A. PERSEBARAN IKAN SIDAT
Ikan sidat
merupakan ikan yang mempunyai penyebaran cukup luas. Ikan ini hidup di daerah
tropis maupun sub tropis. Ikan sidat banyak ditemukan di daerah yang berbatasn
langsung dengan laut dalam. Di samudra Atlantik ditemukan satu jenis sidat
yaitu Anguila anguila. Jenis sidat yang terapat di samudra atltantik ini
kemudian menyebar hingga ke wilayah Eropa dan Amerika. Di Indonesia ikan sidat
bisa ditemukan di seluruh wilayah yang berhubungan langsung dengan laut dalam.
Ikan sidat menyebar di pantai barat Sumatra, pantai selatan Jawa, Bali hingga
Nusa Tenggara dan Papua. Ikan sidat juga ditemui di wliayah timur pantai
Kalimantan, seluruh Sulawesi dan Kepulauan Maluku.
Ikan
sidat hidup di daerah estuaria (air payau) dan perairan tawar (danau, rawa,
sungai dan sawah) mulai dataran rendah hingga dataran tinggi. Keragaman jenis
tertinggi ditemukan di Perairan Samudra Pasifik dan Samudra Hindia dimana
hampir 70 % dari total spesies yang ada dijumpai di daerah tersebut. Para ahli
menduga bahwa daerah tersebut merupakan habitat asal (home land) ikan
sidat.
Berikut
adalah jenis-jenis ikan sidat di dunia yang telah berhasil diidentifikasi oleh
para ahli :
1.
Anguila
ebulosa nebulosa
2.
Anguila
nebulosa labiata
3.
Anguila
bicolor bicolor
4.
Anguila
mosambica
5.
Anguila
borneensis
6.
Anguila
obscura
7.
Anguila
megastoma
8.
Anguila
reihardti
9.
Anguila
dieffenbachia
10. Anguila marmorata
11. Anguila celebesensis
12. Anguila ancestralis
13. Anguila schmidti
14. Anguila rostrata
15. Anguila anguilla
16. Anguila bicolor pacifica
17. Anguila interiora
18. Anguila japonica
19. Anguila australis australis
Sedangkan
menurut distribusi penyebarannya secara geografis dapat dilihat pada tabel di
bawah ini ;
Tipe
Zona
|
Jenis
|
Distribusi
|
Temoerate
|
Anguila
anguila
|
Inggris,
Jerman, Belanda, Prancis, Italy
|
Anguila
rostrata
|
Amerika Timur
, Kanada
|
|
Anguila
japonica
|
Jepang, Cina
|
|
Anguila
reinhardti
|
Australia
|
|
Anguila
marmorata
|
Afrika,
Indonesia
|
|
Anguila
celebensis
|
Pilipina,
Indonesia
|
|
Anguila
megastroma
|
Kaledonia Baru
|
|
Anguila
ancentralis
|
Indonesia
|
|
Sirip
panjang ekuator
|
Anguila
Borneensis
|
Indonesia
|
Anguila nebulosa
nebulosa
|
Sri Langka
|
|
Anguila
mossambica
|
Afrika
|
|
Anguila
bicolor bicolor
|
Indonesia, Sri
Langka
|
|
Anguila
bicolor pacijica
|
Indonesia
|
|
Anguila
obscura
|
Kaledonia Baru
|
|
Anguila
dielfenbachi
|
Selandia Baru
|
|
Sirip pendek
temperate
|
Anguila
australis australis
|
Australia
|
Anguila
australis schmidti
|
Kaledonis Baru
|
Indonesia
setidaknya memiliki 6 jenis ikan sidat yaitu Anguila mormorata, Anguila
celebensis, Anguila ancentralis, Anguila borneensis, Anguila bicolor bicolor
dan Anguila bicolor pacifica. Dari keenam jenis ikan sidat tersebut, sudah dua
jenis yang telah berhasil dibudidayakan yaitu Anguila bicolor dan Anguila
marmorata.
Perbedaan
kedua jenis ikan sidat tersebut dapat dillihat dari ciri fisiknya. Anguila
marmorata disebut juga sidat kembang karena warna tubuhnya seperti kulit
terkena penyakit panu, berbintik-bintik agak besar dan mempunyai struktur
tulang dan duri lebih rumit dibanding dengan sidat bicolor. Panjang tubuh ikan
sidat marmorata bisa mencapai 1 meter saat beratnya mencapai 1 kg. Ikan sidat
jenis ini banyak ditemui di daerah Indonesia bagian timur yaitu di daerah
Sulawesi, Ambon dan Papua.
Anguila mormorata
Anguila bicolor
Sedangkan untuk sidat bicolor mempunyai ciri fisik berkulit halus mulus tidak mempunyai bintik-bintik, warna tubuh bagian atas lebih gelap daripada bagian perut sidat. Sidat jenis ini memiliki struktur tulang dan duri hamppir 90 % mirip struktur tulang sidat Anguila japonica atau sidat khas Jepang sehingga ikan sidat jenis ini banyak diburu dan diminati konsumen jepang untuk dijadikan masakan unagi kabayaki. Penyebarannya banyak ditemui disepanjang pantai barat Sumatra bagian selatan khatulistiwa, sepanjang pantai selatan Jawa dari Ujung Kulon hingga Banyuwangi dan ada juga ditemui sebagian di Kalimantan dan Sulawesi.
B.
MORFOLOGI IKAN SIDAT
Secara sekilas
ikan sidat mirip belut di sawah, namun perbedaan mendasarnya adalah adanya
sirip dada yang terletak di belakang kepala dan mirip seperti daun telinga
sehingga sering disebut belut bertelinga. Bentuk tubuh yang memanjang seperti
ular memungkinkan ikan sidat untuk berenang di celah-celah sempit dan lubang di
dasar periaran. Sidat mempunyai sirip punggung dan perut tidak berduri. Sisik
pada ikan sidat berbentuk kecil membujur. Sirip dada sempurna, mata tertutup
oleh kulit. Lubang hidung terletak di bagian depan, mulut agak miring dan
sampai melewati mata. Sidat juga mempunyai sirip kecil yang stersusun dalam
suatu kelompok yang tersembunyi dalam kulit.
Bentuk tubuh ikan
sidat adalah bulat memanjang yang terdiri dari kapala, perut dan ekor.
Perbandingan tinggi dan panjang tubuhnya adalah 20 : 1. Kepala sidat berbentuk
segitiga, memiliki mata, hidung, mulut dan tutup insang. sidat merupakan hewan
nokturnal atau hewan yang aktif di malam hari sehingga matanya tidak kuat
apabila terkena sinar matahari. Mulut sidat membelah hampir sepanjang
kepalanya. Sebagai penciuman sidat menggunakan hidungnya. Tutup insang berada
dibawah kepala atau di depan sirip dada. Panjang tubuh ikan sidat berbeda-beda
menurut jenisnya. Panjang tubuhnya berkisar antara 50 – 125 cm
C. KLASIFIKASI
IKAN SIDAT
Ada dua orang ahli
yang telah mengklasifikasikan ikan sidat yaitu Lagler dan Nelson. Menurut
Lagler klasifikasi ikan sidat adalah sebagai berikut ;
Kelas :
Osteichthyes
Subkelas :
Actinopterygii
Ordo : Anguilliformes (Apodes)
Subordo :
Anguilloidea
Famili :
Anguillidae
Genus :
Anguila
Ikan sidat Genus
Anguila terdiri atas 18 – 23 spesies yang sebagian besarnya hidup di daera tropis.
Indonesia merupakan daerah ansestral dan pusat keanekargaman ikan sidat.
Spesies Anguila marmorata merupakan spesies yang penyebarannya paling luas
yaitu di sekitar wilayah pantai Samudra Hindia.
Di Indonesia ikan
sidat mempunyai berbagai macam nama lokal. Di daerah Jawa Tengah ikan sidat
disebut juga ikan pelus, ikan gateng, ikan lembu, ikan denong, megaling, ikan
lara, dan ikan lucah. Sedangkan di Jawa Barat ikan sidat disebut juga ikan
uling, ikan moa, ikan lubang, ikan lumbon dan ikan larak. Sedangkan di Sulawesi
ikan sidat disebut ikan masapi dan sogili.
Sedangkan menurut Nelson
klasifiksi ikan sidat adalah sebagai berikut ;
Filum :
Chordata
Sub filum :
Euchordata
Kelas :
Osteichthyes
Subkelas :
Actinoptrygii
Infrakelas :
Teleostei
Superordo :
Elomorpha
Famili :
Anguilidae
Genus :
Anguilla
Spesies :
Anguilla spp.
Antar genus ikan sidat membedakannya adalah dengan adanya
sirip dada dan awal sirip punggung yang agak jauh dari kepala serta tutup
insang terletak dekat dengan bagian kepala (pectoral).
D.
HABITAT DAN SIKLUS HIDUP
Ikan sidat
merupakan ikan Katadromous, yaitu ikan yang masa lahirnya hidup di perairan
asin/ laut dan saat dewasanya bermigrasi ke perairan tawar dan kembali ke laut
saat dewasanya untuk melakukan pemijahan apabila telah matang gonad.
Pada saat larva,
sidat hidup di laut berbentuk seperti daun lebar, tembus cahaya dan dikenal
sebagai leptocephalus. Leptocephalus ini hidup seperti plankton yang terombang
ambing ombak samudra dan terbawa arus mendekati pantai. Pada stadium elver
sidat ditemukan di daerah pantai dengan panjang tubuh 5-7 cm dan tubuhnya
tembus cahaya. Elver ini hidup selama 1 tahun di daerah estuaria. Setelah itu
sidat akan berenang menentang arus menuju daerah hulu sungai. Setelah bertemu
daerah dengan perairan dalam dan luas seperti bendungan, rawa, danau maka ikan
sidat akan menetap dan tumbuh menjadi ikan dewasa.
Secara umum daur
hidup ikan sidat dibagi menjadi 3 fase yaitu ;
1.
Fase
hidup di laut
Fase
awal ini merupakan masa dimana telur menetas menjadi larva (laptocephali)
berbentuk seperti pita transparan
2.
Fase
hidup di daerah muara (estuarin)
Pada
masa ini larva telah berkembang menjadi elver atau “glass eel” dengan tubuh
masih transparan. Pada masa ini elver aktif berenang menuju daerah muara menuju
tempat dengan kadar garam lebih rendah.
3.
Fase
hidup di air tawar
Pada
fase ini dimulai sejak elver tumbuh menjadi ukuran fingerling (jari) hingga
tumbuh besar dewasa.
Sedangkan menurut perkembangannya, ikan
sidat mempunyai tahap-tahap sebagai berikut ;
1.
Stadia
larva
Berukuran
sangat kecil sekitar 5 mm setelah menetas di laut.
2.
Stadia
leptocephalus
Fase
dimana ikan sidat telah berbentuk daun yang transparan dan hanyut dibawa arus.
3.
Stadia
metamorfosis
Pada
tahap ini ikan sidat telah berbentuk seperti ikan sidat dewasa secara
keseluruhan tetapi belum mempunyai warna tubuh (masih transparan).
4.
Stadia
glass eel
Pada
tahap ini ikan sidat berenang ke daerah muara sungai. Tubuhnya masih transparan
dan mulai akan berwarna ketika memasuki kawasan pantai.
5.
Stadia
elver
Stadia
ini ikan sidat telah berwarna. Banyak dijumoai di muara sungai
6.
Stadia
yellow eel
Stadia
ini ikan sidat sudah tumbuh menjadi dewasa di perairan air tawar di sungai,
danau atau bendungan.
7.
Stadia
silver eel
Stadia
dimana ikan sidat telah matang gonad dan siap bertelur menuju ke laut lagi.
Setelah memijah ikan sidat kemudian mati.
Dalam
lingkungan hidupnya, ikan sidat mampu hidup pada kisaran suhu 12 – 31 ºC. Pada suhu dibawah 12 ºC nafsu makan ikan sidat akan menurun.
Salinitas air yang bisa ditoleransi berkisar antara 0 – 35 ppm. Pada kadar
oksigen yang rendah ikan sidat masih hidup karena ikan sidat mempunyai
kemampuan untuk mengambil oksigen langsung dari udara dan mampu bernafas dengan
kulit disekujur tubuhnya. Kadar oksigen minimal untuk ikan sida adalah 3,0 ppm.
Apabila kadar oksigen 1,0 – 2,0 maka ikan sidat akan sering muncul di permukaan
air. Ikan sidat akan menurun nafsu makannya dan terhambat pertumbuhannya pada
lingkungan dengan suhu 20 – 23 ºC dan kadar oksigen kurang dari 3 ppm.
E. MAKANAN
IKAN SIDAT
Pada saat masih kecil ikan sidat
memakan segala jenis makanan (omnivora) dan saat dewasa menjadi bersiat
karnivora atau memakan daging. Makanan ikan sidat di alam adalah jenis-jenis
kepiting, keong dan udang. Sedangkan pada stadia elver makanan ikan sidat
berupa plankton, ikan kecil, udang dan serangga. Pada saat telah dewasa ikan
sidat menyukai makanan berupa cacing, serangga, moluska, udang dan ikan lain.
Ikan sidat bisa bersifat kanibal atau
memangsa ikan sidat lainnya saat kondisi lapar dan tidak tersedia makanan di
lingkunganya. Biasanya ikan sidat dengan ukuran yang lebih besar akan memangsa
ikan sidat yang berukuran lebih kecil. Makanan ikan sidat sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan tubuh dan kematangan gonadnya. Ikan sidat jantan matang
gonad setelah berusia 3-4 tahun sedangkan ikan sidat betina 4-5 tahun.
F.
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN
HIDUP
Laju pertumbuhan
ikan sidat tercepat adalah pada masa juvenil (remaja). Hal ini terjadi karena
energi makan yang msuk ke dalam tubuh semuanya digunakan untuk pertumbuhan dan
belum digunakan untuk mematangkan gonad.
Di daerah tropis
ikan sidat mempunyai pertumbuhan yang cepat pada bulan April hingga September
karena pada periode ini ikan sidat aktif mencari makan.
Di alam, ikan
sidat hidup secara bergerombol dan lebih menyukai dasar perairan karena
sifatnya yang tidak menyukai cahaya terang. Pada siang hari ikan sidat tinggal
di dalam lubang-lubang dan ketika malam hari akan keluar aktif berenang mencari
makan.
G.
REPRODUKSI
Setelah tumbuh mejadi dewasa dan
menjadi yellow eel, ikan sidat akan matang gonad dan disebut menjadi silver eel
yang akan berenang menuju ke laut untuk memijah.
Di laut, habitat memijah ikan sidat
berada dalam palung dengan kedalaman 400-500 meter dengan suhu 16-17 ºC dan kadar garam 35 ppm. Jumlah telur
yang dihasilkan induk betina berkisar antara 7 – 13 juta butir dengan diameter
1 mm. Telur akan menetas setelah 4-5 hari. Setelah memijah ikan sidat akan
mati.
H.
KANDUNGAN GIZI IKAN SIDAT
Ikan sidat merupakan kan dengan nilai
ekonomis tinggi yaitu harganya cukup mahal jika dibandingkan dengan jenis-jenis
ikan lainnya. Hal ini dikarenakan tingkat kesulitan yang cukup tinggi dalam
budidayanya dan juga sulitnya mencari
tangkapan di alam pada saat dewasanya. Faktor lain yang menyebabkan ikan ini
cukup mahal adalah kandungan gizinya yang cukuo tinggi. Hal ini disebabkan
karena kemampuan hidup ikan sidat yang bisa hidup di dua alam yaitu air ain
(laut) dan air tawar.
Berikut kandungan gizi ikan sidat
dalam 100 gram bahan segar ;
Komponen
|
Anguilla
japonica
|
Anguilla
bicolor
|
Protein
|
16,8
|
18,70 – 20,32
|
Lemak
|
12,4
|
7,23 – 8,11
|
Air
|
69,6
|
67,79 – 70,73
|
Abu
|
1,2
|
2,69 – 3,20
|
Serat
|
0,73 – 0,77
|
Ikan sidat berasa harum dan gurih,
disebut juga sebagai ginseng air yang berfungsi untuk menghambat penuaan dini
dan dipercaya dapat meningkatkan vitalitas kaum pria. Ikan sidat memiliki
kandungan nutrisi protein, karbohidrat, dan omega 3 yang tinggi. Omega 3
merupakan nutrisi yang sangat baik untuk perkembangan otak manusia sehingga
dapat memperlambat kepikunan.
Dari beberapa penelitian didapatkan
hasil bahwa kandungan nutrien ikan sidat lebih baik dari kandungan susu sapi,
diantara adalah vitamin B1 lebih banyak 25 kali lipat dari susu sapi, vitamin
B2 lebih banyak 5 kali lipat susu sapi dan vitamin A lebih banyak 45 kali serta
kandungan zinc 9 kali lebih banyak dar susu sapi.
Sudah banyak yang membuktikan
mengkonsumsi ikan sidat banyak sekali manfaatnya. Bagi yang telah rutin
mengkonsumsi ikan sidat akan merasakan manfaatnya diataranya meningkatkan daya
ingat, memperlancar peredaran darah, mempertahan kan tekanan darah normal dan
mengobati pembuluh darah otak.
Ikan sidat juga mengandung asam lemak
tak jenuh sehingga bagi orang yang mengkonsumsinya tidak perlu khawatir badan
kan menjadi gemuk. Bagi kesehatan mata ikan sidat juga bisa dirasakan mampu
memberikan manfaat. Hal ini dikarenakan kandungan vitamin A yang cukup tinggi
pada ikan sidat.
Salam
BalasHapus