masehi. Di Indonesia ikan ini mulai dipelihara sejak tahun 1920. Ikan ini berasal dari daratan eropa dan tiongkok. Sedangkan yang dibudidayakan di Indonesia diduga berasal dari daerah tiongkok selatan. Menurut buku statistik perikanan budidaya, daerah yang merupakan penghasil ikan mas budidaya adalah seluruh provinsi yang ada di Indonesia. Sedangkan sentra budidaya ikan mas ada di provinsi Jawa Barat, Sumatera Barat dan Sumatera Utara. Ketiga provinsi ini merupakan penghasil utama ikan mas Indonesia.
2. NILA
Ikan nila asalnya dari sungai nil dan perairan disekitarnya. Ikan ini diduga telah dipelihara sejak jaman mesir purba. Ikan yang diintroduksi dari afrika bagian timur pada tahun 1969 ini mudah untuk dibudidayakan dan termasuk pemakan segalanya atau omnivora karena itu ikan ini juga terdapat disetiap provinsi di Indonesia. Ikan ini juga dapat dibudidaya di perairan air payau. Sentra budidaya ikan nila terdapat di provinsi jawa barat, sumatera selatan, sumatera barat, sumatera utara, kalimantan selatan dan jawa tengah.
3. NILEM
Ikan nilem bentuk hampir mirip dengan ikan mas. Bedanya terletak pada warnanya yang hijau abu-abu, kepalanya relatiflebih kecil dibandingkan dengan ikan mas dan adanya dua pasang sungut peraba yang terletak pada bagian mulutnya. Ikan nilem dibudidayakan di provinsi Jawa barat, jawa timur, banten, bengkulu dan lampung. Produksi tertinggi pada tahun 2009 dipegang oleh provinsi jawa barat diikuti kemudian oleh provinsi jawa timur.
4. TAWES
Perkembangan budidaya masih di sekitar jawa namun beberapa provinsi di luar jawa pun sudah mengembangkan ikan jenis ini untuk di budidayakan. Sentra budidaya ikan tawes ada di provinsi Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah. Selain di pulau jawa, sebagian besar provinsi yang ada di pulau sumatera telah membudidayakan ikan jenis ini. Ikan ini termasuk ikan yang biasa dikonsumsi oleh penduduk di asia tenggara daratan dan kepulauan.
5. LELE
Ikan yang termasuk dalam keluarga clarias ini, mudah untuk dibudidayakan dan dapat dipelihara dengan padat tebar yang tinggi. Ikan lele dalam bahasa inggris catfish ini tergolong ikan yang lincah dan kuat seperti nama ilmiahnya clarias yang berarti lincah atau kuat. Ikan lele yang dibudidayakan untuk dikonsumsi dan terkadang untuk menjaga kualitas air yang sudah tercemar . Lele dibudidayakan oleh sebagian besar provinsi di Indonesia. Sentra budidaya ikan lele terdapat di pulau jawa atau tepatnya di provinsi jawa barat, jawa timur dan jawa tengah.
6. PATIN
Ikan patin masih sekerabat dengan ikan Lele dan baung yang merupakan ikan yang memiliki kumis. Ikan ini merupakan ikan yang memiliki cita rasa yang enak bila sudah diolah. Patin saat ini dapat dibudidayakan di wadah kolam, karamba atau pun jaring apung. Di jambi ikan ini dibudidayakan dengan baik di dalam kolam dan jaring apun yang tersebar di sepanjang sungai batang hari. Tidak semua daerah di Indonesia mengembangkan budidaya ikan patin. Padahal pemeliharaan ikan ini tidaklah rumit. Bisa dikatakan mudah seperti halnya dalam memelihara ikan lele karena ikan patin juga termasuk golongan ikan pemakan segalanya. Sentra budidaya ikan patin terletak di provinsi Jawa barat, sumatera selatan dan jambi.
7. BAUNG
Baung merupakan ikan air tawar termasuk dalam keluarga ikan berkumis yang biasa hidup di perairan muara sungai sampai dengan ke hulunya. Ikan ini dapat ditemukan di perairan sumatera, jawa dan kalimantan. Ikan ini bersifat nokturnal , yaitu kegiatan makannya lebih sering dilakukan di malam hari. Habitat asli ikan ini dapat ditemukan di perairan provinsi riau karena itu riau dikenal sebagai penghasil ikan baung. Ikan yang oleh orang sumatera sering diolah menjadi salah satu bahan dasar untuk membuat sayur pindang nan lezat ini telah di budidayakan oleh provinsi Riau dan Kalimantan Tengah.
8. GABUS
Ikan gabus, pada awal merupakan ‘musuh’ para pembudidaya karena ikan ini merupakan ikan buas bersifat predator yang hidup di perairan tawar. Di kalimantan ikan ini dikenal dengan nama ikan haruan dan memang ikan haruan banyak ditemui di kalimantan. Daerah kalimantan yang dikenal berawa-rawa merupakan tempat hidup yang cocok untuk ikan ini. Oleh karenanya tidak mengherankan jikalau yang pertama kali membudidayakannya adalah provinsi yang ada di Kalimantan. Sentra budidaya ikan gabus teletak di provinsi kalimantan timur dan kalimantan selatan. Tidak banyakprovinsi yang mengembangkan budidaya ikan gabus. Selain dua provinsi tersebut, gabus juga sudah dibudidayakan di kalimantan tengah, pulau jawa tepatnya di provinsi jawa tengah dan jawa timur serta pulau sumatera yang diwakili oleh provinsi jambi.
9. BELIDA
Secara taksonmi ikan belida tergolong dalam suku Notopteridae yang artinya berpunggung pisau dan kalau dilihat secara kasat mata memang bentuk menyerupai pisau. Ikan yang memiliki nama ilmiah Notopetrus chitala HB ini oleh penduduk sumatera selatan diberi nama belida karena ikan menurut mereka ikan ini pandai berdiplomasi. Kata belida sendiri terdiri dari dua kata yaitu ‘be’ yang artinya punya dan lida artinya “lidah”. Ikan belida yang di kalimantan dikenal dengan nama ikan pipih, tidak banyak yang tahu jika sudah dapat dibudidayakan. Berdasarkan laporan statistik daerah yang masuk ke ditjen perikanan budidaya, hanya kalimantan barat yang membudidayakan ikan jenis ini.
10. JELAWAT
Sebagian masyarkat Indonesia tidak banyak yang mengenal ikan jenis ini. Padahal rasa ikan ini jika sudah diolah tidak kalah dengan ikan-ikan air tawar lainnya. Ikan yang memiliki nama ilmiah Leptobarbus hoeveni merupakan ikan asli Indonesia yang banyak ditemui diperairan sumatera dan kalimantan dan juga dikenal dengan nama ikan sultan. Ikan juga termasuk sebgai ikan predator yang memangsa ikan lainnya. Ikan ini memiliki nilai ekonomis tinggi, sudah sangat dikenal di singapura dan malaysia sebagai menu santapan sedang di Indonesia ikan ini masih kalah populer dibandingkan ikan air tawar lainnya. Sentra ikan budidaya ikan ini yang banyak ditemui dipedalaman kalimantan ternyata produksi budidayanya tertinggi ada di provinsi Riau. Sebagai daerah yang dikenal sebagai tempat hidup ikan jelawat sebagian besar provinsi kalimantan mengembangkan budidaya ikan jenis ini, yaitu kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan timur.
11. TOMAN
Toman secara sekilas bentuknya dan tubuhnya mirip dengan ikan gabus. Namun, ada perbedaan pada corak warna tubuhnya. Ikan toman pada beberapa bagian tubuhnya jika diperhatikan ada titik warna hitam yang tidak dimiliki oleh ikan gabus. Persamaan bentuk dengan gabus membuat ikan ini digolongkan dalam famili yang sama dengan ikan gabus yaitu Channidae. Ikan ini dalam bahasa inggris disebut red snakehead. Kata ‘red’ merujuk pada warna yang dimiliki ketika masih muda sedangkan kata snakehead merujuk pada bentuk kepalanya yang menyerupai ular persis seperti ikan gabus. Pengembangan budidaya ikan jenis ini juga terdapat di semua provinsi di pulau kalimantan utama di provinsi kalimantan timur. Daerah lain diluar kalimantan yang mengembangkan budidaya ikan ini hanya provinsi Jambi.
12. BAWAL
Bawal yang dikenal dengan nama ilmiah colossoma macropomum ini, dibanding ikan air tawar lainnya sudah sangat banyak yang membudidayakan. Apalagi budidaya ikan jenis tidaklah sulit bahkan bisa dikatakan mudah karena ikan ini tergolong menyukai banyak jenis makanan termasuk sayuran. Budidaya ikan bawal banyak ditemui di pulau jawa, sumatera dan kalimantan. Sentra budidaya ikan bawal terdapat di provinsi jawa barat yang dikenal sebagai penghasil ikan air tawar budidaya terbesar di Indonesia. Sedangkan di sumatera ikan ini dapat ditemui antara lain di provinsi Riau.
13. BETOK
Ikan betok termasuk ikan yang dapat dibudidayakan. Ikan ini memiliki karakaterik kepala dan memiliki sisik yang keras dan tergolong ikan yang memiliki banyak duri. Ikan yang memiliki nama lain sebagai ikan papuyu ini merupakan ikan asli Indonesia namun tidak banyak daerah yang mengembangkan ini jenis ini. Menurut laporan dari berbagai daerah hanya provinsi kalimantan selatan, kalimantan tengah, sulawesi selatan dan jambi yang ada budidaya ikan jenis ini.
14. BETUTU
Ikan yang tersbar di kawasan asia tenggara ini dikenal sebagai ikan yang malas berpindah tempat. Sering juga ikan ini dipanggil sebagai gabus malas. Dalam bahas inggris disebut dengan nama marble goby atau marble sleeper merujuk pada corak warna tubuhnya yang seperti batu pualam kemerah-merahan. Ikan betutu dikembangkan sebagai ikan budidaya oleh provinsi kalimantan timur, kalimantan tengah, kalimantan barat, Aceh dan Jambi.
15. GURAME
Gurame merupakan ikan yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan merupakan ikan unggulan perikanan budidaya. ikan ini memang berbeda dengan ikan air tawar lainnya yang cenderung mudah dibudidayakan. Gurame termasuk ikan yang membutuhkan perhatian lebih dalam membudidayakannya namun hal itu sebanding dengan harganya yang tergolong tinggi dibanding ikan air tawar lainnya. Ikan ini dibudidayakan di sebagian besar daerah Indonesia. Hanya pulau sulawesi saja yang tidak mengembangkan ikan jenis ini. Sentra budidaya gurame ada di Jawa barat, jawa tengah, jawa timur dan sumatera barat.
16. MUJAIR
Ikan mujair penampakannya mirip dengan ikan nila. Ikan yang pertama kali ditemukan oleh pak mujair di muara sungai serang, blitar provinsi jawa timur pada tahun 1939. Nama ilmiahnya oreochromis mossambicus dan dalam bahasa inggris dikenal dengan nama java tilapia. Sama sepertinya hal saudaranya yaitu ikan nila, ikan mujair juga dapat dibudidayakan di air payau. ikan ini dibudidayakan di sebagian besar wilayah Indonesia karena sifatnya yang mudah beradaptasi dengan kondisi lingkungan dan ketersediaan makanan ynag berbeda-beda. Sentra budidaya ikan mujair terdapat di provinsi jawa barat, jawa timur dan jawa tengah.
17. SEPAT SIAM
Dengan nama ilmiah Trichogaster pectoralisi ini ternyata ikan sepat siam merupakan ikan air tawar anggota suku Osphronemidae secara taksonomi. Dalam bahasa inggris sering disebut snake-skin gouramy karena kulitnya yang belang-belang mirip dengan kulit ular. Nama siam sendiri merupakan nama lama dari bahasa thailand. Ikan ini hidup dalam habitat rawa, danau dan sungai. Ikan sepat siam dibudidayakan oleh provinsi jawa barat, jawa tengah, jawa timur, jambi, kalimantan selatan, kalimantan timur, sulawesi selatan, sumatera selatan dan banten. Sentra budidaya ikan ini terletak di provinsi jawa barat.
18. SIDAT
Ikan yang memiliki nama ilmiah Anguila sp ini, di Indonesia ada enam jenis yaitu Anguilla mormorata, Anguilla celebensis, Anguilla ancentralis, Anguilla borneensis, Anguilla bicolor bicolor dan Anguilla bicolor pacifica. Ikan ini hidup baik di perairan yang berbatasan dengan laut dalam. Selain itu, ikan ini juga dapat hidup diperairan tawar seperti sungai, danau dan rawa-rawa. Ikan sidat belum banyak dikembangkan di Indonesia. Hanya provinsi jawa timur saja yang mengembangkan budidaya ikan sidat.
19. BELUT
Ikan ini memiliki nama ilmiah Synbranchus sp. Biasanya dapat mudah ditemukan didaerah berawa-rawa dan sawah-sawah. Ikan ini tidak memerlukan kondisi iklim dan geografis yang spesifik. Dapat hidup didataran rendah maupun di dataran yang tinggi. Begitu pula dengan kondisi cuarah hujan tidak memiliki batasan yang spesifik. Ikan belut saat ini, telah dikembangkan pembudidayaannya di Provinsi Jawa Barat.
20. TAMBAKAN
Ikan ini merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang memiliki cita rasa yang lezat dengan kandungan protein yang sangat tinggi. Ikan yang memiliki nama ilmiah Helostoma Temminckii ini punya kebiasaan suka mencium saat mengambil makanan dari permukaan benda padat ataupun saat berduel dengan sesama jenis. Ikan ini hidup diantara perairan permukaan dan wilayah dalam perairan. Habitat asli ini berada pada wilayah tropis yang dangkal, berarus tenang dan terdapat banyak tanaman air. Sentra budidaya ikan ini terletak di provinsi jawa barat dan jawa tengah. Sementara untuk wilayah sumatera terletak di sumatera selatan, lampung dan jambi .
21. UDANG GALAH
Udang galah merupakan salah satu jenis udang yang dapat dibudidayakan di perairan tawar. Dalam pembudidayaan udang galah dapat dipolikultur dengan ikan seperti tawes dan ikan nilem. Udang galah seperti halnya udang yang ada di budidaya tamabak, memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Udang jenis ini telah dibudidayakan di jawa dan bali. Budidaya udang galah sangat berkembang di wilayah jawa barat karena itu tidak salah jika provinsi ini dikenal pula sebagai sentra budidaya udang galah. Daerah diprovinsi jawa barat yang membudidayakan udang jenis ini yaitu kabupaten garut, kabupaten tasikmalaya dan kabupaten ciamis.
22. LOBSTER
Lobster merupan jenis udang-udangan atau crustacea. Lobster selain sebagai ikan konsumsi juga dapat dijadikan sebagai ikan hias karena bentuk dan warnanya yang indah. Lobster juga merupakan salah satu komoditas yang memiliki nilai ekonomis ynag cukup tinggi. Lobster memiliki berbagai macam jenis dan dari sekian banyak jenis lobster yang dikembangkan untuk budidaya adalah jenis cherax. Lobster belum banyak dikembangkan budidayanya provinsi papua dan jawa timur.
23. KODOK
Kodok merupakan komoditas perikanan yang dapat dibudidayakan dan merupakan komditas ekspor. Kodok yang sering dibudidayakan adalah jenis kodok hijau yang sangat disukai sebagai santapan oleh orang luar. Tidak banyak daerah yang mengembangkan budidaya kodok. Padahal komoditas ini memiliki peluang pasar yang sangat baik. Kodok yang sebagaian orang masih mempertanyakan kehalalannya ini, pembudidayaannya dapat ditemui di provinsi jawa timur
24. LABI-LABI
Labi-labi adalah kura-kura air tawar yang secara taksonomi masuk dalam suku trionyx. Labi-labi mempunyai kebiasaan berjemur yang dilakukan untuk mengeringkan air yang ada pada cangkangnya sehingga lumut-lumut dan kamur-janur yang menempel akan kering dan terkelupas. Sehingga kesehatan labi-labi dapat terjaga dari penyakit yang terutama diakibatkan oleh jamur. Labi-labi termasuk hewan yang penakut dan menyukai lingkungan yang tenang. Labi-labi sebenarnya sudah dapat dibudidayakan namun berdasarkan laporan data statistik komoditas ini sangat jarang yang membudidayakannya. Terakhir provinsi yang melaporkan adanya produksi labi-labi hasil budidaya adalah provinsi sumatera barat. Selain itu, tidak ditemui dalam laporan statistik daerah yang melaporkan tentang perkembangan hasil budidaya labi-labi.
Itulah beberapa komoditas air tawar Indonesia yang sudah dapat dibudidayakan dan beberapa daerah yang mengembangkan komoditas tersebut. Keanekaragaman komoditas air tawar yang sudah dapat dibudidayakan ini sejalan dengan program direktorat jenderal perikanan budidaya untuk mengejar target pencapaian produksi melalui salah satu programnya yaitu diversifikasi yang maksudnya adalah penganekaragaman komoditas budidaya. Keanekaragaman komoditas budidaya ini diharapkan secara tidak langsung menunjang program peningkatan produksi perikanan budidaya indonesia untuk menjadi yang terbesar.

Penerapan CBIB tidak serta merta mudah dilakukan seperti membalik telapak tangan. Dibutuhkan proses panjang untuk dapat mewujudkannya. Peran penyuluh perikanan sangat penting di lapangan. Penerapan CBIB tidak hanya sekedar penerapan teknis saja akan tetapi menyangkut pada pola sikap dan perilaku pelaku utama. Pendampingan secara komperhensif oleh penyuluh perikanan harus dilakukan tanpa lelah di lapangan. Dukungan baik sarana prasarana maupun moril dari dinas instansi mutlak harus diberikan kepada para penyuluh. Tanpa adanya dukungan yang memadai maka para penyuluh diibaratkan maju ke medan perang tanpa dibekali senjata.
            Mengingat betapa besar potensi perikanan negara kita dan besarnya nilai ekonominya maka sudah selayaknya kegiatan penyuluhan memegang peranan penting dalam mendukung kemajuan sektor perikanan. Dibutuhkan kebijakan yang terkomandoi secara kompak dari pusat agar penyuluh mampu mengembangkan dunia perikanan.    

Pengajuan permohonan Sertifikasi (Cara Budidaya Ikan yang Baik) CBIB dilakukan oleh unit pembudidayaan ikan, baik secara perorangan, kelompok pembudidaya (Pokdakan) maupun badan usaha dengan ketentuan sebagai berikut :
  1. Permohonan Sertifikasi CBIB ditujukan kepada Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi, dilengkapi dengan dokumen administrasi dan ditembuskan kepada Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota. Dokumen Administrasi meliputi:
    • Fotocopy Surat Izin Usaha Perikanan (SIUP) bagi unit usaha berbadan hukum atau tanda pencatatan/keterangan usaha pembudidayaan ikan bagi unit usaha perorangan atau pengukuhan kelompok pembudidaya ikan;
    • Data umum unit pembudidayaan ikan;
    • Daftar fasilitas unit pembudidayaan ikan;
    • Daftar catatan/rekaman kegiatan unit pembudidayaan ikan;
    • Jumlah dan pendidikan tenaga kerja unit pembudidayaan ikan (Struktur organisasi dan uraian tugasnya, bagi kelompok atau perusahaan)
    • Gambar layout bangunan, peta dan kondisi sekitar unit pembudidayaan ikan;
  2. Persyaratan pemohon (unit pembudidayaan ikan) yang mengajukan Sertifikasi CBIB diantaranya :
    • Skala usaha dapat berupa perorangan, kelompok pembudidaya ikan (POKDAKAN) atau perusahaan yang menghasilkan jenis ikan konsumsi dan dipasarkan untuk lokal maupun ekspor;
    • Telah melakukan usaha budidaya minimal 1 musim tanam;
    • Kegiatan usaha budidaya pada tahap pendederan dan atau pembesaran ikan;
  3. Permohonan dapat disampaikan langsung atau melalui pos, fax, dan atau surat elektronik.

                 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BUDIDAYA IKAN SISTEM KARAMBA