IKAN SEBAGAI
KOMODITI PANGAN DAN
KOMODITI PERDAGANGAN (EKONOMI)
KOMODITI PERDAGANGAN (EKONOMI)
Dewasa ini,
ikan menjadi komoditas pangan yang sangat penting. Kandungan gizi dan kelebihan
yang dikandungnya menjadikan ikan bukan lagi komoditas yang dikesampingkan. Sebagai
salah satu penunjang ketahanan pangan dan sumber gizi, ikan mampu menjadi
komoditas ekonomi yang menjanjikan. Pada saat krisis ekonomi tahun 1998 yang
lau, komoditas perikanan justru menjadi penopang pemasukan devisa negara. Nilai
ekspornya cenderung naik dari tahun ke tahun. Dengan semakin banyaknya pelaku
ekspor perikanan dari negara tetangga maka produk perikanan dari negara kita
harus mampu meningkatkan daya saingnya dengan tetap menjaga kualitas mutu.
Indonesia dengan
garis pantai sepanjang 81.000 km dan jumlah pulau 17.502 buah memiliki potensi
yang cukup besar di bidang perikanan. Potensi lestari (MSY) sekitar 6,410 juta
ton/tahun yang meliputi 4,625 juta ton/tahun dari wilayah teritorial dan 1,785
juta ton/tahun dari ZEE. Dengan jumlah ekspor
1,27 juta ton dengan nilai 3,4 milyar US $. Hasil produksi dari perikanan tangkap 1,27 juta
ton dan dari perikanan budidaya 9,45 juta ton.
Besarnya
potensi perikanan negara kita tersebut harus dijaga kualitas mutunya. Penanganan
paska panen memegang peranan penting untuk menjaga keawetan mutu ikan. Disamping
itu penarapan CBIB untuk perikanan budidaya juga menjadi faktor penting untuk
diterapkan. Pembudidaya ikan harus memulai pola budidaya yang telah
distandarisasi oleh pemerintah. Budidaya tidak hanya sekedar membesarkan ikan,
akan tetapi juga harus mengikuti aturan-aturan yang dipersaratkan agar sesuai
dengan CBIB.
Perikanan budidaya terbagi dalam tiga
subsektor yaitu budidaya air tawar, budidaya air payau dan budidaya laut.
Setiap subsektor perikanan budidaya memiliki karakteristik wadah budidaya yang
umumnya berbeda-beda. Salinitas airnya pun berbeda dan jenis ikan yang
dibudidayakan juga berbeda walaupun ada beberapa komoditas yang dapat
dibudidayakan di dua jenis subsektor.
Penerapan CBIB tidak serta merta mudah dilakukan seperti membalik telapak tangan. Dibutuhkan proses panjang untuk dapat mewujudkannya. Peran penyuluh perikanan sangat penting di lapangan. Penerapan CBIB tidak hanya sekedar penerapan teknis saja akan tetapi menyangkut pada pola sikap dan perilaku pelaku utama. Pendampingan secara komperhensif oleh penyuluh perikanan harus dilakukan tanpa lelah di lapangan. Dukungan baik sarana prasarana maupun moril dari dinas instansi mutlak harus diberikan kepada para penyuluh. Tanpa adanya dukungan yang memadai maka para penyuluh diibaratkan maju ke medan perang tanpa dibekali senjata.
Diantara tiga subsektor perikanan
budidaya, perikanan budidaya air tawar memiliki jenis ikan yang dapat
dibudidayakan sangat beragam. Hal ini tentu sangat wajar karena umumnya
komoditas perikanan budidaya air tawar mudah untuk dibudidayakan dan memerlukan
modal yang tidak semahal pada dua subsektor lainnya. Selain itu, perikanan
budidaya air juga lebih memasyarakat karena jenis ikannya lebih banyak dikenali
dan sangat disukai oleh para penggemar ikan.
Ikan air tawar indonesia sangat beraneka
ragam. Tersebar di perairan tawar seperti di sungai, rawa, waduk, dan danau.
Ikan-ikan yang selama ini sering ditemui pada daerah-daerah tersebut sebagian
sudah dapat dibudidayakan di Indonesia. Ikan –ikan ini antara lain dapat dibudidayakan
dalam wadah kolam, karamba , jaring apung dan dalam wadah minapadi.
Diantara ikan- ikan yang sudah dapat
dibudidayakan di Indonesia dan berkembang dengan sangat baik antara lain :
1. IKAN MAS
Secara taksonomi, ikan mas tergolong dalam
marga cyprinus. Ikan ini dipercaya telah dipelihara sejak 475 sebelum masehi.
Di Indonesia ikan ini mulai dipelihara sejak tahun 1920. Ikan ini berasal dari
daratan eropa dan tiongkok. Sedangkan yang dibudidayakan di Indonesia diduga
berasal dari daerah tiongkok selatan. Menurut buku statistik perikanan
budidaya, daerah yang merupakan penghasil ikan mas budidaya adalah seluruh
provinsi yang ada di Indonesia. Sedangkan sentra budidaya ikan mas ada di
provinsi Jawa Barat, Sumatera Barat dan Sumatera Utara. Ketiga provinsi ini
merupakan penghasil utama ikan mas Indonesia.
2. NILA
Ikan nila asalnya dari sungai nil dan
perairan disekitarnya. Ikan ini diduga telah dipelihara sejak jaman mesir
purba. Ikan yang diintroduksi dari afrika bagian timur pada tahun 1969 ini mudah
untuk dibudidayakan dan termasuk pemakan segalanya atau omnivora karena itu
ikan ini juga terdapat disetiap provinsi di Indonesia. Ikan ini juga dapat
dibudidaya di perairan air payau. Sentra budidaya ikan nila terdapat di
provinsi jawa barat, sumatera selatan, sumatera barat, sumatera utara,
kalimantan selatan dan jawa tengah.
3. NILEM
Ikan nilem bentuk hampir mirip dengan ikan
mas. Bedanya terletak pada warnanya yang hijau abu-abu, kepalanya relatiflebih
kecil dibandingkan dengan ikan mas dan adanya dua pasang sungut peraba yang
terletak pada bagian mulutnya. Ikan nilem dibudidayakan di provinsi Jawa barat,
jawa timur, banten, bengkulu dan lampung. Produksi tertinggi pada tahun 2009
dipegang oleh provinsi jawa barat diikuti kemudian oleh provinsi jawa timur.
4. TAWES
Perkembangan budidaya masih di sekitar
jawa namun beberapa provinsi di luar jawa pun sudah mengembangkan ikan jenis
ini untuk di budidayakan. Sentra budidaya ikan tawes ada di provinsi Jawa
Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah. Selain di pulau jawa, sebagian besar
provinsi yang ada di pulau sumatera telah membudidayakan ikan jenis ini. Ikan
ini termasuk ikan yang biasa dikonsumsi oleh penduduk di asia tenggara daratan
dan kepulauan.
5. LELE
Ikan yang termasuk dalam keluarga clarias
ini, mudah untuk dibudidayakan dan dapat dipelihara dengan padat tebar yang
tinggi. Ikan lele dalam
bahasa inggris catfish ini tergolong ikan yang lincah dan kuat seperti nama
ilmiahnya clarias yang berarti lincah atau kuat. Ikan lele yang dibudidayakan
untuk dikonsumsi dan terkadang untuk menjaga kualitas air yang sudah tercemar . Lele dibudidayakan
oleh sebagian besar provinsi di Indonesia. Sentra budidaya ikan lele terdapat
di pulau jawa atau tepatnya di provinsi jawa barat, jawa timur dan jawa tengah.
6. PATIN
Ikan patin masih sekerabat dengan ikan
Lele dan baung yang merupakan ikan yang memiliki kumis. Ikan ini merupakan ikan
yang memiliki cita rasa yang enak bila sudah diolah. Patin saat ini dapat
dibudidayakan di wadah kolam, karamba atau pun jaring apung. Di jambi ikan ini
dibudidayakan dengan baik di dalam kolam dan jaring apun yang tersebar di
sepanjang sungai batang hari. Tidak semua daerah di Indonesia mengembangkan
budidaya ikan patin. Padahal pemeliharaan ikan ini tidaklah rumit. Bisa
dikatakan mudah seperti halnya dalam memelihara ikan lele karena ikan patin
juga termasuk golongan ikan pemakan segalanya. Sentra budidaya ikan patin
terletak di provinsi Jawa barat, sumatera selatan dan jambi.
7. BAUNG
Baung merupakan ikan air tawar termasuk
dalam keluarga ikan berkumis yang biasa hidup di perairan muara sungai sampai
dengan ke hulunya. Ikan ini dapat ditemukan di perairan sumatera, jawa dan
kalimantan. Ikan ini bersifat nokturnal , yaitu kegiatan makannya lebih sering
dilakukan di malam hari. Habitat asli ikan ini dapat ditemukan di perairan
provinsi riau karena itu riau dikenal sebagai penghasil ikan baung. Ikan yang
oleh orang sumatera sering diolah menjadi salah satu bahan dasar untuk membuat
sayur pindang nan lezat ini telah di budidayakan oleh provinsi Riau dan
Kalimantan Tengah.
8. GABUS
Ikan gabus, pada awal merupakan ‘musuh’
para pembudidaya karena ikan ini merupakan ikan buas bersifat predator yang
hidup di perairan tawar. Di kalimantan ikan ini dikenal dengan nama ikan haruan
dan memang ikan haruan banyak ditemui di kalimantan. Daerah kalimantan yang
dikenal berawa-rawa merupakan tempat hidup yang cocok untuk ikan ini. Oleh
karenanya tidak mengherankan jikalau yang pertama kali membudidayakannya adalah
provinsi yang ada di Kalimantan. Sentra budidaya ikan gabus teletak di provinsi
kalimantan timur dan kalimantan selatan. Tidak banyakprovinsi yang
mengembangkan budidaya ikan gabus. Selain dua provinsi tersebut, gabus juga
sudah dibudidayakan di kalimantan tengah, pulau jawa tepatnya di provinsi jawa
tengah dan jawa timur serta pulau sumatera yang diwakili oleh provinsi jambi.
9. BELIDA
Secara taksonmi ikan belida tergolong
dalam suku Notopteridae yang artinya berpunggung pisau dan kalau dilihat secara
kasat mata memang bentuk menyerupai pisau. Ikan yang memiliki nama ilmiah
Notopetrus chitala HB ini oleh penduduk sumatera selatan diberi nama belida
karena ikan menurut mereka ikan ini pandai berdiplomasi. Kata belida sendiri
terdiri dari dua kata yaitu ‘be’ yang artinya punya dan lida artinya “lidah”.
Ikan belida yang di kalimantan dikenal dengan nama ikan pipih, tidak banyak
yang tahu jika sudah dapat dibudidayakan. Berdasarkan laporan statistik daerah
yang masuk ke ditjen perikanan budidaya, hanya kalimantan barat yang
membudidayakan ikan jenis ini.
10. JELAWAT
Sebagian masyarkat Indonesia tidak banyak
yang mengenal ikan jenis ini. Padahal rasa ikan ini jika sudah diolah tidak
kalah dengan ikan-ikan air tawar lainnya. Ikan yang memiliki nama ilmiah Leptobarbus
hoeveni merupakan ikan asli Indonesia yang banyak ditemui diperairan sumatera
dan kalimantan dan juga dikenal dengan nama ikan sultan. Ikan juga termasuk
sebgai ikan predator yang memangsa ikan lainnya. Ikan ini memiliki nilai
ekonomis tinggi, sudah sangat dikenal di singapura dan malaysia sebagai menu
santapan sedang di Indonesia ikan ini masih kalah populer dibandingkan ikan air
tawar lainnya. Sentra ikan budidaya ikan ini yang banyak ditemui dipedalaman
kalimantan ternyata produksi budidayanya tertinggi ada di provinsi Riau.
Sebagai daerah yang dikenal sebagai tempat hidup ikan jelawat sebagian besar
provinsi kalimantan mengembangkan budidaya ikan jenis ini, yaitu kalimantan
Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan timur.
11. TOMAN
Toman secara sekilas bentuknya dan
tubuhnya mirip dengan ikan gabus. Namun, ada perbedaan pada corak warna
tubuhnya. Ikan toman pada beberapa bagian tubuhnya jika diperhatikan ada titik
warna hitam yang tidak dimiliki oleh ikan gabus. Persamaan bentuk dengan gabus
membuat ikan ini digolongkan dalam famili yang sama dengan ikan gabus yaitu
Channidae. Ikan ini dalam bahasa inggris disebut red snakehead. Kata ‘red’
merujuk pada warna yang dimiliki ketika masih muda sedangkan kata snakehead
merujuk pada bentuk kepalanya yang menyerupai ular persis seperti ikan gabus.
Pengembangan budidaya ikan jenis ini juga terdapat di semua provinsi di pulau
kalimantan utama di provinsi kalimantan timur. Daerah lain diluar kalimantan
yang mengembangkan budidaya ikan ini hanya provinsi Jambi.
12. BAWAL
Bawal yang dikenal dengan nama ilmiah
colossoma macropomum ini, dibanding ikan air tawar lainnya sudah sangat banyak
yang membudidayakan. Apalagi budidaya ikan jenis tidaklah sulit bahkan bisa
dikatakan mudah karena ikan ini tergolong menyukai banyak jenis makanan
termasuk sayuran. Budidaya ikan bawal banyak ditemui di pulau jawa, sumatera
dan kalimantan. Sentra budidaya ikan bawal terdapat di provinsi jawa barat yang
dikenal sebagai penghasil ikan air tawar budidaya terbesar di Indonesia. Sedangkan
di sumatera ikan ini dapat ditemui antara lain di provinsi Riau.
13. BETOK
Ikan betok termasuk ikan yang dapat
dibudidayakan. Ikan ini memiliki karakaterik kepala dan memiliki sisik yang
keras dan tergolong ikan yang memiliki banyak duri. Ikan yang memiliki nama
lain sebagai ikan papuyu ini merupakan ikan asli Indonesia namun tidak banyak
daerah yang mengembangkan ini jenis ini. Menurut laporan dari berbagai daerah
hanya provinsi kalimantan selatan, kalimantan tengah, sulawesi selatan dan
jambi yang ada budidaya ikan jenis ini.
14. BETUTU
Ikan yang tersbar di kawasan asia tenggara
ini dikenal sebagai ikan yang malas berpindah tempat. Sering juga ikan ini
dipanggil sebagai gabus malas. Dalam bahas inggris disebut dengan nama marble
goby atau marble sleeper merujuk pada corak warna tubuhnya yang seperti batu
pualam kemerah-merahan. Ikan betutu dikembangkan sebagai ikan budidaya oleh
provinsi kalimantan timur, kalimantan tengah, kalimantan barat, Aceh dan Jambi.
15. GURAME
Gurame merupakan
ikan yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan merupakan ikan unggulan perikanan
budidaya. ikan ini memang berbeda dengan ikan air tawar lainnya yang cenderung
mudah dibudidayakan. Gurame termasuk ikan yang membutuhkan perhatian
lebih dalam membudidayakannya namun hal itu sebanding dengan harganya yang
tergolong tinggi dibanding ikan air tawar lainnya. Ikan ini dibudidayakan di
sebagian besar daerah Indonesia. Hanya pulau sulawesi saja yang tidak
mengembangkan ikan jenis ini. Sentra budidaya gurame ada di Jawa barat, jawa
tengah, jawa timur dan sumatera barat.
16. MUJAIR
Ikan mujair penampakannya mirip dengan
ikan nila. Ikan yang pertama kali ditemukan oleh pak mujair di muara sungai
serang, blitar provinsi jawa timur pada tahun 1939. Nama ilmiahnya oreochromis
mossambicus dan dalam bahasa inggris dikenal dengan nama java tilapia. Sama
sepertinya hal saudaranya yaitu ikan nila, ikan mujair juga dapat dibudidayakan
di air payau. ikan ini dibudidayakan di sebagian besar wilayah Indonesia karena
sifatnya yang mudah beradaptasi dengan kondisi lingkungan dan ketersediaan
makanan ynag berbeda-beda. Sentra budidaya ikan mujair terdapat di provinsi
jawa barat, jawa timur dan jawa tengah.
17. SEPAT SIAM
Dengan nama ilmiah Trichogaster
pectoralisi ini ternyata ikan sepat siam merupakan ikan air tawar anggota suku
Osphronemidae secara taksonomi. Dalam bahasa inggris sering disebut snake-skin
gouramy karena kulitnya yang belang-belang mirip dengan kulit ular. Nama siam
sendiri merupakan nama lama dari bahasa thailand. Ikan ini hidup dalam habitat
rawa, danau dan sungai. Ikan sepat siam dibudidayakan oleh provinsi jawa barat,
jawa tengah, jawa timur, jambi, kalimantan selatan, kalimantan timur, sulawesi
selatan, sumatera selatan dan banten. Sentra budidaya ikan ini terletak di
provinsi jawa barat.
18. SIDAT
Ikan yang memiliki nama ilmiah Anguila sp
ini, di Indonesia ada enam jenis yaitu Anguilla mormorata, Anguilla celebensis,
Anguilla ancentralis, Anguilla borneensis, Anguilla bicolor bicolor dan
Anguilla bicolor pacifica. Ikan ini hidup baik di perairan yang berbatasan
dengan laut dalam. Selain itu, ikan ini juga dapat hidup diperairan tawar
seperti sungai, danau dan rawa-rawa. Ikan sidat belum banyak dikembangkan di
Indonesia. Hanya provinsi jawa timur saja yang mengembangkan budidaya ikan
sidat.
19. BELUT
Ikan ini memiliki nama ilmiah Synbranchus
sp. Biasanya dapat mudah ditemukan didaerah berawa-rawa dan sawah-sawah. Ikan
ini tidak memerlukan kondisi iklim dan geografis yang spesifik. Dapat hidup
didataran rendah maupun di dataran yang tinggi. Begitu pula dengan kondisi
cuarah hujan tidak memiliki batasan yang spesifik. Ikan belut saat ini, telah
dikembangkan pembudidayaannya di Provinsi Jawa Barat.
20. TAMBAKAN
Ikan ini merupakan salah satu jenis ikan
air tawar yang memiliki cita rasa yang lezat dengan kandungan protein yang
sangat tinggi. Ikan yang memiliki nama ilmiah Helostoma Temminckii ini punya
kebiasaan suka mencium saat mengambil makanan dari permukaan benda padat
ataupun saat berduel dengan sesama jenis. Ikan ini hidup diantara perairan
permukaan dan wilayah dalam perairan. Habitat asli ini berada pada wilayah
tropis yang dangkal, berarus tenang dan terdapat banyak tanaman air. Sentra
budidaya ikan ini terletak di provinsi jawa barat dan jawa tengah. Sementara
untuk wilayah sumatera terletak di sumatera selatan, lampung dan jambi .
21. UDANG GALAH
Udang galah merupakan salah satu jenis udang
yang dapat dibudidayakan di perairan tawar. Dalam pembudidayaan udang galah
dapat dipolikultur dengan ikan seperti tawes dan ikan nilem. Udang galah
seperti halnya udang yang ada di budidaya tamabak, memiliki nilai ekonomis yang
cukup tinggi. Udang jenis ini telah dibudidayakan di jawa dan bali. Budidaya
udang galah sangat berkembang di wilayah jawa barat karena itu tidak salah jika
provinsi ini dikenal pula sebagai sentra budidaya udang galah. Daerah
diprovinsi jawa barat yang membudidayakan udang jenis ini yaitu kabupaten
garut, kabupaten tasikmalaya dan kabupaten ciamis.
22. LOBSTER
Lobster merupan jenis udang-udangan atau
crustacea. Lobster selain sebagai ikan konsumsi juga dapat dijadikan sebagai
ikan hias karena bentuk dan warnanya yang indah. Lobster juga merupakan salah
satu komoditas yang memiliki nilai ekonomis ynag cukup tinggi. Lobster memiliki
berbagai macam jenis dan dari sekian banyak jenis lobster yang dikembangkan
untuk budidaya adalah jenis cherax. Lobster belum banyak dikembangkan budidayanya
provinsi papua dan jawa timur.
23. KODOK
Kodok merupakan komoditas perikanan yang
dapat dibudidayakan dan merupakan komditas ekspor. Kodok yang sering
dibudidayakan adalah jenis kodok hijau yang sangat disukai sebagai santapan
oleh orang luar. Tidak banyak daerah yang mengembangkan budidaya kodok. Padahal
komoditas ini memiliki peluang pasar yang sangat baik. Kodok yang sebagaian
orang masih mempertanyakan kehalalannya ini, pembudidayaannya dapat ditemui di
provinsi jawa timur
24. LABI-LABI
Labi-labi adalah kura-kura air tawar yang
secara taksonomi masuk dalam suku trionyx. Labi-labi mempunyai kebiasaan
berjemur yang dilakukan untuk mengeringkan air yang ada pada cangkangnya
sehingga lumut-lumut dan kamur-janur yang menempel akan kering dan terkelupas.
Sehingga kesehatan labi-labi dapat terjaga dari penyakit yang terutama
diakibatkan oleh jamur. Labi-labi termasuk hewan yang penakut dan menyukai
lingkungan yang tenang. Labi-labi sebenarnya sudah dapat dibudidayakan namun
berdasarkan laporan data statistik komoditas ini sangat jarang yang
membudidayakannya. Terakhir provinsi yang melaporkan adanya produksi labi-labi
hasil budidaya adalah provinsi sumatera barat. Selain itu, tidak ditemui dalam
laporan statistik daerah yang melaporkan tentang perkembangan hasil budidaya
labi-labi.
Itulah beberapa komoditas air tawar
Indonesia yang sudah dapat dibudidayakan dan beberapa daerah yang mengembangkan
komoditas tersebut. Keanekaragaman komoditas air tawar yang sudah dapat
dibudidayakan ini sejalan dengan program direktorat jenderal perikanan budidaya
untuk mengejar target pencapaian produksi melalui salah satu programnya yaitu
diversifikasi yang maksudnya adalah penganekaragaman komoditas budidaya.
Keanekaragaman komoditas budidaya ini diharapkan secara tidak langsung
menunjang program peningkatan produksi perikanan budidaya indonesia untuk
menjadi yang terbesar.
Penerapan CBIB tidak serta merta mudah dilakukan seperti membalik telapak tangan. Dibutuhkan proses panjang untuk dapat mewujudkannya. Peran penyuluh perikanan sangat penting di lapangan. Penerapan CBIB tidak hanya sekedar penerapan teknis saja akan tetapi menyangkut pada pola sikap dan perilaku pelaku utama. Pendampingan secara komperhensif oleh penyuluh perikanan harus dilakukan tanpa lelah di lapangan. Dukungan baik sarana prasarana maupun moril dari dinas instansi mutlak harus diberikan kepada para penyuluh. Tanpa adanya dukungan yang memadai maka para penyuluh diibaratkan maju ke medan perang tanpa dibekali senjata.
Mengingat
betapa besar potensi perikanan negara kita dan besarnya nilai ekonominya maka
sudah selayaknya kegiatan penyuluhan memegang peranan penting dalam mendukung
kemajuan sektor perikanan. Dibutuhkan kebijakan yang terkomandoi secara kompak
dari pusat agar penyuluh mampu mengembangkan dunia perikanan.
Pengajuan permohonan Sertifikasi (Cara Budidaya Ikan yang Baik) CBIB dilakukan oleh unit pembudidayaan ikan, baik secara perorangan, kelompok pembudidaya (Pokdakan) maupun badan usaha dengan ketentuan sebagai berikut :
- Permohonan Sertifikasi CBIB ditujukan kepada Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi, dilengkapi dengan dokumen administrasi dan ditembuskan kepada Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota. Dokumen Administrasi meliputi:
- Fotocopy Surat Izin Usaha Perikanan (SIUP) bagi unit usaha berbadan hukum atau tanda pencatatan/keterangan usaha pembudidayaan ikan bagi unit usaha perorangan atau pengukuhan kelompok pembudidaya ikan;
- Data umum unit pembudidayaan ikan;
- Daftar fasilitas unit pembudidayaan ikan;
- Daftar catatan/rekaman kegiatan unit pembudidayaan ikan;
- Jumlah dan pendidikan tenaga kerja unit pembudidayaan ikan (Struktur organisasi dan uraian tugasnya, bagi kelompok atau perusahaan)
- Gambar layout bangunan, peta dan kondisi sekitar unit pembudidayaan ikan;
- Persyaratan pemohon (unit pembudidayaan ikan) yang mengajukan Sertifikasi CBIB diantaranya :
- Skala usaha dapat berupa perorangan, kelompok pembudidaya ikan (POKDAKAN) atau perusahaan yang menghasilkan jenis ikan konsumsi dan dipasarkan untuk lokal maupun ekspor;
- Telah melakukan usaha budidaya minimal 1 musim tanam;
- Kegiatan usaha budidaya pada tahap pendederan dan atau pembesaran ikan;
- Permohonan dapat disampaikan langsung atau melalui pos, fax, dan atau surat elektronik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar