Sabtu, 29 September 2018

USAHA PEMBENIHAN LELE





Pemijahan (pembenihan) adalah proses pengeluaran sel telur oleh induk betina dan sperma oleh induk jantan yang diikuti oleh pertemuan/pembuahan keduanya. Pemijahan merupakan satu tahapan penting dalam kehidupan ikan untuk mempertahankan kehidupannya, sehingga untuk pemijahan ini perlu dilakukan secara cermat dan hati-hati.
Usaha pembenihan merupakan kegiatan budidaya untuk menghasilakan benih lele yang siap untu ditebar atau dibesarkan. Adapun kegiatan yang dilakukan meliputi pemijahan induk, penetasan telur dan pemeliharaan burayak hingga benih lele siap tebar untuk dibesarkan.
Benih lele siap tebar umumya dalam bentuk gelondongan, yaitu berumur 1 – 2 bulan yang selanjutnya dipelihara melalui usaha pembesaran hingga siap dikonsumsi. Biasanya, ukuran benih gelondongan dibagi menjadi beberapa ukuran, misalnya ukuran 2 -3 cm, 3 – 5 cm, 4 – 6 cm, 5 – 7 cm dll.

Dari waktu ke waktu permintaan benih lele siap tebar semakin meningkat. Selain dibesarkan, benih lele juga bisa digunakan sebagai pakan ikan hias atau pakan hewan peliharaan seperti kura-kura dan ular.  Usaha pembenihan lele relatif lebih cepat menghasilkan keuntungan, karena pembudidaya bisa menjual ikan dalam usia yang relatif sangat singkat, yaitu pada usia 21 – 30 hari. Namun usaha ini cukup riskan, karena tingkat kematian ikan sejak menetas hingga menjadi bibit siap tebar atau gelondongan cukup tinggi.
Untuk menyiasati usaha ini, diperlukan peralatan pendukung yang bisa meningkatkan kemampuan hidup benih. Peralatan yang bisa digunakan berupa aerator atau alat penghasil gelembung oksigen.

A.        MEMPEROLEH INDUK LELE UNGGUL
Faktor kunci lain budidaya lele terletak pada indukan. Jika induk tidak berkualitas atau tidak unggul, usaha budidaya yang dilakoni juga akan tidak maksimal. Selain produksi telurnya rendah, tingkat pertumbuhan bibit yang dihasilkan tidak akan optimal.
Induk lele unggul harus berasal dari indukan yang unggul pula. Induk unggul ini memangsu dah dipersiapkan sejak awal, darip emijahan, penetasan, hingga pemeliharaannya. Ketika masih berupa bibit, calon indukan ini diseleksi melalui beberapa kali proes penyaringan, sehingga diperoleh bibit unggul dengan kondisi fisik yang lebih baik dan badannya lebih bongsor jika dibanding dengan saudara sepenetasannya.
Metode seleksi induk yang digunakan  ada 2 macam :
1.    Metode seleksi massa
Seleksi massa maupun individu merupakan seleksi terhadap keturunan hasil pemijahan induk yang mempunyai fenotif yang baik. Sifat-sifat yang diseleksi meliputi bobot/ukuran, keragaman luar, pigmentasi, keadaan fisik, ketahanan terhadap lingkungan dan penyakit. Kemungkinan kesalahan dalam memperoleh sifat yang diharapkan sangat besar, karena genotif dari ikan yang diseleksi diketahui.

2.    Metode seleksi famili
Seleksi ini dilakukan untuk memperoleh beberapa famili yang merupakan keturunan dari pasangan-pasangan induk atau kelompok pasangan dalam jumlah kecil yang merupakan hasil seleksi terbaik dari sifat yang dikehendaki. Intensitas seleksi famili lebih kecil dari pada seleksi massa, karena hanya akan disisihkan beberapa ikan yang terbaik saja untuk dijadikan induk.

            Berdasarkan kedua metode seleksi tersebut, maka untuk induk ikan lele dapat kita pilih menurut :
1.    Pertumbuhan cepat bila dibandingkan dengan yang lain dari satu famili (satu induk/pemijahan)
2.    Tidak pernah stress berat pada masa pemeliharaan.
3.    Sehat, tidak cacat, lincah, warna kulit punggung coklat kehitaman dan mengkilat apabila terkena sinar matahari.
4.    Induk jantan dan betina tidak dari satu famili (menghindari in breeding).
5.    Berumur kurang lebih 1 tahun atau 8-10 bulan pemeliharaan di kolam dengan berat kurang lebih 500 gram atau lebih, panjang tubuh 20-25 cm atau lebih.
Guna menghindari inbreeding sebaiknya calon induk dapat kita ambil dari beberapa petani pembudi daya ikan lele yang telah kita pantau sebelumnya. Untuk membedakan antara ikan lele jantan dan betina dapat kita lihat dari warna tubuh, alat kelamin, bentuk kepala, perut, postur tubuh maupun gerakannya.

B.        MENENTUKAN INDUK JANTAN DAN BETINA
Lele yang akan dijadikan induk sebaiknya telah berumur 1 tahun. Bila dirawat dengan baik, lele yang berumur 1 tahun dapat mencapai ukuran sebesar lengan orang dewasa.


Gambar induk lele betina (no.1) dan induk lele jantan (no. 2)

Ciri-ciri induk lele betina yang baik, antara lain :
v  Bentuk tubuh kekar dg kepala lbh besar , mulut membulat, dan perut lebar
v  Minimal berumur 18 bln
v  Responsif thd pakan, tahan penyakit, gerakan lamban, jinak dan cepat tumbuh
v  Warna kulit agalebih gelap dari biasanya.
v  Alat kelamin berbentuk oval, berwarna kemerahan dan lubangnya agak lebar
v  Perut membesar ke arah anus dan bila diraba terasa empuk
Ciri-ciri induk lele jantan yang baik, antara lain :
v  Bentuk tubuh kekar, mulut membulat, berwana cerah, dan kepala lebih kecil dari betina.
v  Minimal berumur 8 bulan dengan berat rata-rata 500-1000 gr per ekor.
v  Responsif terhadap pakan, tahan penyakit, gerakan lincah, jinak dan cepat tumbuh.
v  Kulit lebih halus dibanding dengan betina.
v  Alat kelamin menonjol, memanjang ke arah belakang dan berwarna kemerahan.
v  Bukan satu keturunan dengan betina.
v  Bila diurut keluar sperma, warna putih bening agak kental

C.        PERAWATAN CALON INDUK
Lele yang akan dipijahkan harus diperhatikan nutrisinya. Pemberian pakan berkualitas akan mempercepat kematangan telur, meningkatkan daya tetas dan kelangsungan hidup benih. Selain itu, pengelolaan kualitas air kolam juga perlu diperhatikan dengan baik karena juga berpengaruh terhadap pembentukan dan pematangan telur pada induk lele.
Selama perawatan induk lele diberi pakan yang mengandung protein tinggi, seperti daging bekicot, ayam, isi perut ikan, katak sawah atau pakan buatan berupa pelet dengan kadar protein yang relatif tinggi, yaitu sekitar 60%. Cacing sutera kurang baik untuk pakan induk lele, karena kandungan lemaknya cukup tinggi. Sebaiknya, pemberian cacing sitera harus sudah dihentikan seminggu menjelang masa pemijahan. Pakan diberikan pada pagi dan sore hari dengan jumlah yang cukup. Untuk mempercepat pematangan gonad bisa diberikan suplemen tambahan berupa vitamin e. Kini sudah tersedia suplemen vitamin e berupa ovagrow.
Agar induk  lele sehat dan terhindar dari penyakit, kebersihan air kolam harus tetap dijaga. Ganti dan tambah air kolam secara berkala. Namun, air tidak boleh jernih, karena bisa menyebabkan lele memijah sendiri. Jadi usahakan kondisi air tetap keruh, tetapi bersih.

D.     CIRI-CIRI  INDUK LELE SIAP PIJAH
Lele siap pijah atau matang gonad biasanya ditandai dengan beberapa ciri, seperti  mulai berpasangan dan saling mengejar antara jantan dan betina. Induk betina siap pijah ditandai dengan perut yang membesar (gendut) dan bila perutnya diraba terasa lembek. Selain itu, duburnya mulai berwarna kemerahan dan agak menonjol.
Kriteria kualitatif induk lele jantan :
  • Kepala indukan jantan lebih kecil dari indukan ikan lele betina.
  • Warna kulit dada indukan jantan agak tua bila dibanding indukan betina.
  • Kelamin jantan menonjol, memanjang ke arah belakang, terletak di belakang anus. Lele jantan yang sudah matang gonad ditandai dengan warna alat kelamin kemerahan dan meruncing serta panjanganya sudah melampui pangkal sirip ekor
  • Gerakan indukan jantan lincah, tulang kepala pendek dan agak gepeng
  • Perut indukan jantan lebih langsing dan kenyal bila dibanding indukan ikan lele betina.
  • Bila diurut dari bagian perut ke arah ekor indukan lele jantan akan mengeluarkan cairan putih kental (spermatozoa+mani).
  • Kulit lele jantan lebih halus dibanding betina.
Kriteria kualitatif induk lele betina :
  • Kepalanya lebih besar dibanding induk lele jantan.
  • Warna kulit dada agak terang.
  • Kelamin berbentuk oval atau bulat daun, berwarna kemerahan, lubangnya agak lebar, letaknya di belakang anus.
  • Gerakannya lambat, tulang kepala pendek dan agak cembung.
  • Perutnya lebih gembung dan lunak.
  • Bila diurut dari bagian perut ke arah ekor indukan betina akan mengeluarkan cairan kekuning-kuningan (ovum/telur).
  • Kulitnya lebih kasar dibanding induk lele jantan.
Sementara itu, induk jantan yang siap  kawin dicirikan dengan bentuk perut  yang  ramping, bila  diurut pelan akan keluar cairan putih (sperma). Jika tanda-tanda seperti diatas telah kelihatan, sebaiknya induk lele tersebut segera dipinjahkan ke kolam pemijahan untuk dikawinkan.

E.        TEKNIK PEMIJAHAN LELE
Proses pemijahan atau pembenihan pada ikan lele dapat dilakukan dngan 3 (tiga) teknik, yaitu :
1.   Teknik pemijahan secara intensif (induce breeding) dengan menyuntikkan hormon ovaprim / hipofisa pada induk betina
2.   Teknik pemijahan secara semi intensif (induce spawning)  pengurutan telur dan sperma
3.   Teknik pemijahan secara alami


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BUDIDAYA IKAN SISTEM KARAMBA